



Transaksi SPPA Tembus Rp 246,1 Triliun pada 2024, BEI Tambah Layanan Repo
– Sistem Penyelenggara Pasar Alternatif (SPPA) yang dikelola PT Bursa Efek Indonesia (BEI) semakin memperkuat perannya dalam perdagangan surat utang di pasar sekunder.
Sepanjang 2024, nilai transaksi SPPA mencapai Rp 246,1 triliun, naik lebih dari 76 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Market share SPPA telah mencapai 16 persen sepanjang 2024 untuk seluruh transaksi interdealer market, meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2023," ujar Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik dalam keterangan resmi, Kamis (6/2/2025).
BEI terus mengembangkan SPPA agar semakin memudahkan pelaku pasar. Peningkatan fungsi, kapabilitas teknis, serta komunikasi dan sinergi dengan pemangku kepentingan menjadi fokus utama.
"SPPA kami rancang untuk menjawab kebutuhan pelaku pasar surat utang di Indonesia, dengan berorientasi pada kemudahan, efisiensi, dan kenyamanan pengguna," tambah Jeffrey.
BEI menargetkan peningkatan likuiditas dan efisiensi perdagangan surat utang melalui SPPA. Sejumlah mitra strategis global telah membangun kemitraan untuk mendukung ekosistem ini.
SPPA juga disiapkan sebagai bagian dari infrastruktur pasar keuangan guna mendukung pembangunan pasar uang modern.
"Mulai kuartal pertama 2025, SPPA akan menyediakan layanan transaksi Repurchase Agreement (Repo) dengan underlying surat utang," kata Jeffrey.
Perluasan layanan ini diharapkan memberikan manfaat tambahan bagi pelaku pasar dalam bertransaksi di pasar uang melalui SPPA.
"Dengan sistem yang andal dan layanan lebih lengkap, SPPA diharapkan menjadi pilihan utama pelaku perdagangan surat utang dan pasar uang," tutup Jeffrey.
Tag: #transaksi #sppa #tembus #2461 #triliun #pada #2024 #tambah #layanan #repo