Sarjana Calon Pimpinan Dapur MBG Dilatih TNI agar Tak Korupsi
Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin saat memberikan pembekalan terhadap ribuan peserta program pelatihan Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI), di Rindam V/Brawijaya, Malang, Jawa Timur, Senin (26/5/2025).(Dokumentasi Biro Infohan Setjen Kemhan.)
18:18
23 Juni 2025

Sarjana Calon Pimpinan Dapur MBG Dilatih TNI agar Tak Korupsi

– Deputi Bidang Sistem dan Tata Kelola Badan Gizi Nasional (BGN), Tigor Pangaribuan menegaskan bahwa Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia (SPPI) dilatih oleh TNI agar para pemimpin dapur umum Makan Bergizi Gratis (MBG) itu nantinya tidak korupsi.

Untuk menghindari adanya penyelewengan dana, BGN menyiapkan mekanisme khusus berbasis sistem dan sumber daya manusia berintegritas tinggi.

“Kalau saya lihat ya, berbagai kasus penyimpangan itu pasti terjadi karena sistem yang lemah, dan yang kedua, karena orangnya lemah—baik secara integritas maupun nilai,” ujar Tigor dalam Youtube resmi BGN, dikutip Senin (23/6/2025).

Nantinya, SPPI akan menjadi sosok sentral yang akan memimpin setiap Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) atau dapur MBG.

Mereka merupakan lulusan terbaik dari berbagai perguruan tinggi, direkrut melalui Universitas Pertahanan (UNHAN), dan dilatih bersama TNI di Akademi Militer.

“Mereka dilatih untuk punya integritas, tahan banting, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebangsaan. Kita tidak ingin ada celah penyalahgunaan anggaran,” kata Tigor.

Saat ini, sudah ada 2.000 SPPI yang bergabung dalam sistem BGN, dan jumlah itu akan terus bertambah seiring ekspansi program MBG.

Meski begitu, Tigor mengakui bahwa risiko tetap ada, terutama mengingat besarnya anggaran yang dikelola.

Seorang SPPI muda bisa saja tergoda ketika mendapati dirinya bertanggung jawab atas dana hingga Rp 10 miliar.

“Makanya ada deputi khusus untuk pemantauan dan pengawasan. Jadi program ini tidak berjalan sendiri. Akan ada sidak, audit, dan verifikasi lapangan,” tegasnya.


Pengawasan akan dilakukan baik lewat pemantauan dari pusat maupun langsung di lapangan atau sidak.

Misalkan, tim pengawas akan mengecek apakah benar 3.000 porsi makanan dibagikan setiap hari, apakah kualitas makanan sesuai standar, dan apakah semua proses berjalan sesuai prosedur.

“Kami bisa datang tiba-tiba ke sekolah, ke dapur. Bisa hari ini di Jambi, besok ke Kalimantan, atau ke Halmahera. Semua SPPG harus siap dan benar-benar menjalankan tugasnya,” ujar Tigor.

“Kita ingin tanamkan budaya integritas seperti di perusahaan multinasional. Pengalaman saya, mempermainkan uang dari perusahaan itu langsung dipecat. Di negara ini harusnya begitu,” tegas dia.

Tag:  #sarjana #calon #pimpinan #dapur #dilatih #agar #korupsi

KOMENTAR