Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam: Sejarah, Makna, dan Relevansinya bagi Umat Zaman Kini
- Minggu (23/11) ini Gereja Katolik Universal merayakan Hari Raya Tuhan Kita Yesus Kristus Raja Semesta Alam. Salah satu agenda besar dalam Kalender Liturgi Gereja Katolik.
Hampir semua aliran dalam agama Kristen merayakan hari raya ini. Seperti Katolik Roma, Katolik Ortodoks, Lutheran, Anglikan, dan lain-lain.
Dilansir dari EWTN, setiap tahunnya hari raya ini dilaksanakan pada hari Minggu terakhir atau Minggu Biasa ke 34, sebelum memasuki masa Adven. Tahun ini dilaksanakan pada tanggal 23 November 2025.
Sejarah
Menurut United States Conference of Catholic Bishops, perayaan ini pertama kali ditetapkan oleh Paus Pius XI pada tahun 1925 melalui ensiklik atau surat resmi kepausan berjudul Quas primas. Penetapan tersebut dilakukan sebagai respons terhadap meningkatnya arus sekularisme dan ateisme pada masa itu.
Paus Pius XI menilai bahwa usaha untuk “menghapus Yesus Kristus dan ajaran-Nya” dari ruang publik dapat memicu perpecahan berkepanjangan di antara masyarakat serta antarbangsa.
Melalui perayaan ini, umat diingatkan bahwa kendati pemerintahan dunia silih berganti, Kristus tetap memegang kuasa sebagai Raja yang abadi.
Pada awal abad ke-20, berbagai rezim militer berhaluan sekuler di sejumlah negara, seperti Meksiko, Rusia, dan beberapa wilayah Eropa, menjadi ancaman bagi gereja serta beragam keyakinan lainnya.
Ensiklik Paus Pius XI pun hadir sebagai sumber pengharapan bagi umat Katolik di tengah runtuhnya tatanan pemerintahan pada masa tersebut.
Awalnya, hari raya ini diperingati pada akhir Oktober. Namun kemudian Paus Paulus VI memindahkannya ke hari Minggu terakhir dalam Kalender Liturgi, agar transisi menuju masa perayaan kelahiran Kristus sebagai Raja dapat berlangsung lebih selaras.
Seorang Raja
Dalam ensiklik tersebut, Paus Pius XI menulis bahwa landasan kuasa dan martabat Yesus Kristus ditunjukkan oleh Cyril dari Alexandria.
"Kristus berkuasa atas segala ciptaan, suatu kekuasaan yang tidak direbut dengan kekerasan atau perampasan, melainkan milik-Nya berdasarkan hakikat dan kodrat-Nya," ungkap Paus Pius XI.
Dalam Alkitab (Yohanes 18:37), ketika ditanyai oleh Pilatus, Yesus menjawab: “Engkau mengatakan, bahwa Aku adalah raja. Untuk itulah Aku lahir dan untuk itulah Aku datang ke dalam dunia ini, supaya Aku memberi kesaksian tentang kebenaran; setiap orang yang berasal dari kebenaran mendengarkan suara-Ku.”
Menurut ensiklik tersebut, Yesus sepenuhnya Allah dan sepenuhnya manusia. Dia adalah Tuhan yang ilahi sekaligus manusia yang menderita dan wafat di kayu Salib.
Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa Yesus tidak hanya disembah oleh manusia, tapi juga para malaikat.
Aplikasi ke zaman modern
Sekarang, semua orang dapat mempercayai apa pun yang ingin mereka percayai, tapi jangan terlalu mengumbar-umbarkannya.
Namun, Gereja Katolik ingin mengajak umat-umatnya untuk menjadi lebih bangga terhadap keyakinan mereka. Sehingga melalui perayaan seperti ini, gereja mendorong umat-umatnya untuk merayakan perayaan ini di tempat umum. (*)
Tag: #hari #raya #tuhan #kita #yesus #kristus #raja #semesta #alam #sejarah #makna #relevansinya #bagi #umat #zaman #kini