Next Time, PSSI Bakal Lebih Galak dengan Pelatih Timnas Indonesia
-
PSSI cari pelatih Timnas baru wajib terima target federasi.
-
Lima calon pelatih diwawancarai di Eropa setelah Patrick Kluivert cabut.
-
Piala Asia dan FIFA ASEAN Cup jadi tolak ukur kinerja pelatih.
Wakil Ketua Umum PSSI, Zainudin Amali, memberikan informasi mendalam mengenai kriteria utama yang harus dipenuhi oleh calon pelatih baru Timnas Indonesia.
Pengganti Patrick Kluivert yang baru saja mundur harus memiliki kesediaan untuk menyepakati sasaran kinerja yang telah ditetapkan secara ketat oleh federasi.
Kejelasan mengenai sosok juru taktik baru ini mencuat di tengah upaya PSSI mencari pengganti yang ideal untuk Skuad Garuda.
Federasi Sepak Bola Indonesia telah menyusun sejumlah persyaratan esensial sebelum mengambil keputusan final mengenai penunjukan pelatih kepala.
Persyaratan tersebut mencakup komitmen untuk mencapai target-target spesifik yang telah disiapkan oleh PSSI sebagai panduan evaluasi.
Amali menjelaskan bahwa setiap pelatih yang direkrut tidak akan dibiarkan bekerja tanpa adanya ekspektasi capaian tertentu dari federasi.
Ia menegaskan pentingnya memiliki kerangka acuan prestasi yang jelas dalam kontrak kerja pelatih.
"Tentu federasi harus ada target, ada target-target apa yang harus dicapai dan lain sebagainya," ungkap Zainudin Amali sebagaimana dikutip dari Sapa Indonesia Malam Kompas TV.
"Tidak bisa dilepas 'sudah silahkan kamu melatih tanpa ada target'. Nah, itu harus ada target," lanjut Amali.
Penerapan target ini merupakan mekanisme penting untuk memastikan pelatih benar-benar fokus pada peningkatan performa timnas secara terukur.
Penentuan target dilakukan sejak awal proses negosiasi untuk menghindari kejutan di kemudian hari.
Saat ini, PSSI diketahui telah mengidentifikasi lima nama potensial sebagai kandidat pelatih Timnas Indonesia, meskipun identitas mereka masih menjadi rahasia.
Demi mempercepat proses, Ketua Badan Tim Nasional (BTN) dijadwalkan akan segera berangkat menuju Eropa dalam waktu dekat.
Perjalanan ke Benua Biru ini memiliki agenda utama untuk mengadakan pertemuan dan wawancara langsung dengan beberapa kandidat yang masuk daftar.
Dalam kesempatan wawancara tersebut, PSSI akan menguraikan secara rinci semua harapan dan tuntutan yang harus dipenuhi oleh pelatih terpilih.
Amali menambahkan bahwa kontrak kerja akan secara eksplisit mengatur konsekuensi jika target yang disepakati tidak terpenuhi.
"Nah, kalau target itu tidak tercapai maka tentu kontrak sudah bicara bahwa Anda tidak perform kan gitu. Jadi, dia supaya tidak kaget-kaget," tegasnya mengenai klausul kontrak.
Standar pencapaian yang ditetapkan oleh PSSI mencakup target spesifik di kompetisi-kompetisi utama yang akan diikuti Timnas Indonesia.
Misalnya, PSSI sudah menentukan posisi minimum yang diharapkan timnas di ajang bergengsi seperti Piala Asia.
Selain itu, turnamen baru FIFA ASEAN Cup juga menjadi salah satu barometer penting untuk menilai kinerja pelatih.
"Jadi, dari awal kami sudah targetkan misalnya Piala Asia harus di posisi berapa. Kemudian kan nanti ada FIFA ASEAN Cup yang baru mulai. Nah, apa posisi yang kami inginkan di situ," ucap Amali.
Meskipun Amali enggan memastikan apakah semua calon berasal dari Eropa, kriteria penting lainnya adalah kesesuaian taktik dan strategi pelatih dengan karakteristik unik para pemain Timnas Indonesia.
Aspek adaptasi pelatih terhadap gaya dan kemampuan pemain lokal menjadi pertimbangan krusial yang tidak bisa diabaikan.
Pelatih baru harus mampu memaksimalkan potensi pemain Indonesia saat ini, terlepas dari track record atau asal negaranya.
"Tentang taktik strategi saya kira masing-masing pelatih punya. Tinggal dia harus cocok dengan karakteristik anak-anak yang ada di Timnas Indonesia sekarang," pungkasnya.
PSSI berupaya mencari sosok yang tidak hanya kompeten dalam strategi, tetapi juga memiliki chemistry yang kuat dengan Skuad Garuda.
Keputusan akhir akan diambil setelah serangkaian wawancara dan penilaian yang mendalam terhadap semua kandidat yang tersisa.
Tag: #next #time #pssi #bakal #lebih #galak #dengan #pelatih #timnas #indonesia