Publik Ngamuk soal Senioritas yang Dialami An Se-young di Federasi selama 7 Tahun
Publik Ngamuk soal Senioritas yang Dialami An Se-young di Federasi selama 7 Tahun - Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024. 
18:20
15 Agustus 2024

Publik Ngamuk soal Senioritas yang Dialami An Se-young di Federasi selama 7 Tahun

- Kabar mengejutkan dari tunggal putri nomor 1 dunia asal Korea, An Se-young yang mendapat perlakuan senioritas di Federasi Badminton Korea (BKA), Kamis (15/8/2024).

Peraih medali emas Olimpiade Paris 2024 selama tujuh tahun di BKA justru masih diminta untuk melakukan hal-hal kurang terpuji seperti mencuci baju seniornya.

Dikabarkan oleh SBS yang dikutip Naver Sports, informasi tersebut justru dibeberkan oleh orang tua An Se-young di tengah gegeran sang atlet dengan federasi.

Praktis perlakuan tidak terpuji ini mengundang amarah dari publik bukan hanya Korea.

"Orangtua An Seyoung mengajukan komplain ke Federasi badminton Korea (BKA) pada Februari. Mealporkan bahwa sejak An Seyoung pertama kali masuk timnas pada 2017 (masih kelas 3 SMP) dia disuruh melakukan berbagai aktivitas 'tidak masuk akal' selama 7 tahun ke belakang," tulis laporan SBS.

Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024. Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika melakukan konferensi pers saat mengarungi gelaran Olimpiade Paris 2024. (Instagram @official_bka)

Adapun perlakuan kurang menyenangkan yang didapat An Se-young adalah menggantikan senar raket badminton seniornya, membersihkan kamar seniornya, hingga mencuci pakaian seniornya.

Dengan tindakan tidak terpuji tersebut, warganet ngamuk kepada BKA karena tingkatan senioritasnya cukup tinggi dan itu menimpa jagoan andalannya, An Se-young.

Salah satunya bukan dari Korea justru dari negara sesama Asia Timur, Jepang. Warganet tersebut mengatakan bahwa kesenjanagan seniortitas tersebut juga terjadi di dunia bola voli.

"Saya mendengar ada kebiasaan buruk serupa antara senior dan junior di dunia bola voli Jepang sekitar 10 tahun yang lalu. Saya ingat merasa sangat aneh saat menonton video junior membawa barang bawaan senior dan bergerak," ungkap warganet dikutip Naver Sports.

"Saya mendapat kesan bahwa masyarakat Korea memiliki hierarki yang lebih ketat daripada masyarakat Jepang. Mereka mungkin mempekerjakan karyawan untuk melakukan pekerjaan rumah guna menjaga kondisi pemain tetap baik, tapi saya rasa mereka mempertahankan praktik ini untuk memperjelas hierarki. Saya menerimanya."

"Saya rasa menghormati orang yang lebih tua itu perlu, tapi menurut saya memaksakan segalanya pada junior adalah hal yang salah. Hal yang sama juga berlaku di tempat kerja. Jika praktik ini menimbulkan beban mental dan menghambat pertumbuhan generasi muda, maka itu adalah hal yang buruk. juga akan berdampak pada masyarakat. Ini tidak baik dan praktik buruk yang berlebihan harus dihentikan,” tegasnya. 

Kemenpora Korea Periksa BKA

Kemenpora Korea telah mengantongi 4 kasus yang akan diselidiki dari BKA serta atlet yang bersangkutan yakni An Se-young pada 12 Agustus 2024 lalu.

Adapun penetapan empat kasus yang akan diperiksa oleh Kemenpora tersebut atas dasar ingin memperbaiki sistem yang ada di salah satu asosiasi olahraga.

Pihak Kemenpora menegaskan akan bersikap netral tanpa memihak siapapun dengan harapan tidak meninggalkan kecurigaan dari masyarakat.

"Kami akan melakukannya secara ketat agar tidak meninggalkan kecurigaan (dari) masyarakat, dan kami akan melakukannya berdasarkan prinsip keadilan tanpa memihak salah satu pihak," ungkap pihak Kemenpora dilansir Naver Sports.

Terkait paparan 4 kasus yang akan dikulik Kemenpora nanti, mereka mepaparkannya satu persatu sebagaimana dikutip dari Naver Sports.

Faktor pertama yang akan diselidiki terkait keadilan dari BKA ketika melakukan seleksi atlet yang layak masuk ke Pelatnas.

Kemudian juga akan ada penyelidikan terkait pelatih pribadi yang berhak didapatkan untuk atlet Pelatnas.

"Pertama, keadilan proses seleksi timnas dan efisiensi pelatihan dan dukungan kompetisi."

"Selain itu, meskipun tidak ada peraturan yang jelas di sebagian besar cabang olahraga, termasuk bulu tangkis, kami juga melihat perlunya pelatih pribadi untuk berpartisipasi dalam kursus pelatihan tim nasional, yang pada praktiknya dilarang."

"Kedua, apakah metode kontrak sponsorship asosiasi apakah ada keseimbangan antara asosiasi dan pemain?"

"Ketiga, rasionalitas sistem yang membatasi pebulu tangkis untuk mengikuti kompetisi internasional."

"Keempat, adakah yang tidak masuk akal dalam sistem gaji pemain?"

Menariknya investigasi yang akan dilakukan oleh Kemenpora nanti dengan empat kasus yang akan diselidiki bukan hanya tertuju pada pengurus dan An Se-young saja.

Akan tetapi sebagaimana diungkap oleh Lee Jeong-woo selaku kepala investigasi akan menanyai kepada seluruh atlet penghuni Pelatnas.

"Tidak hanya An Se-young, tetapi semua pemain kami dapat mengatakan apa yang ingin mereka katakan," papar Lee.

"Merupakan tugas bagi Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata serta organisasi olahraga untuk mendengarkan suara para pemain."

"Pertanyaan mendasar dari penyelidikan ini adalah apakah asosiasi melakukan tugasnya untuk para pemain," tukasnya.

Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika berlaga di ajang bertajuk Olimpiade Paris 2024. Tunggal putri no 1 dunia asal Korea, An Se-young ketika berlaga di ajang bertajuk Olimpiade Paris 2024. (Instagram @official_bka)

Perlu diketahui, geger yang terjadi antara An Se-young dengan BKA ini telah berlangsung sejak tanggal 5 Agustus 2024 lalu.

An Se-young mengeluarkan statement tentang kekurangan sistem dan diagnosa ketika dirinya dalam proses pemulihan cedera.

Karena kesalahan tersebut An Se-young sempat mengatakan bahwa dirinya sulit untuk melanjutkan kiprah bersama Pelatnas BKA.

Hal itu diungkap oleh si bocah ajaib asal Korea ini tepat setelah penyerahan medali emas Olimpiade Paris 2024.

Pernyataan An Se-young langsung di respons oleh BKA yang menyatakan bahwa fasilitas terbaik telah diberikan kepada An Se-young.

Pihak BKA bahkan menegaskan bahwa An Se-young justru telah mendapat privilege khusus untuk menyembuhkan cederanya.

BKA juga sempat merilis aturan indisipliner yang dinilai media Korsel sebagai bentuk ancaman bagi An Se-young.

Karena isu-isu lain terus mengalir efek ungkapan An Se-young dan respons BKA, Kemenpora Korea turun tangan.

Setelah Kemenpora Korea akan melakukan pemeriksaan, hasilnya akan diumumkan pada bulan depan.

(Tribunnews.com/Niken)

Editor: Dwi Setiawan

Tag:  #publik #ngamuk #soal #senioritas #yang #dialami #young #federasi #selama #tahun

KOMENTAR