



Terciduk Dedi Mulyadi, Kakek Berseragam Polisi Ngaku Tak Tahu Gubernur Jawa Barat
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi tak sengaja bertemu dengan seorang kakek bernama Nasro di sebuah tanjakan saat dalam perjalanan menuju Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.
Kakek pengatur lalu lintas tersebut mengenakan baju polisi dengan atribut lengkap. Pertemuan tersebut dibagikan melalui video singkat yang diunggah di akun TikTok @dedimulyadiofficial.
Mulanya, Dedi Mulyadi bertanya kepada sang kakek apakah ia mengetahui siapa nama Bupati Ciamis. Kakek tersebut menjawab dengan menyebut nama Herdiat Sunarya yang menjabat sebagai Bupati Ciamis periode 2025-2030.
Dedi Mulyadi kemudian bertanya tentang nama Presiden Republik Indonesia yang dijawab dengan nama Prabowo Subianto. Setelahnya, Dedi Mulyadi mengetesnya dengan menanyakan nama Gubernur Jawa Barat.
Menariknya, Nasro justru tak mengetahui siapa Gubernur Jawa Barat yang bertugas saat ini.
"Mantap. Kalau Gubernur Jawa Barat siapa pak? Bapak Gubernur Jawa Barat tidak tahu? Waduh," ucap Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi lalu menyoroti pakaian polisi yang dikenakan oleh kakek tersebut. Ia menanyakan identitasnya sebagai anggota polisi. Namun, Nasro mengaku bahwa dirinya adalah banpol atau bantuan polisi.
Dalam konteks pemerintahan, banpol sering merujuk pada tenaga harian lepas yang bertugas membantu Satuan Polisi Pamong Praja dalam menjalankan tugas dan fungsi.
"Ini bapak sebagai anggota. Bapak Polda? Sebagai pangkat brigadir? Bapak dari satuan mana pak? Banpol? Banpol itu singkatan dari apa? Pembantu polisi," sambung Dedi Mulyadi.
Dedi Mulyadi lantas menanyakan surat penugasan resmi. Nasro menjawab bahwa ia ditugaskan oleh Polres. Tetapi ketika Dedi Mulyadi menanyakan besaran gaji yang diterima sang kakek, ia mengaku tidak mendapatkan sepeserpun.
"Bapak tidak dikasih gaji, tidak dikasih SK, terus bapak ngapain di sini?" tanya Dedi Mulyadi bingung.
Nasro menjawab bahwa ia hanya ditugaskan untuk mengatur lalu lintas, khususnya mengamankan mobil-mobil berat karena jalanan menanjak.
"Tugas bapak di sini adalah mengatur, menjadi rambu-rambu hidup terhadap mobil-mobil besar yang lewat karena ini daerahnya nanjak," ulang Dedi Mulyadi.
Karena tak diberikan gaji, kakek tersebut mengaku mendapatkan uang dari beberapa sopir yang lewat. Mendengar hal tersebut, Dedi Mulyadi mengajak Nasro untuk naik ke dalam mobilnya.
Selama perjalanan, Dedi Mulyadi menasihati kakek tersebut bahwa yang ia lakukan adalah ilegal. Pasalnya, ia tidak memiliki hak untuk mengenakan baju polisi.
"Bapak tahu nggak peraturannya kalau pakai baju seragam polisi harus anggota polisi. Kenapa bapak pakai baju seragam polisi, padahal bapak bukan anggota polisi," beber Dedi Mulyadi.
Dengan wajah bingung, kakek tersebut mengaku bahwa dirinya menyadari hal tersebut. Namun di sisi lain, ia hanya disuruh dan menerima seragam polisi yang diberikan oleh Polres.
"Saya bukan anggota polisi, saya tuh ada yang nyuruh, dikasih juga sama Polres," aku sang kakek.
Saat ditanya perihal jam bekerja, Nasro menjawab bahwa dirinya biasa mulai bekerja pukul setengah delapan pagi hingga pukul sebelas malam. Kemudian, ia akan berangkat lagi jam satu siang untuk mengatur lalu lintas dan baru pulang pukul empat sore.
Merasa iba karena kakek tersebut tidak mendapatkan bayaran yang layak, Dedi Mulyadi lantas memberinya sejumlah uang. Mantan Bupati Purwakarta tersebut memberikan nominal lebih dari Rp 1 juta, di mana uang itu diminta untuk membelikan kebutuhan pokok seperti beras, minyak goreng, mie instan, gula, dan kopi.
Tak hanya itu, Dedi Mulyadi juga memberikan uang tambahan yang dimintanya untuk dipergunakan dalam pendidikan anak-anak sang kakek. Diketahui bahwa kakek tersebut memiliki anak yang masih duduk di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Dedi Mulyadi turut memberikan uang kepada sang kakek untuk membeli perlengkapan sekolah seperti sepatu.
Tag: #terciduk #dedi #mulyadi #kakek #berseragam #polisi #ngaku #tahu #gubernur #jawa #barat