Hari Kartini, Fahira Idris: Perempuan Indonesia Pilar Peradaban dan Agen Perubahan
Anggota DPD RI Dapil DKI Jakarta Fahira Idris.(dok. Istimewa)
10:22
21 April 2025

Hari Kartini, Fahira Idris: Perempuan Indonesia Pilar Peradaban dan Agen Perubahan

– Memperingati Hari Kartini, anggota Anggota DPD RI dapil DKI Jakarta Fahira Idris sekaligus aktivis perempuan Fahira Idris menyampaikan bahwa perempuan Indonesia saat ini memegang peran krusial dalam membentuk arah masa depan bangsa. 

“Perempuan bukan bayang-bayang pembangunan, tetapi cahaya yang menuntun arah kemajuan bangsa ini. Dalam setiap tantangan zaman yang dihadapi bangsa ini, perempuan selalu menjadi pilar peradaban dan agen perubahan,” ujarnya melalui siaran pers, Senin (21/4/2025). 

Menurut Fahira, perempuan Indonesia kini berada di tengah arus transformasi sosial yang besar. 

Mereka tidak hanya menduduki jabatan publik dan posisi strategis, tetapi juga menjadi pendidik utama generasi muda dan penopang ekonomi keluarga, terutama melalui sektor UMKM.

“Dengan kemampuan kepemimpinan perempuan yang menggerakkan dan kekuatan empati yang menumbuhkan, perempuan adalah kunci kemajuan Indonesia,” imbuhnya.

Di bidang pendidikan, kata Fahira, perempuan berperan sebagai guru kehidupan, baik di rumah maupun di lembaga pendidikan.

Peran tersebut menjadi fondasi penting bagi peradaban dan karakter bangsa. 

Fahira menekankan pentingnya mendorong lebih banyak perempuan untuk menduduki posisi strategis seperti kepala sekolah, rektor, dan pembuat kebijakan di sektor pendidikan.

“Dengan keterlibatan perempuan di sektor pendidikan, kita bisa membentuk generasi yang cerdas, berakhlak, peduli, dan tangguh,” katanya.

Pilar ekonomi dan ketahanan keluarga

Fahira juga menyoroti kontribusi perempuan dalam dunia ekonomi. 

Ia menyebut perempuan sebagai penopang ketahanan keluarga dan komunitas, khususnya di masa krisis seperti krisis moneter 1998 dan pandemi Covid-19. 

Saat itu, banyak perempuan tetap bertahan dengan usaha kecil, berdagang, dan berinovasi di sektor digital.

Namun, ia juga menggarisbawahi masih adanya tantangan seperti terbatasnya akses permodalan, pelatihan, hingga perlindungan sosial bagi perempuan pelaku usaha.

"Oleh karena itu, negara harus memprioritaskan kebijakan yang memudahkan perempuan naik kelas secara ekonomi. Terutama bagi perempuan kepala keluarga yang memikul tanggung jawab ganda di rumah dan di ranah kerja," tegasnya.

Tak hanya di bidang pendidikan dan ekonomi, Fahira menegaskan bahwa perempuan juga berperan penting dalam menjaga budaya dan memimpin perubahan sosial. 

Banyak perempuan saat ini menjadi pelestari kearifan lokal, pemimpin komunitas, hingga penggerak gerakan sosial berbasis masyarakat.

Namun, kontribusi mereka sering kali belum mendapatkan penghargaan yang layak. Karena itu, dibutuhkan pendekatan yang lebih partisipatif dan berbasis konteks lokal agar kesetaraan tumbuh dari akar rumput.

Bagi Fahira, Hari Kartini bukan hanya seremoni, tetapi momen refleksi dan perbaruan komitmen untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan sosial. 

Ia yakin bahwa perempuan yang berdaya akan turut memberdayakan sekitarnya.

“Saya ingin menekankan bahwa perjuangan pemberdayaan perempuan juga butuh keterlibatan laki-laki. Kesetaraan bukan tentang persaingan, tetapi kolaborasi,” pungkas Fahira.

"Jika perempuan dan laki-laki saling menguatkan, kita bisa membangun Indonesia yang adil dan sejahtera untuk semua," lanjutnya.

Tag:  #hari #kartini #fahira #idris #perempuan #indonesia #pilar #peradaban #agen #perubahan

KOMENTAR