Profesor Arkeologi Bantah Teori Fadli Zon soal Out Of Nusantara
Harry Truman Simanjuntak(University of Wollongong)
19:14
29 Oktober 2025

Profesor Arkeologi Bantah Teori Fadli Zon soal Out Of Nusantara

- Arkeolog dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Profesor Harry Truman Simanjuntak, membantah teori out of Nusantara yang dikemukakan Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

“Manusia Nusantara ini datang dari luar semua. Tidak ada yang tumbuh di Nusantara karena evolusi datang dari Afrika sana,” kata Harry Truman Simanjuntak kepada Kompas.com, Rabu (29/10/2025).

Fadli Zon berteori bahwa persebaran manusia purba justru berasal dari wilayah Nusantara ke seluruh dunia, tidak seperti teori mapan selama ini bahwa migrasi manusia purba berasal dari Afrika.

Menurut Harry Truman, tidak ada bukti-bukti yang mendukung teori out of Nusantara.

“Teori out of Africa didukung oleh bukti-bukti berbagai disiplin dan tidak ada yang meragukan itu. Bukti evolusi, arkeologi, dan tampilan fisiologi semuanya mendukung teori out of Africa,” tanggap Harry.

Dia membantah bukti yang dikemukakan Fadli Zon untuk mendukung teori out of Nusantara, yakni fosil Homo erectus dari Indonesia.

Penemuan fosil Homo erectus tertua yakni yang berasal dari Sangiran dan Bumiayu berusia antara 1,5 juta sampai 1,6 juta tahun.

Adapun fosil Homo erectus tertua di dunia yang barasal dari Afrika berusia 1,8 juta tahun. Jadi, fosil Homo erectus di Nusantara lebih muda ketimbang Homo erecrus Afrika.

Lagi pula, ada jeda antara waktu kehidupan Homo erectus dengan Homo sapiens yang hidup di Indonesia. Wilayah yang sekarang disebut Indonesia ini dulu pernah kosong tanpa spesies manusia.

“Sempat ada kekosongan hunian antara periode Homo erectus punah dan kedatangan Homo sapiens,” kata Harry.

Kata dia, Homo erectus dari Trinil, Ngandong, Sangiran, atau Bumiayu bukanlah nenek moyang dari Homo sapiens atau manusia modern Indonesia saat ini.

“Homo erectus itu tidak menurunkan Homo sapiens seperti kita,” kata dia.

Homo erectus masa itu punah terlebih dahulu meninggalkan kekosongan di Pulau Jawa yang mengalami perubahan dari padang rumput menjadi hutan hujan. Ada pula faktor bencana alam yang menyebabkan kekosongan hunian pada 80.000 tahun lalu itu.

Fosil Homo erectus temuan Eugene Dubois dikembalikan Belanda ke Indonesia. (Sumber: Menteri Kebudayaan Fadli Zon) Sumber: Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon Fosil Homo erectus temuan Eugene Dubois dikembalikan Belanda ke Indonesia. (Sumber: Menteri Kebudayaan Fadli Zon)

Homo sapiens atau manusia modern baru ada di kawasan Nusantara pada 60.000 sampai 70.000 tahun lalu. Buktinya adalah penemuan fosil di Gua Lida Ajer, Sumatera Barat.

Gua Lida Ajer juga dijadikan bukti oleh Fadli Zon untuk mendukung teori out of Nusantara. Namun Harry Truman mengatkan manusia Gua Lida Ajer itu juga pendatang, bukan asli Sumatera Barat.

“Lida Ajer juga berasal dari Afrika. Dia bukan berasal dari Sumatera,” ujar Harry yang merupakan pendiri Center for Prehistoric and Austronesian Study (CPAS) ini.

Homo sapiens penghuni Nusantara disebutnya berasal dari Afrika termasuk yang pernah bermukim di Asia Tenggara daratan dan di Asia Tenggara kepulauan.

Ada faktor ketidaksinambungan temuan fosil yang gagal menunjukkan linearitas perkembangan Homo erectus menjadi Homo sapiens di Indonesia. Di sisi lain di Afrika, penemuan fosil dari Homo habilis, Homo erectus, dan Homo sapiens lebih lengkap secara kronologis.

“Yang bermigrasi keluar dari Afrika adalah Homo erectus dan Homo sapiens,” kata Harry.

Politik dan sains

Harry Truman Simanjuntak menilai pernyataan Fadly Zon tidak didukung oleh dasar ilmiah, namun Fadli Zon mengemukakan teorinya di konferensi internasional Persatuan Ilmuwan Prasejarah dan Protosejarah (UISPP) Inter-Regional Conference 2025 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga.

“Jadi malu sekali kita kalau urusan politik dibawa-bawa mencemari kebenaran ilmiah,” kata Harry.

Dia juga tidak setuju bila rasa nasionalisme dibangun tanpa dasar ilmiah hanya dengan tujuan memunculkan rasa bangga terhadap negara.

“Membangun kebanggaan nasionalisme juga harus ada dasarnya,” ujarnya.

 

Klaim Fadli Zon soal out of Nusantara

Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mengajukan teori yang menandingi teori mapan out of Africa, yakni persebaran manusia di seluruh penjuru dunia bukan berawal dari Afrika melainkan dimulai dari Nusantara.

“Manusia purba Nusantara bisa berekspansi melalui jalur laut, tak hanya berjalan menyusuri benua seperti yang selama ini didiskusikan dalam teori Out of Africa. Gagasan Out of Nusantara menjadi semakin kuat dengan adanya bukti-bukti ini, bahwa persebaran manusia purba tidak hanya bersifat satu arah dari Afrika, melainkan dapat bermula justru dari wilayah Nusantara, atau Out of Nusantara,“ kata Fadli Zon, sebagaimana siaran pers yang dia bagikan, Selasa (28/10/2025).

Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Konferensi internasional Persatuan Ilmuwan Prasejarah dan Protosejarah (UISPP) Inter-Regional Conference 2025 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. (Dok Fadli Zon)Fadli Zon Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Konferensi internasional Persatuan Ilmuwan Prasejarah dan Protosejarah (UISPP) Inter-Regional Conference 2025 di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Salatiga. (Dok Fadli Zon)

Dia menyebut kehidupan Homo erectus sebagai salah satu buktinya. Fosil Homo erectus temuan Eugene Dubois di Bengawan Solo dipulangkan dari Belanda ke Indonesia pada September lalu.

Selain itu, masih kata Fadli Zon, jejak awal Homo sapiens lebih dari 60.000 tahun lalu di Gua Lida Ajer, Sumatra Barat, juga merupakan salah satu bukti tertua di dunia bahwa manusia modern mampu hidup dan beradaptasi di ekosistem hutan hujan tertutup, bukan hanya sabana terbuka.

Tag:  #profesor #arkeologi #bantah #teori #fadli #soal #nusantara

KOMENTAR