Warisan Cita-cita Ustaz Jazir Jogokariyan, Mewujudkan Masjid yang Mandiri dan Berdaya
Ustaz Muhammad Jazir wafat setelah menjalani perawatan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta. (Ist)
14:04
23 Desember 2025

Warisan Cita-cita Ustaz Jazir Jogokariyan, Mewujudkan Masjid yang Mandiri dan Berdaya

Baca 10 detik
  • Ustaz Jazir mewariskan gagasan agar masjid mandiri melalui wakaf produktif untuk fungsi sosial.
  • Wakaf produktif diharapkan mampu membiayai operasional serta pensiun bagi pengabdi masjid.
  • Ia memandang masjid sebagai pusat karakter, penguatan sosial, dan perjuangan kemanusiaan umat.

Kepergian Ketua Dewan Syuro Masjid Jogokariyan Yogyakarta, Ustaz Muhammad Jazir ASP, tak hanya menyisakan duka. Lebih dari itu, ada warisan gagasan tentang peran masjid di tengah masyarakat.

Hal ini diungkap oleh Putra bungsu Ustaz Jazir, Haidar Muhammad Tilmitsani. Ia menyebut ayahnya memiliki sejumlah cita-cita yang masih akan terus diperjuangkan.

Salah satunya adalah mendorong masjid agar tidak hanya bergantung pada infaq untuk pembangunan fisik. Namun mampu mandiri melalui pengelolaan ekonomi yang berkelanjutan.

Haidar mengatakan, Ustaz Jazir memimpikan setiap masjid memiliki wakaf produktif yang dikelola secara profesional.

"Kita masih proses ya, beliau ingin, kalau bisa semua masjid ya punya wakaf produktif," kaya Haidar, dikutip, Selasa (23/12/2025).

Melalui konsep tersebut, masjid diharapkan bisa lebih leluasa menjalankan fungsi sosialnya tanpa terbebani kebutuhan operasional sehari-hari.

"Sehingga infaq masjid itu tidak habis untuk bangunan tetapi digunakan untuk masyarakat," ucapnya.

Kemudian wakaf produktif yang ada seperti badan usaha masjid itu bisa pula digunakan untuk memberi rezeki kepada para pengabdi masjid.

"Sementara wakaf produktifnya, badan usaha milik masjidnya itu bisa untuk operasional masjid dan juga untuk memberi pensiun bagi para pengabdi di masjid," ungkapnya.

Menurut Haidar, gagasan itu lahir dari kepedulian Ustaz Jazir terhadap para pengabdi masjid yang selama ini bekerja dengan keikhlasan. Ia melihat, tidak sedikit ustaz dan pengurus masjid yang mengabdikan hidupnya tanpa jaminan kesejahteraan di masa tua.

"Kalau PNS punya pensiun, kalau orang yang mengabdi, ustaz itu kan enggak punya pensiun. Nah itu cita-cita beliau, membangunkan yang bisa membiayai itu," ujarnya.

Lebih jauh, Haidar menegaskan bahwa bagi Ustaz Jazir, masjid bukan sekadar tempat ibadah ritual. Masjid dipandang sebagai pusat pembentukan karakter, penguatan nilai sosial, dan perjuangan kemanusiaan.

Ia mengenang, bahkan di masa-masa akhir hidupnya ketika kondisi kesehatan menurun, perhatian Ustaz Jazir masih tertuju pada urusan umat dan kepedulian sosial.

"Kan di akhir banyak enggak sadarnya ya tapi pas beliau mengigau atau ngomong sendiri itu isinya tetap tentang amal soleh, perjuangan. Kemarin masih ngomongin sempet mau bagi-bagi bantuan buat Sumatera," ucapnya.

Bagi keluarga dan jamaah Masjid Jogokariyan, nilai-nilai tersebut menjadi warisan yang harus dijaga. Haidar menilai, gagasan tentang masjid yang mandiri dan berdaya merupakan pesan penting yang ingin terus ditanamkan Ustaz Jazir kepada generasi penerus.

Tidak hanya bagi Masjid Jogokariyan saja semangat dan warisan itu harus diteruskan. Melainkan kepada seluruh masjid yang ada di segala tempat.

Sakit Kronis dan Dirawat Intensif

Haidar mengatakan ayahnya meninggal dunia pada sekira pukul 04.00 dini hari setelah dirawat intensif di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Yogyakarta.

Disebutkan dia bahwa ayahnya memang memiliki riwayat penyakit kronis yang memengaruhi kondisi kesehatannya dalam beberapa waktu terakhir hingga akhirnya mengalami komplikasi.

"Kalau kronisnya itu diabetes, lalu ada hipertensi juga, terus ya komplikasi di ginjal. Jadi selama 45 hari ini selama 6 November itu pas betul-betul sudah ginjalnya fungsinya sangat menurun," tuturnya.

Editor: Bangun Santoso

Tag:  #warisan #cita #cita #ustaz #jazir #jogokariyan #mewujudkan #masjid #yang #mandiri #berdaya

KOMENTAR