5 Tips Membeli Motor Listrik Bekas, Begini Cara Cerdas Memilih agar Tak Rugi di Kemudian Hari
- Dorongan global menuju transportasi rendah emisi kini mulai terasa nyata di Indonesia. Pemerintah gencar menyiapkan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari subsidi pembelian, pembangunan SPKLU, hingga kebijakan konversi motor bensin menjadi listrik.
Tren ini bukan sekadar gaya hidup baru, tetapi bagian dari upaya nasional menekan polusi dan ketergantungan pada bahan bakar fosil. Namun, tidak semua masyarakat langsung beralih ke kendaraan listrik baru yang harganya masih relatif tinggi.
Banyak yang mulai melirik opsi motor listrik bekas, pilihan yang lebih ramah di kantong, tapi tetap mendukung gerakan elektrifikasi. Permintaan ini meningkat terutama di kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya, di mana infrastruktur pengisian daya sudah mulai tersedia.
Meski begitu, membeli motor listrik bekas tidak bisa disamakan dengan membeli motor konvensional. Komponen seperti baterai, motor penggerak, dan sistem kelistrikan punya karakteristik berbeda dan memerlukan pemeriksaan lebih teliti.
Kesalahan kecil dalam pengecekan bisa berujung pada biaya perbaikan mahal. Berikut panduan lengkap agar pembeli tidak salah langkah.
Cek Komponen Vital: Baterai dan Motor Penggerak
Baterai adalah jantung utama motor listrik. Periksa usia, riwayat penggunaan, serta pastikan tidak pernah terendam air. Jika memungkinkan, gunakan voltmeter untuk mengetahui kapasitas aktualnya, misalnya baterai 60V seharusnya menunjukkan 68–70V saat penuh.
Selain baterai, perhatikan motor penggerak dan controller. Akselerasi yang tersendat, suara kasar, atau getaran tak wajar bisa menjadi tanda sistem penggerak bermasalah. Hindari motor yang terasa “ngadat” karena ini biasanya menandakan baterai menurun atau controller rusak.
Periksa pula kelistrikan dan charger. Pastikan lampu, klakson, dan indikator berfungsi sempurna. Charger yang cepat panas atau tidak mengisi daya penuh sebaiknya dihindari.
Lakukan Test Ride dan Evaluasi Kondisi Fisik
Sebelum membeli, test ride wajib dilakukan. Rasakan performa tarikan awal, akselerasi, serta respons pengereman. Motor listrik yang sehat akan terasa halus, tanpa suara aneh atau getaran berlebih.
Secara visual, jangan hanya terpaku pada bodi yang mengilap. Periksa rangka, suspensi, rem, dan ban. Tanda karat di dinamo, sambungan soket, atau bagian bawah rangka bisa menunjukkan bekas banjir. Cek pula adanya tanda bekas tabrakan yang bisa memengaruhi kestabilan berkendara.
Pastikan Kelengkapan Dokumen Legal
Kendaraan listrik juga wajib memiliki dokumen sah seperti BPKB dan STNK. Cocokkan nomor rangka dan nomor mesin sesuai data fisik. Jika surat-surat tidak lengkap, sebaiknya urungkan niat karena akan sulit melakukan balik nama atau registrasi ulang.
Perhatikan Riwayat Servis dan Dukungan Purna Jual
Motor listrik yang terawat biasanya memiliki catatan servis rutin. Mintalah bukti servis dari pemilik sebelumnya, terutama untuk pengecekan sistem kelistrikan dan baterai.
Selain itu, perhatikan ketersediaan suku cadang dan jaringan servis resmi. Beberapa merek motor listrik di Indonesia masih terbatas layanan purna jualnya. Jika bisa, mintalah garansi pribadi dari penjual untuk baterai atau controller.
Waspadai Harga Terlalu Murah
Harga murah bisa jadi tanda performa baterai sudah menurun drastis. Padahal, mengganti baterai bisa memakan biaya jutaan rupiah. Lakukan perbandingan harga di beberapa platform jual-beli, dan pilih penjual dengan reputasi jelas.
Intinya, meningkatnya tren motor listrik bekas menandakan kesadaran masyarakat terhadap kendaraan ramah lingkungan mulai tumbuh.
Namun, pembeli tetap harus cermat dan memahami aspek teknis kendaraan listrik. Dengan pemeriksaan menyeluruh terhadap baterai, kelistrikan, dan legalitas dokumen, motor listrik bekas bisa menjadi pilihan ekonomis sekaligus berkontribusi pada masa depan transportasi yang lebih hijau.
Tag: #tips #membeli #motor #listrik #bekas #begini #cara #cerdas #memilih #agar #rugi #kemudian #hari