



Menilik Peluang Ekspor Kelapa Indonesia ke China
- Pada awal April ini, gelombang pertama kelapa segar asal Indonesia dengan bobot total 200 kg tiba di China melalui jalur udara. Kabar ini dengan cepat menjadi viral di kalangan pencinta kelapa di China karena telah menghadirkan pilihan baru bagi para konsumen.
Kelapa Indonesia merupakan pendatang baru di pasar China, yang telah lama didominasi oleh kelapa asal Thailand, Vietnam, dan Filipina.
Lalu, apa keunggulan komparatif kelapa segar dari Indonesia dan bagaimana prospek buah tropis tersebut di China?
Tingginya Permintaan Kelapa di China
Jika Anda berjalan-jalan di pusat perbelanjaan di China atau memesan minuman dan buah secara daring di China, Anda akan melihat semakin banyak gerai yang menjual kelapa dan produk-produk olahannya, termasuk santan, es krim rasa kelapa, atau makanan ringan yang terbuat dari kelapa.
Laporan dari Zero Power Intelligence Group, sebuah lembaga penelitian pasar di China, menunjukkan pasar negara tersebut memiliki permintaan yang sangat besar terhadap kelapa, yaitu sekitar 4 miliar buah per tahun, termasuk 2,6 miliar buah kelapa segar.
Namun, produksi domestik di China hanya mampu memenuhi sekitar 10 persen dari permintaan tersebut, mengingat sebagian besar wilayah China bukan daerah tropis.
Hal ini membuka peluang besar bagi negara-negara Asia Tenggara yang menjadi sumber utama buah kelapa. Thailand merupakan negara pengekspor utama kelapa yang dikirim ke China setiap tahunnya. Setelah Thailand, Vietnam dan Filipina juga merupakan negara pengekspor kelapa utama ke pasar China.
Data dari Kepabeanan Umum China menunjukkan bahwa pada 2024, China mengimpor sekitar 921.000 ton kelapa segar, dengan sekitar 341.000 ton di antaranya berasal dari Thailand.
Kelapa Thailand telah mendominasi pasar China selama bertahun-tahun.
Chen Juanjuan, manajer di sebuah perusahaan logistik internasional yang berbasis di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan, menjelaskan perusahaannya mengimpor kelapa segar dari Thailand melalui Pelabuhan Qinzhou di Guangxi, karena kelapa
Nam Hom asal Thailand sudah dikenal luas di China.
Menurut Chen, alasan kesuksesan kelapa Thailand di pasar China adalah karena kualitasnya yang terjamin serta kehadirannya yang jauh lebih awal di pasar China dibandingkan dengan produk negara lain, sehingga konsumen China sudah memercayai kualitasnya.
Selain itu, produk-produk kelapa seperti santan, minuman manis yang mengandung air kelapa, dan berbagai jajanan lainnya yang terbuat dari kelapa Thailand telah lama populer di pasar China, sehingga banyak perusahaan lokal yang sudah terlibat dalam rantai pasokan industrinya.
Kendati demikian, sejumlah pelaku industri di China memperingatkan bahwa produksi kelapa di Thailand sedang menghadapi berbagai tantangan karena rentan terhadap kekeringan dan serangan hama, sehingga volume panennya cenderung tidak stabil.
Selain kelapa Thailand, Vietnam juga aktif dalam mengirim kelapa segar ke China. Li Jian, staf senior di perusahaan logistik lainnya di Guangxi, mengatakan rute pengiriman kelapa segar yang menggunakan kereta dari Vietnam ke China sangat efisien dalam mengurangi biaya transportasi, sehingga dapat membantu menurunkan biaya.
Pada 30 Oktober 2024, batch pertama kelapa segar berbobot 42 ton dikirim dari Vietnam ke China melalui Pelabuhan Darat Pingxiang dan kemudian didistribusikan ke Guangzhou, kota metropolis di China selatan.
Kelapa bulat dijual di di Pasar Palmerah, Jakarta, Rabu (16/4/2025).Tantangan dan Peluang bagi Kelapa Indonesia
Sejumlah pelaku industri menyebutkan bahwa kelapa Indonesia di China masih kurang populer karena baru memasuki pasar, sehingga membutuhkan promosi dan publisitas yang lebih intensif. Biaya transportasi juga mungkin menjadi tantangan lain bagi kelapa Indonesia di China.
Chen Juanjuan mengatakan Indonesia, sebagai negara dengan output kelapa terbesar di dunia, mampu menyediakan kelapa segar dalam jumlah yang besar dan stabil, yang akan menarik perhatian pelanggan dengan permintaan yang besar dan berkelanjutan.
Keunggulan geografis dan metode penanaman tradisional yang diterapkan di banyak perkebunan di Indonesia bisa menjamin kualitas kelapa yang dihasilkan.
Di sisi lain, beberapa perusahaan di China sudah menjalin kerja sama dengan Indonesia dalam hal pengolahan kelapa, salah satunya adalah Luckin Coffee, gerai kopi terkemuka di China.
Produk-produk unggulan Luckin Coffee di China adalah Latte Kelapa Segar. Menurut data, sejak minuman ini diluncurkan pada 2021, jumlah penjualannya telah melebihi 1,2 miliar porsi, dengan rekor penjualan harian mencapai 420.000 porsi.
Pada Maret 2025, Luckin Coffee menjalin kerja sama dengan Kabupaten Banggai di Provinsi Sulawesi Tengah untuk pengadaan kelapa segar sebanyak 1 juta ton dalam lima tahun ke depan, bersama dengan mitranya.
Luckin Coffee memilih Kabupaten Banggai sebagai pusat dalam rantai pasokannya karena kualitas kelapa lokal yang dapat diandalkan. Kesuksesan produk-produk kelapa dari Luckin Coffee juga menarik perhatian kompetitornya di China, yang membuka potensi besar bagi industri kelapa di Indonesia.
Dengan peningkatan kerja sama "Dua Negara, Taman Kembar" antara Indonesia dan China, rantai industri produk kelapa di Indonesia diharapkan dapat lebih disempurnakan. Beberapa analis di China telah menyatakan optimisme mereka terhadap prospek kelapa Indonesia di pasar China.