GoTo dan Grab Kompak Ogah Komentari Isu Merger di Indonesia
Ilustrasi logo PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. [Situs GoTo]
16:16
12 Februari 2024

GoTo dan Grab Kompak Ogah Komentari Isu Merger di Indonesia

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk dan Grab Holdings kompak menolak berkomentar soal isu merger di Indonesia.

“Kami tidak mengomentari rumor yang beredar di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” kata Head of Corporate Communications GoTo, Sinta Setyaningsih dalam pernyataannya, Senin (12/2/2024).

“Kami tidak berkomentar mengenai rumor atau spekulasi yang beredar,” ucap Chief Communications Officer Grab Indonesia, Mayang Schreiber.

Sebelumnya beredar isu dua perusahaan transportasi online (ride-hailing) Grab Holdings dan GoTo Group dikabarkan sedang dalam tahap diskusi untuk melakukan merger alias penggabungan.

Kedua perusahaan itu sedang membahas tahap awal diskusi dan menjajaki berbagai skenario untuk skema merger. Hanya saja diskusi masih terus berlangsung dan mungkin tidak menghasilkan kesepakatan.

Menurut laporan dari Bloomberg yang dikutip Pymnts, Minggu (11/2/2024), ide ini muncul dari para pemegang saham kedua perusahaan yang mendukung kesepakatan merger.

Ilustrasi logo Grab. [Antara]Ilustrasi logo Grab. [Antara]

Mereka menyebut kalau merger Grab dan GoTo ini bertujuan untuk mengatasi kerugian bakar duit selama bertahun-tahun karena persaingan yang ketat antar keduanya.

Namun hambatan-hambatan utama masih perlu diatasi seperti penilaian, struktur kesepakatan, dan tata kelola. Lebih lagi Saham GoTo anjlok sekitar 30 persen pada tahun lalu, sehingga menambah kerumitan negosiasi.

Kabar merger Grab dan GoTo ini juga dianggap dapat memberikan dampak signifikan terhadap pasar layanan ride-hailing dan pesan antar makanan di Asia Tenggara.

Dengan masing-masing pengguna layanan ride-hailing berjumlah puluhan juta, entitas gabungan ini berpotensi menaikkan tarif dan menemukan sinergi di pasar, di mana persaingan telah membuat harga tetap rendah.

Selain itu, peningkatan ukuran perusahaan hasil merger dapat memperkuat posisinya dalam layanan dengan margin lebih tinggi seperti pembayaran digital dan perbankan.

Namun, merger sebesar ini akan menghadapi pengawasan ketat dari para regulator. Pasalnya, Grab dan GoTo sudah menjadi pemain dominan di negara-negara seperti Indonesia dan Singapura.

Lebih lagi cabutnya Uber dari wilayah tersebut, setelah menjual bisnisnya  di Asia Tenggara ke Grab pada tahun 2018, semakin memperkuat posisi pasar mereka.

Maka dari itu, perusahaan induk dari layanan Grab Bike dan Gojek ini masih mempertimbangkan solusi untuk mengatasi kekhawatiran tersebut.

Editor: Dicky Prastya

Tag:  #goto #grab #kompak #ogah #komentari #merger #indonesia

KOMENTAR