Studi: 2028, Gen Alpha Lebih Suka Ngomong dengan AI Ketimbang Ngetik
Ilustrasi perusahaan mulai mengadopsi AI generatif yang mendorong evoludi edge computing.(Akamai)
14:06
13 November 2025

Studi: 2028, Gen Alpha Lebih Suka Ngomong dengan AI Ketimbang Ngetik

- Generasi Alpha (kelahiran tahun 2010-2025), diperkirakan akan lebih mengandalkan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) generatif berbasis suara ketika berkomunikasi di dunia kerja.

Temuan itu diungkapkan dalam studi terbaru London School of Economics (LSE) bersama perusahaan perangkat audio, Jabra.

Sebab, berdasarkan studi tersebut, gen Alpha cenderung lebih suka komunikasi berbasis suara seperti voice note.

Jadi, mereka lebih suka berbicara ke perangkat (seperti memasukkan prompt) lewat suara ketimbang mengetik dengan keyboard. Mereka baru akan mengetik untuk mengedit prompt apabila memang diperlukan.

Oleh karena itu, pada tahun 2028 di mana gen Alpha sudah memasuki dunia kerja, AI berbasis suara akan menjadi antarmuka dominan dalam komunikasi di tempat kerja.

"Sebanyak 14 persen peserta (dalam studi) lebih menyukai suara (berbicara) dibanding mengetik, saat berinteraksi dengan AI generatif," demikian keterangan dalam studi itu.

Paul Septhon, kepala komunikasi global Jabra kepada outlet media Fortune berkata bahwa di tempat kerja yang didukung AI, praktik mengetik hanya akan berfungsi sebagai tahap penelitian, bukan proses kreatif.

Selain itu, laporan itu juga menunjukkan bahwa kepercayaan terhadap AI meningkat 33 persen ketika peserta berinteraksi melalui suara, ketimbang teks.

"Interaksi suara membuat AI terasa seperti kolaborator, dibanding sekadar alat," demikian penilaian para peserta.

Pergeseran itu menurut studi Jabra dan LSE, mencerminkan cara manusia berpikir secara alami, yaitu cepat, berulang dan komunikatif.

Tren itu juga ditaksir bakal membuka gerbang kreativitas yang lebih spontan, misalnya bagi orang tua yang berkerja dan orang yang melakukan banyak tugas sekaligus.

Selain itu, ada pula peluang interaksi tanpa sentuhan saat bepergian, ketika tren interaksi suara dengan AI generatif semakin populer.

Tidak gantikan komunikasi tertulis

Walau masa depan berbasis suara diprediksi makin populer pada tahun 2028 nanti, praktik ini dinilai tidak akan menggantikan komunikasi tertulis.

Prediksi tren mengobrol dengan AI lewat suara, justru dinilai bisa menimbulkan masalah baru.

Menurut profesor manajemen Fabrice Cavarretta dari ESSEC Business School, pesan suara kurang mudah dipahami sekilas dan kurang jelas, sehingga kata kuncinya cukup sulit dicari.

Selain itu, Cavarretta juga meniai bahwa pesan suara lebih sulit diarsipkan dan perlu pemrosesan yang lebih lama.

Bertrand Audrin dari EHL Hospitality Business School juga menilai bahwa akuntabilitas perusahaan bisa terganggu bila pesan suara tidak ditranskrip.

Pasalnya, pesan suara tidak permanen dan dapat menjadi masalah bagi perusahaan yang bergantung pada riwayat keputusan yang diarsip.

Audrin juga berkata bahwa mengedit ucapan mentah menjadi teks tidak selalu berjalan lancar, sehingga diperlukan kejelasan atau koreksi.

Mengacu pada pro kontra tersebut, tren mengobrol dengan AI di dunia kerja boleh saja terjadi, tetapi tidak serta merta menggantikan praktik menulis teks.

Ketika pesan suara diandalkan, pesan tersebut akan tetap ditranskrip oleh AI ke dalam teks, dihimpun KompasTekno dari Gizmochina.

Tag:  #studi #2028 #alpha #lebih #suka #ngomong #dengan #ketimbang #ngetik

KOMENTAR