![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/view.png)
![Perubahan Iklim Picu Munculnya Organisme Pengganggu Tanaman](https://jakarta365.net/uploads/2025/02/11/tribunnews/perubahan-iklim-picu-munculnya-organisme-pengganggu-tanaman-1216340.jpg)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/clock-d.png)
![](https://jakarta365.net/public/assets/img/icon/calendar-d.png)
Perubahan Iklim Picu Munculnya Organisme Pengganggu Tanaman
Kehadiran OPT ini dapat mengganggu produktivitas dan kualitas hasil panen yang akan berdampak secara langsung pada program swasembada serta ketahanan pangan yang dicanangkan pemerintahan Prabowo Subianto dalam Astacita.
Guru Besar Fakultas Pertanian IPB, Prof Dr Ir Dadang MSc mengatakan, diperlukan teknologi pertanian yang dapat membantu petani mengatasi tantangan tersebut, baik berupa produk perlindungan tanaman maupun benih berkualitas.
"Produk perlindungan tanaman yang berkualitas merupakan salah satu strategi dalam pengendalian hama terpadu (PHT)," kata Dadang di sela-sela peluncuran program Petani Maju, Strategi Baru untuk Berdayakan Petani, Tumbuhkan Inovasi, dan Jalin Kolaborasi di Bali belum lama ini, sebagaimana keterangan tertulis dikutip, Selasa (11/2/2025).
Ketua Tim Teknis Komisi Pestisida Kementerian Pertanian itu menyatakan, yang perlu diperhatikan adalah penggunaannya di lapangan sehingga petani mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
"Oleh karena itu, kolaborasi dengan pemerintah, asosiasi, dan akademisi sangat penting untuk memberikan pendampingan dan pelatihan kepada petani,” kata Dadang.
Dalam kesempatan sama, Abu Bakar petani jagung dan Ketua Sahabat NK Indonesia mengatakan, petani saat ini perlu mendapatkan kemudahan akses terhadap teknologi pertanian.
Dengan memiliki akses dan pengetahuan terhadap teknologi, maka petani dapat maju dan sejahtera.
"Petani memerlukan teknologi untuk mengatasi tantangan seperti serangan hama dan penyakit. Penguasaan teknologi ini sangat penting bagi keberhasilan budidaya," kata Abu Bakar.
Selain hama dan penyakit, di sisi lain petani juga berjuang dengan berkurangnya luas lahan pertanian dan tanah yang mulai hilang kesuburannya.
Frederick, petani dari Kabupaten Simalungun mengatakan, lahannya mulai banyak yang tandus karena tingkat keasaman atau pH tanah menurun sehingga penggunaan pupuk menjadi lebih banyak.
"Kami membutuhkan edukasi mengenai cara memperbaiki kesuburan tanah agar membuat hasil pertanian optimal,” katanya.
Presiden Direktur Syngenta Indonesia, Eryanto mengatakan, melalui strategi Petani maju, pihaknya menghadirkan solusi inovatif yang memberdayakan petani Indonesia dan akan bersinergi dengan mitra-mitra Syngenta untuk mencapai tujuan tersebut.
"Fokus utamanya adalah mendorong adopsi teknologi pertanian, meningkatkan produktivitas, dan berkontribusi pada ketahanan pangan nasional serta kesejahteraan petani," katanya.
Tag: #perubahan #iklim #picu #munculnya #organisme #pengganggu #tanaman