Kemendikbud: Australia Akui Kurikulum Merdeka, Lulusan Tak Perlu Ikuti Persiapan Pra-kuliah
Kemendikbudristek akhirnya angkat bicara soal viralnya kabar lulusan SMA Indonesia yang ditolak oleh PT di Belanda karena tidak ada UN. (istimewa)
22:16
25 September 2024

Kemendikbud: Australia Akui Kurikulum Merdeka, Lulusan Tak Perlu Ikuti Persiapan Pra-kuliah

 

– Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) akhirnya angkat bicara soal viralnya kabar lulusan SMA Indonesia yang ditolak oleh perguruan tinggi di Belanda karena dihapusnya ujian nasional (UN). Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo pun membantah tegas hal tersebut jadi biang keroknya.

Menurutnya, di awal, perlu pemahaman untuk membedakan antara ujian untuk kelulusan, ujian untuk seleksi, dan asesmen nasional (AN). Ketiga ujian itu memiliki perbedaan fungsi dan karakteristiknya.

AN misalnya. Dilakukan untuk menguatkan monitoring dan evaluasi kualitas sistem sekolah dengan mengukur hasil belajar literasi, numerasi, dan karakter murid, serta berbagai indikator kualitas pembelajaran. Di mana, sebelumnya, monitoring dan evaluasi sekolah berfokus pada indikator-indikator yang tidak terkait dengan kualitas belajar.

"Jadi Kemendikbudristek menghapus UN sebagai ujian kelulusan. Tapi, ujian seleksi masuk PTN tetap diberlakukan bagi murid yang ingin masuk ke PTN," paparnya saat dikonfirmasi Jawa Pos, Rabu (25/9).

UN, kata dia, merupakan ujian untuk kelulusan, bukan untuk seleksi masuk perguruan tinggi. Artinya, UN bukan faktor penentu penerimaan murid lulusan Indonesia ke PT, baik di dalam maupun di luar negeri.

"Ketika UN masih diberlakukan pun, murid lulusan Indonesia tetap harus mengikuti 1 tahun persiapan kuliah untuk masuk ke PT di negara seperti Jerman," ungkapnya.

Hal ini karena persiapan untuk memasuki PT akademik di Jerman dilakukan pada kelas 13 SMA (Gymnasium). Sedangkan di Indonesia hanya sampai kelas 12 saja.

Di sisi lain, pria yang akrab disapa Nino ini mengungkapkan, jika ada sejumlah perguruan tinggi seperti University of Melbourne, Australia, yang mengakui capaian pembelajaran Kurikulum Merdeka di kelas 11 dan 12 setara dengan capaian di kurikulum Australia. Pengakuan ini dilakukan berdasarkan kajian yang dilakukan.

"Sehingga murid lulusan Kurikulum Merdeka tidak harus mengikuti persiapan pra-kuliah lagi," sambungnya.

Namun, lanjut dia, jika memang ada perguruan tinggi luar negeri yang memerlukan hasil tes terstandar terkait lulusan SMA di Indonesia ini, maka dapat diperoleh dari tes yang diselenggarakan oleh tim seleksi nasional penerimaan mahasiswa baru (SNPMB) untuk keperluan seleksi di Indonesia.

Saat ini, pihaknya pun terus melengkapi tes seleksi untuk murid kelas 12 dan melakukan sosialisasi termasuk melalui Atase Pendidikan di luar negeri mengenai hal tersebut. 

Seperti diketahui, isu mengenai penolakan penerimaan lulusan SMA asal Indonesia secara langsung di perguruan tinggi di Belanda ini sempat ramai. Banyak masyarakat yang risau usai konten kreator @irwanprasetiyo dalam unggahannya di Instagram menyebutkan hal itu.

Dalam posting-annya, ia menyebut jika hal ini disebabkan karena tak ada lagi UN yang diberlakukan. Ia pun memberikan contoh salah satu kampus yang telah mengeluarkan kebijakan tersebut, yakni University of Twente.

Menurutnya, University of Twente telah memberlakukan persyaratan baru atas penerimaan mahasiswa dari Indonesia. Di mana, sejak 2020, Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional tidak ada lagi.

Sehingga, siswa yang lulus sejak tahun 2020 dengan ijazah pendidikan menengah dari Indonesia tidak dapat diterima secara langsung. Jenjang pendidikan dinilai tidak setara dengan pendidikan pra-universitas Belanda.

Editor: Estu Suryowati

Tag:  #kemendikbud #australia #akui #kurikulum #merdeka #lulusan #perlu #ikuti #persiapan #kuliah

KOMENTAR