Ganjar Minta Pendukung Jangan Pakai Knalpot ''Brong'', Tak Mau Insiden Boyolali Terulang
Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo saat ditemui di Gedung Filateli, Jakarta Pusat, Minggu (14/1/2024).(KOMPAS.com/Fika Nurul Ulya)
12:12
15 Januari 2024

Ganjar Minta Pendukung Jangan Pakai Knalpot ''Brong'', Tak Mau Insiden Boyolali Terulang

- Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo berpesan kepada pendukungnya untuk tidak menggunakan knalpot 'brong' saat masa kampanye terbuka Pemilihan Preisden (Pilpres) 2024.

Ganjar tidak mau peristiwa pengeroyokan terhadap pendukungnya oleh anggota TNI di Boyolali yang dilatarbelakangi penggunaan sepeda motor berknalpot brong terulang kembali.

"Nanti sebentar lagi kita akan memasuki masa kampanye terbuka. Saya pesan betul-betul, saya tidak mau kejadian yang ada di Boyolali terulang," kata Ganjar saat berkampanye di Purbalingga, Senin (15/1/2024).

Ganjar menegaskan bahwa perbuatan anggota TNI yang mengeroyok pendukungya karena menggunakan knalpot brong tidak dapat dibenarkan karena bukan kewenangan TNI untuk menertibkannya.

Namun, politikus PDI-P itu mengingatkan agar para pendukung introspeksi supaya kejadian serupa tidak terulang lagi.

"Kita sendiri juga mesti koreksi, jadi bapak ibu nanti teman-teman yang mau ikut kampanye pakai motor, itu knalpotnya tidak usah dibrong," ujar Ganjar.

Sambil bergurau, Ganjar pun menyebut bahwa pendukungnya bisa memakai knalpot yang tidak mengeluarkan suara saat digunakan.

"Atau kalau digas keluar 'tiga, tiga, tiga', 'tiga, tiga, tiga', nah gitu, knalpotnya jangan diganti, pakai itu saja," kata dia.

Mantan gubernur Jawa Tengah ini juga berpesan supaya pendukungnya tertib dalam lalu lintas dan menjadi contoh bagi masyarakat bahwa mereka punya itikad baik.

Masalah ketertiban lalu lintas pada masa kampanye menjadi soal setelah peristiwa pengeroyokan relawan Ganjar oleh sejumlah anggota TNI di Boyolali pada 30 Desember 2023 lalu.


Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Maruli Simanjuntak menyatakan, penganiayaan tersebut adalah bentuk aksi dan reaksi karena para korban sudah berulang kali diingatkan prajurit TNI agar tidak berkendara dengan knalpot bising.

"Ada aksi, ada reaksi ya, jadi kan disebutkan mengarahnya kayaknya ada rencana pencegatan, masukin ke dalam asrama, ini kan cara berpikirnya, mana sempat-sempat orang ngeliat dengar suara bising tiba-tiba lari dicegat," kata Maruli dalam program Rosi Kompas TV, Kamis (4/1/2024).

"Normal saja berpikirnya, ini sudah delapan kali dia (anggota TNI mengingatkan) makanya dia langsung mencegat yang berikutnya, terjadi reaksi seperti itu," imbuh dia.

Eks pangkostrad ini pun menilai wajar apabila anak-anak buahnya itu tersulut emosi karena merasa terus-terusan diganggu.

Menurut Maruli, emosi itu pula yang membuat para anggota TNI itu akhirnya main hakim sendiri, bukannya membawa para relawan yang mengganggu ketertiban itu untuk diproses hukum.

"Kalau jalanan itu kan nantang namanya. Coba dia berani enggak ke kampung saya lewat begitu? 10 motor datang ke kampung saya lewat begitu, grang gung grang gung, ya mungkin dibakar motornya, itu kan sudah terjadi di mana-mana," kata dia.

Adapun masa kampanye terbuka akan dimulai pada 21 Januari 2024 hingga akhir masa kampanye pada 10 Februari 2024.

Editor: Ardito Ramadhan

Tag:  #ganjar #minta #pendukung #jangan #pakai #knalpot #brong #insiden #boyolali #terulang

KOMENTAR