Peneliti Melatih AI untuk Mengenali Emosi Hewan
Ilustrasi hewan peliharaan (Pixabay.com/@huoadg5888)
19:24
18 Februari 2025

Peneliti Melatih AI untuk Mengenali Emosi Hewan

Pada pagi yang gerimis di pedesaan Inggris tenggara, ratusan babi betina berwarna putih kemerahan bangun untuk sarapan. Dengan penuh semangat, mereka berlari menuju kandang makan, saling menyenggol demi mendapatkan jatah makanan pagi mereka. Namun, sebelum bisa menikmati sarapan, mereka harus melewati satu prosedur penting: difoto.

Setiap babi yang masuk ke kandang makan akan dipindai oleh kamera kecil. Dalam hitungan detik, sistem kecerdasan buatan (AI) mengenali wajah mereka dan menyesuaikan jenis serta porsi makanan yang diberikan. Lebih dari sekadar mengatur pakan, teknologi AI ini juga memantau ekspresi wajah babi untuk mencari tanda-tanda stres atau rasa sakit.

Jika ada indikasi masalah, peternak langsung mendapat peringatan di ponselnya. Teknologi ini dikembangkan oleh para ilmuwan dari University of the West of England Bristol (UWE) dan Scotland’s Rural College (SRUC) melalui sistem yang disebut Intellipig.

Dikutip dari Science.org, Inovasi ini bertujuan untuk mengatasi salah satu tantangan terbesar dalam kesejahteraan hewan: bagaimana manusia bisa lebih memahami perasaan mereka.

Mengungkap Ekspresi Wajah Hewan

Para peneliti di berbagai belahan dunia kini mulai memanfaatkan teknologi AI untuk membaca ekspresi wajah berbagai hewan, termasuk domba, kuda, dan kucing. Beberapa algoritma bahkan terbukti lebih cepat dan akurat dalam mendeteksi tanda-tanda ketidaknyamanan dibandingkan manusia.

Menurut Melvyn Smith, seorang insinyur di UWE, teknologi ini bisa membawa kita ke era baru dalam perawatan hewan, yang lebih mengutamakan kesejahteraan mereka. Namun, ada kekhawatiran terkait ketergantungan pada teknologi dalam bidang kesejahteraan hewan.

Emma Baxter, ilmuwan perilaku hewan dari SRUC, menekankan bahwa meskipun teknologi AI dapat melakukan tugas ini dengan lebih baik, perlu dipastikan bahwa sistem benar-benar bekerja secara optimal dan tidak menggantikan naluri manusia dalam merawat hewan.

Sejarah Ekspresi Wajah Hewan

Sejak lama, para ilmuwan mengetahui bahwa, seperti manusia, hewan juga menyampaikan perasaan melalui ekspresi wajah. Charles Darwin dalam bukunya The Expression of the Emotions in Man and Animals (1872) menyebut bahwa ekspresi wajah merupakan "bahasa universal" di antara mamalia.

Namun, meskipun ada kesamaan dalam anatomi wajah, manusia tidak selalu mampu membaca ekspresi hewan seakurat membaca ekspresi sesamanya. Penelitian lebih lanjut mengarah pada pengembangan skala seringai, yakni metode untuk mengukur rasa sakit dan stres hewan berdasarkan gerakan otot wajah mereka.

Misalnya, kuda yang menunjukkan kerutan di atas mata dan telinga yang kaku lebih mungkin mengalami ketidaknyamanan dibandingkan dengan kuda yang tampak rileks.

AI dalam Membaca Emosi Hewan

Anna Zamansky, ilmuwan komputer dari Universitas Haifa, turut mengembangkan teknologi AI yang mampu membaca ekspresi wajah hewan. Saat situasi genting di Israel, ia bahkan membawa anjingnya ke tempat perlindungan bom dan mengamati bagaimana ekspresinya berubah dalam kondisi stres.

Timnya melatih AI dengan ribuan foto hewan untuk mengidentifikasi tanda-tanda ketidaknyamanan yang sering kali tidak kentara. Hasilnya, AI terbukti akurat dalam mendeteksi rasa sakit, bahkan pada domba dan kucing.

Masa Depan Kesejahteraan Hewan

Para peneliti kini berupaya memahami emosi hewan secara lebih mendalam. Brittany Florkiewicz, seorang psikolog evolusi, tengah meneliti apakah ekspresi wajah bisa mengungkap kebahagiaan atau frustrasi pada kucing dan anjing. Mereka berharap dapat membangun basis data ekspresi wajah hewan dalam berbagai kondisi emosi.

Di sisi lain, Zamansky dan timnya tengah mengembangkan aplikasi berbasis AI yang dapat membantu pemilik hewan peliharaan memahami kondisi emosional hewan mereka. Dengan teknologi ini, manusia dapat lebih memahami dan memenuhi kebutuhan emosional hewan dengan lebih baik.

Dengan perkembangan AI, kita semakin dekat untuk memahami emosi hewan dan meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti yang dikatakan Zamansky, "Pekerjaan saya adalah menjadi agen bagi kehidupan yang lebih baik untuk hewan."

Dengan memahami perasaan mereka secara lebih akurat, kita dapat memberikan perawatan yang lebih baik dan memastikan bahwa mereka menjalani kehidupan yang lebih sehat dan bahagia.

Kontributor : Pasha Aiga Wilkins

Editor: Agung Pratnyawan

Tag:  #peneliti #melatih #untuk #mengenali #emosi #hewan

KOMENTAR