Cuaca Panas Mendidih Pagi-Malam Akhir-akhir Ini Bukan Gelombang Panas, Ini Kata BMKG
Cuaca Panas Mendidih Pagi-Malam Akhir-akhir Ini Bukan Gelombang Panas, Ini Kata BMKG (Dok: Istimewa)
07:40
15 Oktober 2025

Cuaca Panas Mendidih Pagi-Malam Akhir-akhir Ini Bukan Gelombang Panas, Ini Kata BMKG

Baca 10 detik
  • Cuaca panas ini disebabkan oleh musim pancaroba dengan minim awan, bukan gelombang panas.
  • Posisi matahari yang tegak lurus di atas Indonesia membuat radiasi dan suhu meningkat drastis.
  • Fenomena ini berdampak pada kesehatan dan diperparah oleh tren pemanasan global jangka panjang.

Beberapa minggu terakhir, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia menyuarakan keluhan yang sama yaitu cuaca terasa panas menyengat, tidak hanya di siang hari, tetapi sejak pagi hingga malam.

Fenomena cuaca panas ini menjadi perbincangan hangat di media sosial, memicu pertanyaan dan diskusi luas.

Skala keluhan yang begitu masif menunjukkan ini bukan sekadar masalah cuaca biasa, melainkan sebuah isu nasional yang dampaknya dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat.

Namun, apa sebenarnya yang terjadi dengan suhu di negara kita? Apakah ini pertanda gelombang panas ekstrem atau ada penjelasan ilmiah di baliknya? Mari kita bedah lebih dalam.

Dinamika Musim Pancaroba, Bukan Gelombang Panas

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) dengan cepat memberikan analisis untuk menenangkan keresahan publik.

Menurut Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena ini bukanlah gelombang panas atau heatwave seperti yang terjadi di negara-negara lain.

Sebaliknya, ini adalah bagian dari dinamika atmosfer yang biasa terjadi saat masa peralihan musim, atau yang lebih dikenal sebagai pancaroba.

"Beberapa wilayah Indonesia belakangan ini mengalami suhu udara yang terasa lebih terik, bahkan di pagi dan malam hari. Fenomena ini erat kaitannya dengan masa peralihan musim atau pancaroba, dari kemarau menuju musim hujan," jelas Guswanto.

Pada periode ini, pola cuaca menjadi sangat tidak menentu. Langit yang cerah dan minimnya tutupan awan sejak pagi membuat radiasi matahari langsung menghantam permukaan bumi tanpa halangan.

Sehingga menyebabkan pemanasan yang kuat dan suhu meningkat drastis. Inilah yang menyebabkan kita merasa terpanggang bahkan sejak pagi.

Penyebabnya Posisi Matahari Tepat di Atas Kepala

Selain karena musim pancaroba, ada faktor astronomis yang memperkuat sensasi panas ini.

BMKG menjelaskan bahwa pada bulan Oktober, posisi gerak semu matahari berada tepat di atas wilayah selatan khatulistiwa.

Artinya, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, menerima penyinaran matahari yang paling intens.

Kombinasi dari dua faktor ini—musim peralihan yang minim awan dan posisi matahari yang tegak lurus—menciptakan resep sempurna untuk suhu yang terasa ekstrem.

Panas yang terakumulasi sepanjang hari kemudian terperangkap di atmosfer, membuat suhu pada malam hari pun tetap terasa hangat dan gerah akibat tingkat kelembapan yang tinggi.

Dampak Nyata dan Ancaman Tersembunyi di Balik Panas

Meskipun BMKG menyatakan ini fenomena musiman, dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari tidak bisa dianggap enteng.

  • Kesehatan

Risiko dehidrasi, kelelahan akibat panas (heat exhaustion), hingga heat stroke meningkat, terutama bagi mereka yang banyak beraktivitas di luar ruangan, anak-anak, dan lansia.

  • Produktivitas

Suhu yang tidak nyaman dapat menurunkan konsentrasi dan energi, yang berpotensi memengaruhi produktivitas kerja.

  • Potensi Cuaca Ekstrem

Pemanasan intensif di siang hari memicu pembentukan awan konvektif seperti Cumulonimbus. Awan ini berpotensi menyebabkan hujan lebat disertai petir dan angin kencang secara tiba-tiba pada sore atau malam hari, sebuah ciri khas lain dari musim pancaroba.

Untuk menghadapi kondisi ini, ada beberapa langkah adaptasi yang bisa kita lakukan:

  1. Tetap terhidrasi: Perbanyak minum air putih, jangan menunggu haus.
  2. Kenakan pakaian yang nyaman: Pilih pakaian berbahan katun, longgar, dan berwarna terang.
  3. Kurangi aktivitas fisik di luar ruangan pada jam-jam terpanas (sekitar pukul 10.00-15.00).
  4. Waspadai perubahan cuaca mendadak dari panas terik ke hujan deras.

Fenomena cuaca panas ini adalah pengingat penting dari alam tentang bagaimana dinamika atmosfer bekerja dan bagaimana kita harus beradaptasi.

Bagaimana pengalaman Anda menghadapi cuaca panas akhir-akhir ini di daerah Anda? Bagikan cerita dan tips Anda di kolom komentar di bawah!

Editor: Rifan Aditya

Tag:  #cuaca #panas #mendidih #pagi #malam #akhir #akhir #bukan #gelombang #panas #kata #bmkg

KOMENTAR