Solidaritas untuk Perantau Sumatra: Dari Seniman Gamping hingga Polda DIY Turun Tangan
Dapur umum untuk mahasiswa Sumatra di Yogyakarta. (Suara.com/Hiskia)
14:28
4 Desember 2025

Solidaritas untuk Perantau Sumatra: Dari Seniman Gamping hingga Polda DIY Turun Tangan

Baca 10 detik
  • Aksi solidaritas di Yogyakarta muncul untuk membantu mahasiswa perantau asal Sumatera dampak bencana terhambatnya kiriman logistik keluarga.
  • Seniman Muhammad Miftahur Rizaq membagikan sembako dan makanan gratis dari dana pribadi untuk mahasiswa yang membutuhkan.
  • Polda DIY membuka posko kemanusiaan menyediakan dapur umum tiga kali sehari serta akses WiFi bagi mahasiswa dari tiga provinsi.

Bencana yang melanda Sumatra meninggalkan dampak luas, bukan hanya bagi masyarakat di lokasi bencana, tetapi juga bagi keluarga mereka—termasuk mahasiswa yang sedang merantau.

Di Yogyakarta, banyak mahasiswa asal Sumatra merasakan imbasnya. Kiriman uang dan logistik dari keluarga terhambat, sementara kebutuhan hidup harus tetap dipenuhi. Situasi ini mendorong lahirnya berbagai aksi solidaritas dari masyarakat dan institusi di Yogyakarta.

Aksi Seniman Gamping untuk Mahasiswa Perantau

Salah satu inisiatif datang dari seniman sekaligus aktivis asal Nogotirto, Gamping, Sleman, Muhammad Miftahur Rizaq.

Ia mengatakan, gerakan ini muncul dari kepeduliannya terhadap mahasiswa yang hidupnya masih bergantung pada kiriman keluarga. Dengan akses ke daerah bencana yang terputus, banyak mahasiswa tidak tahu kapan kiriman dari rumah bisa kembali lancar.

“Sebenarnya kita cuma merespons bencana yang ada di sana. Bantuan ke lokasi bencana pasti sudah terkoordinir, jadi kita berpikir untuk bantu yang ada di sini,” jelas Miftahur, Kamis (4/11/2025).

“Mahasiswa di sini kan hidupnya masih bergantung pada kiriman orang tua. Dengan adanya bencana, ya mungkin kirimannya jadi terhambat,” katanua.

Miftahur menuturkan bahwa pembagian sembako bukan hal baru. Ia dan beberapa rekannya memang rutin menyediakan paket bantuan bagi mahasiswa dan warga. Namun, bencana di Sumatra membuat kebutuhan itu semakin mendesak.

Bantuan tidak dibatasi hanya untuk mahasiswa dari Sumatra. Siapa pun yang membutuhkan dapat menghubungi mereka untuk mengambil sembako atau meminta diantarkan ke kos.

“Dari mana saja monggo kalau memang membutuhkan. Kita ada stok sembako yang bisa diambil. Kalau habis, nanti kita antarkan ke kos,” ucapnya.

Sudah sekitar 10 penerima bantuan yang menghubungi, termasuk mahasiswa dari luar Yogyakarta yang tinggal satu kos dengan mahasiswa Sumatra.

Seniman sekaligus aktivis asal Nogotirto, Gamping, Sleman, Muhammad Miftahur Rizaq. (Suara.com/Hiskia) PerbesarSeniman sekaligus aktivis asal Nogotirto, Gamping, Sleman, Muhammad Miftahur Rizaq. (Suara.com/Hiskia)

Miftahur menegaskan bahwa bantuan hanya berupa kebutuhan pokok, bukan uang tunai. Menurutnya, pemberian dalam bentuk barang lebih aman dan pasti digunakan.

“Kita menghindari donasi uang tunai karena takut disalahgunakan. Sembako pasti kepakai,” tegasnya.

Selain sembako, Miftahur juga menyediakan makanan gratis bagi mahasiswa yang datang langsung ke tempatnya. Program ini sudah lama berjalan, bahkan sebelum bencana terjadi.

Pendanaannya murni berasal dari dana pribadi—tabungan dan hasil penjualan karya seni.

“Paling kalau ada tabungan ya dipakai. Kalau enggak cukup, saya jual karya untuk danai ini. Tapi alhamdulillah sejauh ini masih ter-cover,” tuturnya.

Paket bantuan berisi kebutuhan dasar seperti beras, minyak, mi instan, gula, kopi, dan biskuit, menyesuaikan ketersediaan dana.

Bagi Miftahur, seni harus memberi manfaat nyata. Membantu sesama adalah bentuk tertinggi proses berkesenian.

“Saya percaya titik tertinggi berkesenian itu kebermanfaatan. Buat apa saya berkarya kalau enggak ada manfaatnya,” tandasnya.

Polda DIY Buka Dapur Umum untuk Mahasiswa

Dapur umum untuk mahasiswa Sumatra di Yogyakarta (Suara.com/Hiskia) PerbesarDapur umum untuk mahasiswa Sumatra di Yogyakarta (Suara.com/Hiskia)

Bentuk dukungan lain datang dari Polda DIY yang membuka Posko Kemanusiaan untuk mahasiswa asal Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat.

Posko yang diluncurkan Kamis (4/12/2025) ini menyediakan dapur umum yang memasak tiga kali sehari: sarapan pukul 08.00, makan siang pukul 12.00, dan makan malam pukul 18.00 WIB.

“Setiap hari menyiapkan menu untuk sarapan, makan siang, dan makan malam,” ujar Kabidhumas Polda DIY, Kombes Pol Ihsan.

Selain makanan gratis, posko juga menyediakan akses WiFi untuk mahasiswa yang ingin menghubungi keluarga di daerah bencana.

Data Polda DIY mencatat sekitar 8.000 mahasiswa dari tiga provinsi tersebut sedang menempuh pendidikan di Yogyakarta.

Dari kalangan akademisi, dukungan datang dari Dosen Prodi Ilmu Komunikasi STPMD “APMD” Yogyakarta, Irsasri. Ia mengatakan Yogyakarta sebagai kota mahasiswa harus menunjukkan solidaritas melalui aksi nyata.

“Kami mengoordinasikan relawan dari berbagai kampus. Informasi mengenai posko juga disebarkan melalui media kampus masing-masing,” ungkapnya.

Masjid Nurul Ashri Buka Hotline Bantuan Makanan

Dukungan serupa diberikan Masjid Nurul Ashri di Deresan, Caturtunggal, Depok, Sleman. Pihak masjid membuka hotline bagi mahasiswa dari provinsi terdampak untuk mendapatkan bantuan makanan.

Hotline: 0821-3850-5307

“Nantinya kami kirim makanan bagi yang membutuhkan,” kata Sunyoto, perwakilan divisi program Masjid Nurul Ashri.

Ia memahami bahwa mahasiswa perantau ikut terdampak secara psikologis dan logistik—kiriman tertunda, komunikasi dengan keluarga terputus.

“Kami berharap bantuan ini bisa dimanfaatkan, supaya mahasiswa lebih tenang. Dan keluarga di lokasi bencana juga tenang karena tahu ada yang memikirkan anak-anak mereka di perantauan,” ujarnya.

Editor: Vania Rossa

Tag:  #solidaritas #untuk #perantau #sumatra #dari #seniman #gamping #hingga #polda #turun #tangan

KOMENTAR