Induk ChatGPT Digugat Penerbit 45 Media, Diduga Melanggar Hak Cipta
Ilustrasi logo OpenAI dan ChatGPT.(Reuters)
18:57
25 April 2025

Induk ChatGPT Digugat Penerbit 45 Media, Diduga Melanggar Hak Cipta

- Pengembang chatbot ChatGPT, OpenAI, kembali mendapat gugatan dari perusahaan media atas dugaan pelanggaran hak cipta.

Kali ini, gugatan dilayakan oleh Ziff Davis, perusahaan media digital yang membawahi lebih dari 45 media ternama seperti IGN, CNET, PCMag, LifeHacker, hingga Everyday Health.

Dalam dokumen gugatan yang pertama kali dilaporkan The New York Times, Ziff Davis menuduh OpenAI telah "secara sengaja dan terus-menerus" menggunakan konten dari berbagai situs yang mereka kelola, dengan tanpa izin, untuk untuk membuat tanggapan (menjawab perintah/pertanyaan pengguna) di chatbot ChatGPT.

Perusahaan juga menuduh OpenAI telah menghapus informasi hak cipta dari konten yang diambil.

Gugatan ini dilayangkan ke pengadilan federal Delaware, Amerika Serikat, setelah Ziff Davis menemukan ratusan salinan lengkap dari konten miliknya dalam dataset WebText milik OpenAI. Dataset ini sempat dibuka secara publik, kemudian ditemukan oleh Ziff Davis.

Induk outlet media CNET, PCMag, LifeHacker ini pun menuntut pengadilan agar menghentikan OpenAI dari “mengeksploitasi” karya-karyanya serta meminta penghancuran semua dataset dan model AI yang mengandung konten dari media di bawah Ziff Davis.

Menanggapi gugatan tersebut, juru bicara OpenAI Jason Deutrom mengatakan bahwa model AI mereka dilatih menggunakan data yang tersedia untuk umum dan tetap mengacu pada prinsip fair use atau penggunaan wajar.

“ChatGPT membantu meningkatkan kreativitas manusia, mendorong penemuan ilmiah dan riset medis, serta memberdayakan ratusan juta orang dalam kehidupan sehari-hari. Model kami dilatih dengan data yang tersedia secara publik dan mengedepankan prinsip fair use (penggunaan wajar)," kata Deutrom.

Bukan kasus pertama

Gugatan Ziff Davis ini menambah deretan kasus hukum yang tengah dihadapi OpenAI terkait pelanggaran hak cipta.

Sebelumnya, perusahaan AI yang didukung oleh Microsoft itu telah digugat oleh sejumlah pihak, termasuk The New York Times, Dow Jones, serta para penulis dan seniman visual, atas tuduhan menggunakan ribuan karya berhak cipta tanpa izin untuk melatih sistem AI generatif mereka.

Di sisi lain, beberapa media lain seperti Vox Media (induk The Verge), The Atlantic, The Financial Times, dan The Associated Press telah lebih dulu menandatangani perjanjian lisensi konten dengan OpenAI, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Verge, Jumat (25/4/2025).

OpenAI minta pemerintah longgarkan aturan fair use

CEO OpenAI Sam Altman menerima gugatan hukum atas tuduhan melakukan pelecehan seksual kepada adik perempuannya, Ann Altman saat mereka masih anak-anaklaverdadnoticias.com CEO OpenAI Sam Altman menerima gugatan hukum atas tuduhan melakukan pelecehan seksual kepada adik perempuannya, Ann Altman saat mereka masih anak-anakSebelumnya, pada pertengahan Maret lalu, OpenAI juga dilaporkan meminta pemerintah Amerika Serikat melonggarkan aturan yang melarang penggunaan materi berhak cipta untuk melatih model kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).

OpenAI berargumen bahwa kebijakan yang lebih fleksibel dapat membantu Amerika Serikat tetap unggul dalam persaingan AI global, terutama menghadapi kompetitor dari China.

Permintaan ini diajukan sebagai bagian dari proposal untuk AI Action Plan pemerintahan Donald Trump.

Dalam proposalnya, OpenAI mendorong kebijakan yang lebih mendukung inovasi, termasuk mengurangi pembatasan hak kekayaan intelektual yang dianggap “terlalu membebani” perusahaan AI.

Salah satu caranya dengan melonggarkan aturan fair use (penggunaan wajar) untuk konten yang mengandung hak cipta.

Fair Use adalah konsep dalam hukum hak cipta yang memungkinkan seseorang menggunakan materi berhak cipta tanpa izin dari pemiliknya dalam kondisi tertentu.

Di Amerika Serikat, konsep ini diatur dalam Copyright Act of 1976 dan sering digunakan dalam konteks pendidikan, penelitian, kritik, pelaporan berita, serta parodi.

Isu hak cipta memang menjadi tantangan besar bagi pengembang AI. Model AI seperti ChatGPT dilatih menggunakan data dari berbagai sumber di internet, termasuk situs web, buku, artikel berita, dan dokumen lain yang tersedia secara publik.

Banyak materi yang tersedia di internet sebenarnya memiliki hak cipta, meskipun bisa diakses publik.

Inilah yang menjadi perdebatan, karena AI dapat memproses dan "belajar" dari materi tersebut tanpa izin eksplisit dari pemilik hak cipta. Pun, pemilik hak cipta juga tidak menerima kompensasi.

Meskipun menghadapi berbagai gugatan, OpenAI tetap berpendapat bahwa strategi mereka, yang mendorong pendekatan fair use dan mengurangi pembatasan hak kekayaan intelektual, bisa memberikan manfaat bagi kreator sekaligus menjaga dominasi Amerika Serikat dalam bidang AI dan keamanan nasional.

Tag:  #induk #chatgpt #digugat #penerbit #media #diduga #melanggar #cipta

KOMENTAR