



Menjawab Tantangan Industri Film: Saatnya Cetak Sineas Unggul dari Bangku Kuliah
Industri film Indonesia tengah mengalami perkembangan pesat, seiring dengan meningkatnya minat generasi muda terhadap dunia perfilman. Hal ini menjadikan kebutuhan akan talenta muda yang kreatif dan terampil di balik layar pun semakin besar.
Perkembangan ini kemudian mendorong berbagai lembaga pendidikan untuk berperan aktif dalam menciptakan generasi baru yang siap mengisi posisi penting di industri film. Salah satunya program studi film di Binus University yang memasuki usia ke-15 tahun pada tanggal 10 September 2025 mendatang.
Merayakan hari jadinya, Prodi Film Binus University menggelar program 15th BINUS Film Anniversary Roadshow, yang akan dilaksanakan di Makassar, Denpasar, dan Yogyakarta. Serangkaian agenda utama akan digelar dalam perayaan ini, yaitu peluncuran trailer dan tagar. Dan setelah itu akan ada pemutaran gratis trailer film karya dosen BINUS Film yang juga menjadi co-produser, Ekky Imanjaya, Suzzanna: the Queen of Black Magic.
Film dokumenter ini sudah menang di berbagai festival film internasional, termasuk Best Documentary di HorrorFest (Afrika Selatan), Hallucinea Film Festival dan Birmingham Horror Film Festival, serta Special Mention di Jakarta Film Week 2024. Acara yang juga bagian dari LibTak ini terbuka untuk publik dan gratis, dengan melakukan pendaftaran terlebih dahulu.
Perayaan ini bertujuan mengenalkan Prodi Film lebih dekat kepada masyarakat umum dan komunitas film, khususnya karya-karya film mahasiswa sejak 2010.
Makassar menjadi tujuan pertama, karena ekosistem perfilman di kota itu (dan Palu) termasuk yang paling pesat dan paling bergairah di Indonesia. Kota kedua adalah Denpasar, khususnya di Film Market, Minikino International Film Festival, 15-16 September 2025. Acara ini akan dikunjungi karena merupakan salah satu festival film terkait film pendek terbesar di Indonesia dan berskala internasional.
Kota yang ketiga adalah Yogyakarta, pada tanggal 29 November-1 Desember 2025, tempat diadakannya JAFF Film Market, yang merupakan bagian dari salah satu festival film tertua dan terbesar di Asia Tenggara, Jogja Netpac Asia Film Festival.
Selama perjalanan tersebut, dosen dan mahasiswa program studi Film BINUS University akan mengadakan lokakarya terkait perfilman—di antaranya workshop kritik film untuk media, serta workshop penulisan skenario.
Head of Film Study Program BINUS University, Adilla Amelia, M.Sos., MFA, menyampaikan rasa bangga terhadap pencapaian program studi ini.
“Lima belas tahun bukan sekadar angka, tetapi simbol dari dedikasi, adaptasi, dan inovasi yang terus kami bangun. Mahasiswa kami tidak hanya belajar memproduksi film secara teknis. Mereka juga dilatih untuk mengasah kepekaan budaya, berpikir kritis, serta memahami dinamika industri secara menyeluruh. Kami ingin mereka menjadi sineas yang tidak hanya kompeten, tapi juga relevan dengan zaman."
Dengan berbagai keunggulannya, Prodi Film Binus University meraih penghargaan Sekolah Film Terbaik di Apresiasi Film Indonesia 2015 dan menjadi program sarjana film pertama di Indonesia yang mendapatkan akreditasi A (Unggul) dari BAN-PT, serta pengakuan internasional dari HEEACT.
Pada akhirnya, pendidikan film yang baik mampu mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan ini. Di bangku kuliah, para calon sineas tidak hanya dibekali dengan ilmu teknis, tetapi juga kemampuan berpikir kritis, berkolaborasi, dan berinovasi—keterampilan yang sangat dibutuhkan untuk berkembang di dunia perfilman yang kompetitif. Dan seiring dengan semakin meningkatnya minat masyarakat terhadap karya-karya film lokal, maka itu artinya peluang generasi muda untuk berkarya semakin terbuka lebar.
Tag: #menjawab #tantangan #industri #film #saatnya #cetak #sineas #unggul #dari #bangku #kuliah