Deru Erupsi Mahameru Mengejar Warga, Negara Bergegas Siaga
Dampak erupsi Gunung Semeru menyebabkan permukiman warga hancur(KOMPAS.com/MIFTAHUL HUDA)
07:26
21 November 2025

Deru Erupsi Mahameru Mengejar Warga, Negara Bergegas Siaga

Mahameru, atau dikenal juga sebagai puncak Gunung Semeru, tiba-tiba mengeluarkan asap panas tebal pada Rabu (19/11/2025).

Gunung vulkanik aktif yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Tengah ini mengalami erupsi cukup besar.

Tiga desa disebut terdampak: Supit Urang, Oro-Oro Ombo di Pronojiwo, dan desa Penanggal, Candipuro.

Awan panas yang muncul dari puncak Semeru meluncur ke arah tengara dan selatan hingga jarak 13 kilometer.

Tak sampai satu jam, status aktivitas vulkanis Gunung Semeru naik dari level III atau siaga, menjadi level IV atau awas.

Gunung dengan ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut yang memukau ini seketika berubah jadi mencekam, membuat ratusan jiwa lari tunggang langgang dari rumah mereka sendiri.

Setidaknya, 300 warga di sekitar Gunung Semeru langsung mengemas perlengkapan mereka, menjauh menyelamatkan diri ke tempat pengungsian.

Dua titik pengungsian awal yang diketahui adalah SD 2 Supiturang dan Balai Desa Oro-Oro Ombo yang berjarak sekitar 10 kilometer di sisi timur Semeru.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengimbau agar masyarakat menghindari aktivitas dalam radius 8 kilometer dari kawah puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar.

"Mewaspadai potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan," katanya.

Peristiwa ini juga mengaktifkan status tanggap darurat dari Pemerintah Kabupaten Lumajang selama tujuh hari, terhitung 19-26 November 2025.

Kondisi pengungsi terkini

Pengungsi yang semula hanya berkisar 300 jiwa terus bertambah seiring dengan erupsi Semeru yang masih menderu.

Menteri Sosial RI Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengatakan, pada Kamis (20/11/2025), jumlah pengungsi di dua kecamatan terdampak telah mencapai 963 jiwa dengan pengungsi terbesar dari Kecamatan Pronojiwo.

Terdapat enam titik pengungsian di kecamatan tersebut, yakni di Balai Desa Oro-Oro Ombo 238 jiwa, Masjid Nurul Jadid 169 jiwa, SDN 4 Supiturang 104 jiwa, SDN 2 Sumberurip 131 jiwa, Bumdes Sumberurip 26 jiwa, dan Pom Mini Supiturang 102 jiwa.

Kemudian, di kecamatan Candipuro terdapat dua titik, yakni Kantor Camat 106 jiwa dan Balai Desa Sumber Mujur 55 jiwa.

Tak hanya pengungsi, laporan yang diterima Kementerian Sosial juga menyebut terdapat dua warga yang mengalami luka bakar.

Mereka adalah Normawati berusia 42 tahun dengan luka bakar grade 2, dan Hariyono berusia 49 tahun dengan luka bakar grade 2.

Selain melakukan pendataan terkait dengan pengungsian, Gus Ipul juga menyebut kementerian yang ia pimpin sudah melakukan penyaluran bantuan.

"Total bantuannya Rp 592 juta," katanya kepada Kompas.com, Kamis (20/11/2025).

Gus Ipul juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang di pengungsian selama kondisi kedaruratan berlangsung.

Karena tim gabungan yang terdiri dari Kemensos, TNI/Polri bersama dengan BNPB bisa memberikan jaminan keamanan dan bantuan logistik selama mereka berada di pengungsian.

"Kami kerja sama dengan TNI/Polri, Basarnas dipimpin oleh BNPB kemudian Pemda. Ini sudah kerja bersama, gotong royong. Kami dari Kemensos memberikan bantuan shelter dan logistik," ucapnya.

"Bagi yang kembali ke rumah pun, dukungan permakanan masih diberikan, atau mungkin kebutuhan lain selama masa kedaruratan ini," kata dia.

Tak berdampak pada perjalanan kereta dan penerbangan

Beruntung, erupsi Semeru tak langsung berdampak pada aktivitas penerbangan untuk bandar udara terbesar di Jawa Timur, Bandara Internasional Juanda.

General Manager Bandara Internasional Juanda, Muhammad Tohir, mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada penerbangan yang terdampak aktivitas vulkanik Semeru.

“Sejauh ini masih normal. Penerbangan datang dan pergi masih beroperasi seperti biasa,” ujarnya.

Tohir mengatakan, pihaknya bersama AirNav Indonesia dan BMKG terus melakukan pemantauan terkait pergerakan abu vulkanik.

Pemantauan ini dilakukan untuk memastikan keamanan jalur transportasi udara dari dan menuju bandara tersebut.

Bandara Juanda telah menyiapkan langkah mitigasi jika terjadi perubahan arah angin atau terdeteksi adanya material vulkanik yang mendekati jalur penerbangan.

“Keselamatan tetap menjadi prioritas. Jika ada perubahan kondisi, kami akan segera berkoordinasi dengan maskapai,” ujarnya.

Begitu juga dengan jalur perkeretaapian.

Jalur terdekat, yakni Daerah Operasi (Daop) 9 Jember, melaporkan bahwa perjalanan kereta api (KA) di wilayahnya tetap aman dan berjalan normal meskipun Gunung Semeru mengalami erupsi.

Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro, mengatakan KAI Daop 9 Jember langsung mengerahkan tim untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh pada lintas Jatiroto, Ranuyoso, jalur kereta yang paling dekat dengan kawasan Gunung Semeru.

Pengecekan meliputi rel, jembatan, stasiun, hingga perlintasan sebidang untuk memastikan tidak ada gangguan bagi perjalanan KA.

Hasil inspeksi, kata dia, menunjukkan seluruh prasarana berada dalam kondisi aman dan tidak ditemukan material vulkanik seperti abu maupun pasir yang berpotensi menghambat operasional.

Dengan demikian, seluruh perjalanan KA jarak jauh maupun komuter tetap beroperasi sesuai jadwal.

Sebagai langkah mitigasi tambahan, pihaknya pun meningkatkan patroli jalur serta menyiagakan peralatan pembersihan bila sewaktu-waktu terjadi hujan abu.

KAI juga menempatkan Alat Material Untuk Siaga (AMUS) di Stasiun Probolinggo, Klakah, dan Jember sebagai upaya percepatan penanganan bila muncul gangguan prasarana.

Pihaknya memastikan bahwa keselamatan pelanggan menjadi prioritas utama perusahaan.

“Kondisi perjalanan kereta api di wilayah Daop 9 Jember aman. Petugas kami telah melakukan pemeriksaan menyeluruh, terutama di lintas Jatiroto–Ranuyoso yang paling dekat dengan Semeru. Hingga saat ini tidak ditemukan adanya material vulkanik yang mengganggu jalur,” ujar Cahyo.

Tag:  #deru #erupsi #mahameru #mengejar #warga #negara #bergegas #siaga

KOMENTAR