Menkeu Sri Mulyani Sebut APBN Defisit Rp 153,7 Triliun hingga Akhir Agustus 2024
Menkeu Sri Mulyani beserta jajaran saat konferensi pers APBN KiTA, Senin (23/9). (Nurul Fitriana/JawaPos.com)
17:36
23 September 2024

Menkeu Sri Mulyani Sebut APBN Defisit Rp 153,7 Triliun hingga Akhir Agustus 2024

      - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan kinerja Anggaran Pengeluaran dan Belanja Negara (APBN) hingga Agustus 2024 tercatat defisit  sebesar Rp 153,7 triliun. Angka ini tercatat defisit 0,68 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).  

  Adapun hingga akhir Agustus 2024, pendapatan negara tercatat terkontraksi alias menurun sebesar 2,5 persen secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1.777 triliun. Angka ini tercatat 63,4 persen dari target yang ditetapkan pada tahun ini.   Meski begitu, Sri Mulyani mengklaim bahwa kontraksi yang terjadi ini tercatat lebih kecil dibandingkan pada bulan sebelumnya. Bahkan, masih lebih kecil dari kontraksi yang terjadi pada Juni 2024.   "Kalau masih ingat, bulan lalu itu tercatat 6,5 persen. Pada bulan Juni bahkan bisa mencapai 8 persen, jadi ini adalah kontraksi dari pendapatan negara. Ini yang kita harapkan sampai akhir tahun kita bisa menjaga agar pendapatan negara bisa terus mengejar sesuai targetnya meskipun kita menghadapi situasi yang tidak ringan terutama pada beberapa pos pendapatan seperti penerimaan dari pajak badan," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTA, Senin (23/9).   Dia menjelaskan, hingga akhir Agustus 2024 belanja negara tercatat telah mencapai Rp 1.930,7 triliun. Itu artinya sebesar 58,1 persen dari total pagu belanja negara tahun ini telah dibelanjakan dan pertumbuhannya masih sangat kuat sebesar 15,3 persen (yoy).   Menkeu juga membeberkan, paling banyak belanja negara itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemilihan umum (Pemilu) pada awal tahun. Hingga kemudian, bantuan sosial (bansos) el-nino yang diberikan kepada masyarakat.   "Sejak awal tahun pertumbuhan dari belanja negara selalu double digit, ini karena seperti yang sudah dijelaskan di awal tahun kita ada kebutuhan pemilu dan kita membelanjakan terutama untuk belanja bansos el-nino itu semuanya menyebabkan belanja negara meningkat dan double digit ini masih bertahan hingga bulan Agustus bertahan 15,3 persen dibandingkan dengan tahun lalu," jelas Menkeu.   Dari total pendapatan dan belanja negara itu, Sri Mulyani memastikan bahwa APBN hingga akhir Agustus 2024 mengalami defisit. Di mana situasi keuangan negara memperoleh pendapatan lebih kecil dibanding dengan jumlah pengeluaran pemerintah.   Hingga akhir Agustus 2024, APBN tercatat defisit sebesar Rp 153,7 triliun atau 0,68 persen dari PDB. Menkeu mengklaim, defisit yang terjadi ini masih sesuai dengan batasan yang ditetapkan dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN tahun 2024.   "Dengan pendapatan dan belanja tersebut kita lihat defisit apbn hingga akhir Agustus sebesar Rp 153,7 triliun atau ini artinya 0,68 persen dari PDB. Masih dalam track sesuai dengan RUU APBN 2024. Keseimbangan primer kita masih dalam posisi status surplus sebesar Rp 161,8 triliun. Ini adalah kinerja APBN akhir Agustus 2024," paparnya. (*)  

Editor: Dinarsa Kurniawan

Tag:  #menkeu #mulyani #sebut #apbn #defisit #1537 #triliun #hingga #akhir #agustus #2024

KOMENTAR