Pemain Keturunan Portugal: Senang Kalau Bisa Dipanggil Timnas Indonesia
-
Gyani Joao Manuel, bek SV Argon, memiliki darah keturunan Surabaya.
-
Ia sangat ingin membela Timnas Indonesia meski lahir dan besar di Belanda.
-
Gyani memiliki potensi besar menjadi bek kanan andalan Timnas Indonesia.
Antusiasme publik sepak bola nasional pernah tersedot pada sosok Gyani Joao Manuel, seorang bek kanan muda berdarah Indonesia-Portugal.
Pemain yang saat ini berusia 22 tahun itu sempat mengutarakan hasratnya untuk membela panji Timnas Indonesia U-19, khususnya menjelang Piala Dunia U-20 2024 yang urung digelar di Tanah Air.
Saat ini, Gyani aktif bermain untuk SV Argon, sebuah klub sepak bola yang berbasis di Mijdrecht, Belanda.
Sebelum bergabung dengan Argon, ia sempat menimba ilmu dan mengasah kemampuannya di FC Volendam, tim yang berlaga di kompetisi kasta kedua Liga Belanda, Eerste Divisie.
Asal Usul Darah Indonesia
Dalam sebuah diskusi di saluran YouTube Yussa Nugraha, Gyani membeberkan bahwa warisan darah Indonesia mengalir melalui garis keturunan ibunya.
Ia menjelaskan bahwa kakek dan neneknya berasal dari Surabaya sebelum mereka memutuskan pindah dan menetap di Belanda pasca Perang Dunia II.
Dukungan penuh dari keluarga terlihat dari pernyataan Gyani mengenai peluangnya memperkuat skuad Garuda Muda.
“Saya tentu senang kalau mendapat panggilan timnas U-19. Mama tentu mendukung,” ujar Gyani, menunjukkan restu dari pihak keluarga.
Meskipun lahir dan tumbuh besar di Belanda, Gyani mengakui bahwa koneksi emosionalnya terhadap budaya Indonesia tetap terjaga kuat.
Hal ini terlihat dari pengakuannya yang cukup fasih dalam melafalkan beberapa kosakata Bahasa Indonesia.
Selain itu, ia sangat familier dengan kuliner khas Nusantara yang sering disajikan di rumah.
“Saya sering makan nasi dan ayam goreng di rumah. Mama juga kalau sedang marah, sering bicara pakai bahasa Indonesia,” ungkapnya tentang kedekatan budayanya.
Hambatan dan Harapan Kembali ke Tanah Leluhur
Keinginan Gyani untuk mengunjungi Indonesia dan mengenal lebih jauh tanah leluhurnya sempat tertunda karena kondisi kesehatan ayahnya.
Ia menjelaskan bahwa fasilitas kesehatan di Belanda sangat menunjang untuk perawatan sang ayah yang memiliki riwayat penyakit spesifik.
“Ayah memiliki riwayat penyakit yang hanya bisa ditangani di Belanda karena fasilitasnya lebih lengkap,” kata Gyani, menjelaskan alasan penundaan kedatangannya.
Namun, kendala tersebut sama sekali tidak mengurangi tekadnya untuk menjejakkan kaki di negara asal keluarganya.
Gyani menyampaikan harapan besar untuk dapat mewujudkan perjalanan tersebut di masa mendatang.
“Saya ingin sekali berkunjung ke Indonesia,” tambahnya, menegaskan niatnya.
Bahkan dari kejauhan, Gyani tetap aktif mengikuti perkembangan dinamika sepak bola di Indonesia.
Ia mengakui sering menonton laga-laga Liga 1 dan sangat terkesan dengan fanatisme para suporter di stadion.
“Saya tahu klub dengan logo singa (Arema FC). Suporternya luar biasa. Saya juga mengikuti Irfan Bachdim, pemain yang pernah memperkuat Timnas Indonesia,” ujarnya.
Jejak Karier dan Potensi di Timnas
Gyani lahir di Woerden, Belanda, pada tanggal 10 Januari 2003, dan mulai mengenal si kulit bundar sejak usia lima tahun.
Perkembangan awalnya terjadi di SV Argon, klub lokal tempat ia menghabiskan masa kecilnya.
Pada usia 12 tahun, Gyani berhasil promosi ke tim U-15 Argon, di mana ia mulai sering dihadapkan pada pertandingan persahabatan melawan akademi klub-klub elite Belanda.
Bakatnya yang menonjol kemudian menarik perhatian pemandu bakat FC Volendam.
Ia mendapat undangan trial dan berhasil lolos setelah menjalani dua kali uji coba yang sukses.
Gyani kemudian resmi bergabung dengan akademi Volendam, bermain di kelompok usia U-17 hingga U-19.
Berdasarkan data dari Transfermarkt, catatan penampilannya selama membela tim kelompok umur Volendam mencapai 19 pertandingan dengan koleksi satu gol.
Dengan kemampuan bertahan yang mumpuni, didukung postur tubuh yang ideal, serta kecepatan lari, Gyani Manuel dipandang sebagai aset berharga.
Potensi pemain dengan skill dan profil ini akan sangat bermanfaat bagi lini pertahanan tim Garuda Muda, terutama jika proses naturalisasi dapat berjalan lancar.
Jika proses ini terealisasi, pemain keturunan dari Surabaya ini bisa menjadi tambahan kekuatan yang signifikan di posisi bek kanan Indonesia.
Tag: #pemain #keturunan #portugal #senang #kalau #bisa #dipanggil #timnas #indonesia