Hunian Vertikal jadi Kebutuhan, Township Development Tawarkan Berbagai Kemudahan
Tren tinggal di hunian vertikal diprediksi terus tumbuh seiring naiknya kebutuhan konsumen kepada tempat tinggal terintegrasi dan berkelanjutan. (Istimewa)
20:27
23 September 2024

Hunian Vertikal jadi Kebutuhan, Township Development Tawarkan Berbagai Kemudahan

Tren tinggal di hunian vertikal (high rise building) diprediksi terus tumbuh seiring naiknya kebutuhan konsumen kepada tempat tinggal terintegrasi dan berkelanjutan.

Penerapan ESG (environment, social, and governance) atau konsep pembangunan berkelanjutan berbasis lingkungan, sosial, dan tata kelola merupakan tiga pilar penting dalam menilai performa bisnis properti saat ini. Oleh karenanya, sudah menjadi keharusan untuk diaplikasikan.

ESG digunakan sebagai indikator pelaporan aktivitas nofinansial dari suatu produk yang diinvestasikan (pengembangan properti). Dalam beberapa tahun terakhir, penerapan ESG sudah menjadi fokus pengembang properti di Tanah Air seiring dengan tren konsumen yang mengarah kepada produk berkelanjutan.

Adriadi Dimastanto, Sekretaris Jenderal Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia mengatakan, pasar terbesar dan potensial dalam sebuah proyek properti adalah Gen Z dan milenial. Segmen ini, kata dia, sangat tertarik dan peduli (aware) terhadap produk properti yang mengedepankan keberlanjutan.

“Mereka cukup detail dalam melihat fasilitas-fasilitas yang ada di sekitar proyek properti seperti ruang terbuka hijau, ruang interaksi, sarana olahraga untuk jogging dan lainnya,” kata Adriadi Dimastanto.

Adriadi menambahkan, saat ini penerapan prinsip ESG bermanfaat untuk nilai investasi. “Dalam pengembangan properti berprinsip ESG, selain memberikan kelestarian lingkungan dan tata kelola yang baik, juga memberikan manfaat ekonomi,” tuturnya.

Hendra Hartono, chief executive officer (CEO) Leads Property Service Indonesia mengatakan di kawasan berkonsep township development saat ini harga landed house sudah tinggi.

“Seperti di kawasan Alam Sutera, rumah yang harga di bawah Rp5 miliar sudah nyaris tidak ada, bahkan ada yang sudah menyentuh Rp16 miliar. Ke depan, tren di kawasan ini ke high rise building,” jelas Hendra yang menegaskan bahwa tren pasar kondominium di kawasan Tangerang yang tengah berlangsung saat ini setidaknya ditopang oleh tiga aspek.

Pertama, kedekatan dengan akses jalan tol. Aspek ini menjadi salah satu pertimbangan utama para calon pembeli. “Lalu, kondominium yang dekat dengan kampus dan di kawasan mixed-use akan lebih diminati bagi mahasiswa, terutama yang memiliki keluarga berasal dari luar kota,” tutur Hendra.

Sementara itu, Alvin Andronicus, chief marketing officer (CMO) Elevee Condominium, mengatakan, saat ini, masyarakat gandrung tinggal di tempat yang sudah lengkap dan akses transportasi bagus, serta fasilitas yang lengkap. “Alam Sutera yang dikembangkan sejak lama dengan luas lahan 800 hektare sudah memiliki fasilitas lengkap,” ujar dia.

Kini, tambahnya, tren orang tinggal di tempat baru dengan fasilitas lengkap, serta kawasan yang back to nature atau alami serta transportasi yang mudah terjangkau. “Elevee Condominium luasannya seperti rumah tapak dan terletak di kawasan yang sudah lengkap. Alam Sutera sejak awal dibangun mengusung konsep hijau alami (nature green living),” paparnya.

Elevee Condominium adalah hunian vertikal yang dilengkapi dengan beragam fasilitas untuk kebutuhan penghuninya, termasuk forest park seluas 4 hektare.

Alvin menambahkan, selaku developer, Alam Sutera menerapkan prinsip lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik (environment, social, and governance/ESG), yakni bisnis bertanggung jawab yang tidak merusak lingkungan. “Masyarakat juga gandrung dengan pembangunan yang berkelanjutan seiring prinsip reduce, reuse, dan recycle. Tidak merusak alam,” papar Alvin.

 

Editor: Mohamad Nur Asikin

Tag:  #hunian #vertikal #jadi #kebutuhan #township #development #tawarkan #berbagai #kemudahan

KOMENTAR