Kapolri Minta Jajaran Cegah Kebocoran Anggaran di Pelatihan Penyidik Pidana Perkebunan dan Kehutanan
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan arahan dalam pelatihan peningkatan kemampuan penyelidik dan penyidik pembantu tindak pidana di bidang perkebunan dan kehutanan di di Ballroom Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025). 
18:00
13 Januari 2025

Kapolri Minta Jajaran Cegah Kebocoran Anggaran di Pelatihan Penyidik Pidana Perkebunan dan Kehutanan

- Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya untuk bisa mengantisipasi potensi kebocoran anggaran negara.

Hal itu ditekankan Sigit saat menghadiri dan memberikan arahan dalam pelatihan peningkatan kemampuan penyidik dan penyidik pembantu tindak pidana di bidang perkebunan dan kehutanan di Ballroom Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Senin (13/1/2025).

Sigit mengatakan, Presiden RI Prabowo Subianto sendiri sudah membentuk satuan tugas (satgas) dewan pengarah dan pelaksana.

Satgas itu terdiri dari Kejaksaan dan Menteri Pertahanan sebagai Dewan Pengarah. Kemudian struktur di bawahnya dibantu oleh BPKP, Kejaksaan, dan anggota TNI-Polri.

"Tujuan dari satgas tersebut tentunya adalah bagaimana supaya negara bisa mendapatkan pendapatan yang optimal, dari sisi-sisi yang menurut catatan dari pemerintah dari BPKP masih ada potensi-potensi kebocoran yang harus dimaksimalkan," ucap Sigit dalam keterangannya.

Sigit menyebut, Presiden Prabowo sudah berulang kali jika Indonesia mempunyai sumber daya alam (SDA) yang luar biasa sehingga Indonesia bisa menjadi negara besar jika potensi itu dimanfaatkan dengan baik.

"Namun, di satu sisi beliau selalu sampaikan bahwa Indonesia ini menempati peringkat ekor 6, artinya apa ekor 6 itu artinya bahwa terjadi ketidakefisienan 30 persen dari penggunaan anggaran," ucapnya.

Untuk itu, Sigit meminta anggotanya harus ikut menekan segala bentuk yang sifatnya tidak efisien.

Selain itu, pemerintah juga berupaya agar sumber-sumber yang masih banyak potensinya bisa dimaksimalkan untuk penerimaan negara.

"Saya sampaikan pada rekan-rekan, bahwa hal ini kita berbicara khusus terkait dengan masalah sawit atau pun keterlanjuran sawit.

Dan ini saya kira masuk di dalam Asta Cita Bapak Presiden, khususnya ke-5, di mana Indonesia ke depan ingin melanjutkan hilirisasi namun di satu sisi juga meningkatkan nilai tambah dalam negeri," tuturnya.

Berdasarkan penghitungan para ahli, jika potensi tersebut benar dimaksimalkan, sektor sawit akan menghasilkan investasi sebesar US$618,1 M, lalu ekspor sebesar Rp857,9 miliar, pertumbuhan ekonominya juga bisa bertambah Rp235,9 miliar.

Hal ini otomatis akan menambah jumlah tenaga kerjanya yang bisa dimaksimalkan.

"Namun, demikian dari catatan 179 produk hilir, Indonesia juga berada di posisi paling tinggi.

Kalau kita lihat dari bagaimana perbandingan Indonesia dengan negara-negara lain, terlihat bahwa Indonesia memiliki produksi 47 juta ton atau setara dengan 59,26 persen dari produksi Global, artinya negara kita tertinggi, tertinggi dalam hal produksi sawit," ungkapnya.

Sehingga, Sigit berharap ke depan Indonesia dapat memimpin dan menguasai pasar dunia, khususnya masalah sawit. 

ILustrasi kebun sawit ILustrasi kebun sawit (ist)

Sigit berharap kehadiran Polri dalam Satgas untuk mencegah potensi kebocoran tersebut dapat dimaksimalkan.

"Jadi, ini yang tentunya menjadi arah dan kebijakan Bapak Presiden dan harapannya Polri yang saat ini diajak untuk masuk di satgas betul-betul bisa melaksanakan apa yang diharapkan oleh Bapak Presiden ini dengan maksimal," tukasnya.

Editor: Acos Abdul Qodir

Tag:  #kapolri #minta #jajaran #cegah #kebocoran #anggaran #pelatihan #penyidik #pidana #perkebunan #kehutanan

KOMENTAR