

Syifa Al Lufti alias Alectroguy dan Novi Citra alias Twister Angel dari Sukatani Band minta maaf atas viralnya lagu Bayar Bayar Bayar. (Instagram @sukatani.band)


Sukatani Diintimidasi, PBHI Sebut Situasinya Mirip Orde Baru
--Permintaan maaf anggota grup musik Sukatani Band terhadap Kapolri dan institusi Polri menyusul viralnya lagu berjudul 'Bayar Bayar Bayar' yang menyentil oknum polisi nakal disebut terjadi karena adanya intimidasi. Keterangan tersebut disampaikan Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI). Dalam keterangan tertulisnya, PBHI menyatakan ada anggota Polri yang melakukan tindakan represif terhadap Sukatani Band. Sehingga, grup musik asal Purbalingga itu pun memutuskan minta maaf dan kemudian menghapus lagu Bayar Bayar Bayar di berbagai platform streaming meski lagu itu disukai oleh banyak orang dan viral. PBHI menilai, tindakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berekspresi, pemberangusan kebudayaan, dan pembredelan terhadap karya seni. "PBHI mendapatkan informasi bahwa Sukatani Band menghilang dan tidak dapat dihubungi manajemen dalam perjalanannya dari Bali menuju Banyuwangi pasca tampil. Diduga kuat ada anggota Polri yang mengintimidasi dan memaksa untuk meminta maaf atas lagu Bayar Bayar Bayar Polisi," kata Ketua Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia, Julius Ibrani. PBHI menilai, tindakan intimidasi terhadap Sukatani Band merupakan pelanggaran HAM yang sistematis dan terstruktur. "Karena ada unsur negara sebagai pelaku, yaitu Polri di mana Polri merupakan bagian dari fungsi pertahanan dan keamanan negara serta di bawah struktur dan instruksi Presiden dalam konteks ketatanegaraan Indonesia," paparnya. PBHI menganggap, intimidasi terhadap Sukatani Band melanggar hak kebebasan berekspresi dalam berkesenian, sebagaimana diatur dalam Pasal 28E ayat (2) dan (3) UUD NRI Tahun 1945, Pasal 23 ayat (2) UU HAM hingga DUHAM dan Pasal 19 International Civil and Political Rights. PBHI mengingatkan bahwa pembatasan dan pembredelan terhadap kebebasan berekspresi dalam bentuk karya seni merupakan ciri khas rezim otoriter Orde Baru. "Represi terhadap Sukatani Band adalah repetisi rezim otoriter Orde Baru, pendekatan berbasis intelijen yang senyap tersembunyi adalah kekhasan Pangkopkamtib Orde Baru," tandasnya. (*)
Editor: Dinarsa Kurniawan
Tag: #sukatani #diintimidasi #pbhi #sebut #situasinya #mirip #orde #baru