3 Fakta yang Perlu Diketahui tentang Nisfu Sya'ban
-Malam nisfu sya'ban adalah malam yang bertepatan dengan tanggal 15 pada bulan Sya'ban. Pada tahun 2024 ini, malam nisfu sya'ban jatuh pada hari Minggu (25/2).
Namun berbeda dengan kalender Masehi dimana pergantian hari jatuh tepat pada pukul 00.00, dalam kalender Hijriah, pergantian harinya dimulai sejak terbenamnya matahari atau ketika memasuki waktu salat Maghrib. Oleh sebab itu, malam nisfu sya'ban jatuh pada Sabtu (24/2) atau malam Minggu di tahun 2024 ini.
Sedikitnya terdapat 3 fakta menarik tentang nisfu sya'ban yang perlu diketahui oleh umat Islam di Indonesia. Hal itu supaya lebih mantap dalam melaksanakan ibadah ataupun amalan kebaikan lainnya pada malam nisfu sya'ban.
Berikut ulasan singkatnya:
1. Diangkatnya Buku Catatan Amalan
Setiap tindakan yang dilakukan manusia tidak lepas dari catatan malaikat. Baik itu perbuatan baik ataupun perbuatan buruk dan perbuatan-perbuatan tersebut nantinya akan dipertanggung jawabkan di hadapan Allah SWT.
Pada malam nisfu sya'ban, catatan amalan baik buruk manusia diangkat oleh Allah. Malam nisfu sya'ban cukup istimewa karena pada malam itu buku catatan amal selama satu tahun terakhir disetorkan dan diganti dengan buku catatan baru untuk satu tahun ke depan.
Rasulullah dalam hadist-nya menyatakan,"saya senang kalau amal saya diangkat itu dalam keadaan berpuasa." Oleh sebab itu, sunnah hukumnya melaksanakan ibadah puasa di momen nisfu sya'ban.
2. Waktu Istijabah
Malam nisfu sya'ban merupakan malam yang istijabah atau malam dimana doa-doa manusia lebih mudah dikabulkan dibandingkan dengan berdoa pada waktu-waktu lainnya.
Rasulullah bersabda.
عن أبي أمامة الباهلي قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: خمس ليال لا ترد فيهن الدعوة، أول ليلة من رجب، وليلة النصف من شعبان، وليلة الجمعة، وليلة الفطر، وليلة النحر
"Lima malam yang tidak akan ditolak doa di dalamnya. Yaitu malam pertama bulan Rajab, malam nisfu Sya'ban, malam Jumat, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha."
Oleh sebab itu, memperbanyak istigfar atau memohon ampun atas dosa-dosa kita kepada Allah pada malam nisfu sya'ban penting dilakukan. Karena sebagai manusia biasa, kita tentu tidak akan pernah lepas dari salah dan dosa baik itu disengaja ataupun tidak disengaja. Selain itu, kita juga bisa berdoa atas apa yang menjadi hajat kita.
3. Kontroversi Salat Nisfu Sya'ban
Salat nisfu sya'ban sebagian ulama menganjurkannya karena merupakan ibadah sunnah dilaksanakan pada malam nisfu sya'ban. Namun ulama lainnya menyangkalnya, karena hal itu dianggap bid'ah disandarkan pada hadis yang tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Ulama yang menyatakan sunnah salat nisfu sya'ban adalah Imam Ghazali dalam salah satu karya besarnya, Ihya Ulumuddin. Dikutip dari NU Online, Beliau bahkan mengungkapkan tata cara salat nisfu sya'ban dilaksanakan sebanyak 1000 rakaat.
وأما صلاة شعبان فليلة الخامس عشر منه يصلي مائة ركعة كل ركعتين بتسليمة يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة قل هو الله أحد إحدى عشرة مرة وإن شاء صلى عشر ركعات يقرأ في كل ركعة بعد الفاتحة مائة مرة قل هو الله أحد فهذا أيضاً مروي في جملة الصلوات كان السلف يصلون هذه الصلاة ويسمونها صلاة الخير ويجتمعون فيها وربما صلوها جماعة
Artinya: Adapun shalat sunnah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban. Dilaksanakan sebanyak seratus rakaat. Setiap dua rakaat satu salam. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca Qulhuwallahu ahad sebanyak 11 kali. Jika mau, seseorang dapat shalat sebanyak 10 rakaat. Setiap rakaat setelah Al-Fatihah membaca qulhuwallahu ahad 100 kali. Ini juga diriwayatkan dalam sejumlah salat yang dilakukan orang-orang salaf dan mereka sebut sebagai shalat khair. Mereka berkumpul untuk menunaikannya. Mungkin mereka menunaikannya secara berjamaah. (Al-Ghazali, Ihya ‘Ulumiddin, jilid 1, halaman: 203)
Imam Ghazali mendasarkan sunnahnya salat nisfu sya'ban ini pada sebuah hadist. Akan tetapi hadist tersebut dianggap tidak dapat dipertanggujawabkan kebenarannya, karena termasuk hadist dhaif (hadist lemah), bahkan hadist maudhu (dibuat-buat). Salah satu ulama yang menolak salat nisfu sya'ban adalah Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu’ Syarh.
Yang ditolak oleh ulama terkait salat nisfu sya'ban adalah formulasi salat ini memiliki 100 rakaat atau 14 rakaat karena dalilnya dianggap bermasalah. Kendati demikian, para ulama tidak ada selisih pendapat untuk menghidupkan malam nisfu sya'ban dengan salat sunnah.
Atas kontroversi tersebut, bagi yang tertarik untuk melaksanakan salat nisfu sya'ban sebenarnya tidak ada masalah untuk melaksanakannya. Namun bagi yang lebih memilih pendapat kedua, bisa melaksanakan salat sunnah lainnya seperti salat awwabin, salat sunnat taubat, tahajud, bahkan salat sunnah witir.