Bagikan Sembako di Jaktim, Gibran Dicibir Pedas, Disebut 'Konyol' dan Malah Lakukan Tugas Ketua RT
Rocky menilai pemberian bantuan itu bukanlah tugas Gibran sebagai seorang wapres. Bahkan, dia menganggap tindakan Gibran itu konyol.
Kata mantan dosen Universitas Indonesia itu, Gibran tak perlu datang ke lokasi pengungsian guna memberikan bantuan sembako. Pasalnya, membagikan sembako adalah tugas aparat setempat.
Rocky menyebut Gibran sebagai orang nomor dua di Indonesia seharusnya menangani urusan makro.
"Tugas Gibran bukan di situ, tugas Gibran memantau pembangunan, memantau desain pelaksanaan, desain dari plan kabinet kan itu tugas wakil presiden, bukan membagi-bagikan itu. Itu kan tugas ketua RT," kata Rocky dalam videonya yang ditayangkan di YouTube Rocky Gerung Official pada Jumat (29/11/2024).
Menurut Rocky, aksi Gibran itu merupakan bentuk cawe-cawe dan pencitraan politik.
"Bagian-bagian ini kita lihat cawe-cawe. Mulai lagi oleh sang anak mengikuti tradisi atau kelakuan bapaknya," katanya.
Pengamat politik, Rocky Gerung selesai diperiksa terkait kasus dugaan menyebarkan hoaks hingga ujaran kebencian kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) di Bareskrim Polri, Jakarta, Rabu (13/9/2023). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti)Gibran turut disorot karena adanya tas sembako bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran".
"Jadi tanda tanya politik bila beredar goodie bag yang dibagi-bagikan ke pengungsi dan mereka yang kena bencana banjir. Terutama yang ada tulisan sumbangan atau bantuan dari Wapres Gibran. Kan itu konyol," kata Rocky.
"Itu sumbangan dari pajak rakyat melalui negara untuk mereka yang kena musibah. Itu bukan sumbangan dari wapres yang namanya Gibran."
Rentan dipolitisasi
Pengamat komunikasi politik dari Universitas Esa Unggul, Jamiluddin Ritonga, juga menyoroti tas bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran".
Jamiluddin menyebut tulisan tersebut sangat tak layak ditampilkan jika anggaran sembako itu bersumber dari APBN.
"Kalau sembako itu didanai dari APBN, maka idealnya disebut Bantuan Pemerintah atau Bantuan Negara. Dengan begitu, bantuan itu tidak di persepsi orang sebagai bantuan pribadi," kata Jamiluddin, Minggu, (1/12/2024), dikutip dari Tribun Jakarta.
Dia mengatakan jika sembako itu diberikan sebagai bantuan pemerintah atau bantuan negara, pembagian itu lebih baik itu dilakukan oleh Kementerian Sosial.
Dengan demikian, wapres akan menempatkan Kementerian Sosial sesuai fungsi dan tugasnya secara proporsional.
"Sebab hal itu memang bagian tugas dari kementerian tersebut," ujar Jamiluddin.
Menurut dia, hal itu akan menjauhkan penafsiran di tengah masyarakat, bantuan itu terkait politik.
"Orang juga tidak menafsirkan pemberian bantuan itu sebagai persiapan Pilpres 2029," kata dia.
Jamiluddin mengimbau Gibran tak lagi membagikan sembako yang dananya berasal dari APBN.
Dia menilai tak elok jika tugas Gibran sebagai wapres hanya membagikan sembako dan kegiatan seremonial.
"Hal itu tentu dapat mendegradasi derajat seorang wapres. Wapres harus dikembalikan sesuai fungsi dan tugasnya sebagaimana diatur dalam perundang-undangan."
Cak Imin mengaku tak tahu
Menteri Koordinator bidang Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, buka suara mengenai tas sembako bertuliskan "Bantuan Wapres Gibran".
"Saya tidak tahu ya, saya belum tahu," kata Cak Imin di Hotel Sultan, Senayan Jakarta Pusat, Sabtu (31/11/2024) malam, dikutip dari Tribun Depok.
Kemudian, Cak Imin yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu mengatakan bantuan seperti dalam bentuk goodie bag seperi itu harus juga dilihat dari sumber anggaran.
"Biasanya kan bantuan itu sesuai anggaran, bantuan dari kementerian, bantuan dari wapres, bantuan dari presiden. Itu mungkin karena faktor sumber anggaran," kata Cak Imin.
(Tribunnews/Febri, Tribun Jakarta/Elga Hikari, Tribun Depok/Alfian Firmansyah, Tribun Jatim/Olga)
Sebagian artikel Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Aksi Gibran Beri Bansos Dianggap Degradasi Derajat Wakil Presiden hingga Rentan Dipolitisasi
Tag: #bagikan #sembako #jaktim #gibran #dicibir #pedas #disebut #konyol #malah #lakukan #tugas #ketua