Awal Sesi, IHSG dan Rupiah Melemah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (22/1/2024). Demikian juga dengan mata uang garuda yang melemah tipis pada perdagangan pasar spot.
Melansir data RTI pada pukul 09.15 WIB, IHSG berada pada level 7.203,63 atau turun 23,76 poin (0,33 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 7.227,4.
Sebanyak 176 saham melaju di zona hijau dan 218 saham di zona merah. Sedangkan 254 saham lainnya stagnan. Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 1,2 miliar dengan volume 1,9 miliar saham.
Analis BinaArtha Sekuritas Ivan Rosanova memprediksi, IHSG hari ini masih akan bergerak di zona merah, setelah gagal menembus ke atas level 7.281. Level support IHSG berada di 7.111, 7.021 dan 6.931, sementara level resistennya di 7.300, 7.422 dan 7.503.
“IHSG gagal menembus ke atas 7.281 dan penutupan hariannya masih di bawah garis SMA-20 sehingga tetap berada dalam konsolidasi dan masih berpeluang untuk melemah ke target terdekat wave c dari (iv) di 7.111 menurut analisis Fibonacci retracement,” ujar Ivan.
Bursa Asia mixed dengan kenaikan Nikkei 1,1 persen (398,5 poin) pada level 36.361,8, dan Strait Times menguat 0,14 persen (4,3 poin) ke posisi 3.156,61. Sementara itu, Hang Seng Hong Kong melemah 1 persen (160,9 poin) ke posisi 15.147,72 dan Shanghai Komposit turun 0,5 persen (14 poin) ke posisi 2.818,26.
Adapun nilai tukar rupiah terhadap dollar AS di pasar spot pagi ini melemah tipis. Melansir data Bloomberg, pukul 9.10 WIB rupiah berada pada level Rp 15.625 per dollar AS, atau turun 10 poin (0,06 persen) dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 15.615 per dollar AS.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan, meskipun mengawali pagi dengan koreksi, namun rupiah dalam trend bullish. Ini didukung oleh pergerakan indeks saham Asia yang menguat .
“Rupiah berpotensi menguat ke arah Rp 15.580 per dollar AS, dengan potensi resisten di kisaran Rp 15.650 per dollar AS. Penguatan ini didukung oleh penguatan indeks saham asia,” kata Ariston kepada Kompas.com.
Sementara itu, indeks dollar AS terlihat bergerak lebih rendah ke level 103,16, dibandingkan penutupan Jumat kemarin pada 103,23. Di sisi lain, pelaku pasar juga mewaspadai pernyataan petinggi The Fed yang tidak ingin terburu-buru memangkas suku bunga acuan dan data ekonomi AS yang membaik.
Data-data ekonomi AS yang akan dirilis pekan ini seperti data PDB kuartal IV, dan data inflasi juga akan memberikan pandangan baru bagi pasar. Pelaku pasar juga masih mewaspadai konflik Timur Tengah yang bila memanas lagi bisa mendorong penguatan dollar AS.