Ibu Mendiang dr Aulia Risma Lapor Kasus Kematian Anaknya ke Polda Jateng, Ini Kata Polisi
dr Aulia adalah dokter residen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro (Undip) yang diduga mengakhiri hidupnya saat menjalani Program Pendidian Dokter Spesialis (PPDS) di RSUP Kariadi, Semarang, Jateng.
Tidak sendirian, Nuzmatun ditemani oleh kuasa hukumnya dan Tim Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jateng, Kombes Artanto membenarkan mengenai laporan dari ibunda dr Aulia tersebut.
"Kami menerima pengaduan tersebut nanti akan dianalisa dan dirapatkan hasil laporan tersebut," jelas Artanto, Rabu, dikutip dari TribunJateng.com.
Namun, Artanto belum bisa memastikan apakah laporan tersebut terkait dengan dugaan perundungan atau berkaitan dengan hal lainnya.
Artanto hanya menegaskan, laporan itu akan menjadi pijakan penting bagi polisi untuk melakukan penyelidikan kasus tersebut.
"Kami terima aduan ini dulu, nanti berproses," terangnya.
Sebelumnya, Polda Jateng juga telah menerima data dari Tim Investigasi Kemenkes RI soal dugaan kasus perundungan dr Aulia Risma.
Data-data tersebut, kata Artanto, akan menjadi bahan awal untuk melakukan penyelidikan.
"Tugas Polri tentunya untuk membuktikan secara hukum," bebernya.
Artanto membeberkan, pihaknya juga mendalami informasi atau data-data terbaru seperti dugaan pelecehan seksual maupun pungutan liar (pungli) dalam kasus tersebut.
"Informasi tersebut akan didalami satu persatu," kata dia.
Investigasi Kemenkes Sebut dr Aulia Dipalak hingga Rp40 Juta
Dari hasil investigasi Kemenkes menyebutkan bahwa ada dugaan pemalakan atau pungutan liar (pungli) yang dilakukan oleh beberapa oknum senior terhadap korban, yakni almarhum dr Aulia dan kawan-kawannya saat menjadi mahasiswa PPDS Anestesi Undip.
Disebutkan bahwa pungutan yang dimaksud itu di angka Rp20 juta hingga Rp40 juta per bulan.
Adanya pungutan di luar biaya pendidikan ini, diduga menjadi pemicu awal korban mengalami tekanan.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol Artanto.
"Iya kami telah mendapatkan informasi adanya pungutan itu, nanti menjadi bahan petunjuk bagi penyidik melakukan penyelidikan lebih mendalam lagi," beber Artanto kepada Tribunjateng.com, Senin.
Namun, ketika disinggung jumlah besaran uang pungli yang dialami dokter Aulia Risma, Artanto menyebut masih mengkalkulasikannya.
Angka-angka pungli yang informasinya sudah beredar tersebut menjadi modal awal untuk pendalaman.
"Kami berharap dari petunjuk ini mempermudah pemeriksaan dan mengambil keterangan kepada pihak terkait," ungkapnya.
"Kami memastikan akan menindaklanjuti berkas-berkas dan data yang diberikan tim Investigasi Kemenkes," imbuhnya.
Lalu, terkait penyebab kematian korban, Artanto mengatakan, perlu menunggu hasil autopsi psikologi forensik.
Sebab, dari autopsi tersebut, nantinya dapat tergambar petunjuk motivasi kematian dari korban.
"Bukti-bukti dan dokumen hasil penyelidikan penyebab kematian korban sudah kami pegang. Nah, gongnya adalah hasil autopsi psikologi kedokteran," ungkapnya.
Artanto memastikan, pihaknya bakal menyampaikan hasil autopsi psikologi tersebut secepatnya.
"Semoga dalam waktu dekat ini sudah selesai, sehingga bisa kami sampaikan," imbuhnya.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul BREAKING NEWS: Ibunda Mendiang Dokter Aulia Risma Lapor Kasus Kematian Anaknya ke Polda Jateng
(Tribunnews.com/Rifqah) (TribunJateng.com/Rahdyan Trijoko/Iwan Arifianto)
Tag: #mendiang #aulia #risma #lapor #kasus #kematian #anaknya #polda #jateng #kata #polisi