Jika Kamu Ingin Putramu Menjadi Pria yang 'Gentleman', Ucapkan Selamat Tinggal 8 Perilaku Ini
Ilustrasi orang tua dengan putranya. (Pexels)
13:10
7 Desember 2024

Jika Kamu Ingin Putramu Menjadi Pria yang 'Gentleman', Ucapkan Selamat Tinggal 8 Perilaku Ini

- Sering kali kita mendengat istilah 'gentleman', hal itu merujuk kepada pria yang berani mengutarakan kebaikan, memiliki jiwa kepimpinan, serta berkarismatik.

Mengutip dari laman Hitman System, arti gentleman sebenarnya adalah seseorang dengan nilai tinggi yang tidak akan sembarangan mengutarakan sesuatu, sehingga apapun perbuatannya akan menimbulkan reaksi lebih dari normal, bahkan semakin meningkatkan kualitas dirinya.

Sehingga pria yang gentleman sangat didambakan oleh setiap perempuan, karena mereka yakin bahwa bersanding dengan pria gentleman akan memberikan kenyamanan dan keamanan.

Buat para orang tua, dilansir dari laman Blog Herald pada (07/12) jika kamu ingin putramu menjadi pria yang gentleman, ucapkan selamat tinggal pada 8 perilaku ini:

1. Mendorong perilaku agresif

Agresif secara verbal maupun fisik, adalah perilaku yang perlu dikendalikan, bukan didorong. Jika putramu mengamuk atau menyelesaikan konflik dengan pukulan tangannya, itu bukanlah pria sejati.

Ini adalah tanda bahaya yang perlu diatasi, sebuah perilaku yang perlu diubah. Menjai seorang pria gentleman melibatkan penyelesaian konflik yang penuh hormat dan damai.

Oleh karena itu, mengucapkan selamat tinggal pada perilaku agresif ini adalah langkah pertama dalam menumbuhkan kualitas seorang pria gentleman dalam diri putramu.

2. Menumbuhkan sikap persaingan

Kita mendukung putra kita untuk menjadi yang terbaik, memenangkan perlombaan, mendapatkan nilai tertinggi dalam ujian, akan menjadi masalah ketika kemenangan ini lebih diutamakan daripada kebaikan.

Para orang tua perlu memberikan pemahaman bahwa hidup bukan hanya tentang menjadi nomor satu, tapi tentang menjalin hubungan yang bermakna dan membantu orang lain, itulah sikap pria gentleman.

3. Mengabaikan pentingnya sopan santun

Ada pepatah lama dari aktivis dan penyair Amerika, Margaret Walker yang mengatakan, “Teman dan sopan santun akan membawamu ke tempat yang tidak bisa dituju dengan uang.”

Kebijaksanaan ini masih berlaku hingga saat ini, bahkan mungkin lebih relevan lagi di dunia digital yang serba cepat disaat sangat mudah untuk melupakan pentingnya kesopanan dasar manusia.

Tanamkan ucapan untuk berkata maaf, tolong, dan terima kasih. Tata krama ini mungkin tampak kuno bagi sebagian orang, tapi adalah landasan rasa hormat dan empati terhadap orang lain.

4. Mengabaikan kecerdasan emosional

Kecerdasan emosional adalah bidang yang dihadapi banyak pria, karena faktanya penelitian menunjukkan bahwa mereka sebenarnya dihukum karena adanya stereotip gender maskulin.

Sejak usia muda, pria sering kali didorong untuk “lebih tegar” dan meremehkan emosi mereka, sementara sifat-sifat seperti empati dan kerentanan sering kali disalahartikan sebagai tanda kelemahan.

Norma budaya ini membuat banyak pria tidak siap menghadapi kompleksitas emosional dalam hubungan dan interaksi. Tapi pada kenyataannya, kecerdasan emosional adalah salah satu sifat terpenting yang dimiliki seorang pria.

Ini lebih dari sekedar mengetahui kata-kata yang tepat untuk diucapkan. Kecerdasan emosional juga tentang memahami serta menghargai perasaan orang lain, menanggapi suatu hal dengan empati, serta mengelola emosi dengan sehat.

Dengan mendorongnya untuk mengenali dan mengekspresikan emosi, mendengarkan secara aktif, dan mempertimbangkan dampak tindakannya, kamu tidak hanya mengajarinya untuk menjadi seorang pria gentleman, tapi juga mempersiapkannya untuk membangun hubungan yang bermakna dan saling menghormati.

5. Mengabaikan pentingnya tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sifat lain yang menonjolkan karakter seorang pria gentleman. Seorang pria sejati tidak hanya bertanggung jawab atas tindakannya, tapi bertanggung jawab atas perkataannya, komitmennya, dan kesejahteraan orang-orang di sekitarnya.

Jika putramu mengabaikan tugasnya, tidak menepati janjinya, atau mengabaikan perasaan orang lain, inilah saatnya untuk mengatasi perilaku tersebut. Ajari putramu akan pentingnya menepati janji, berempati pada sesama, serta menjaga lingkungan sosialnya.

6. Membiarkan sikap tidak hormat terhadap perempuan

Jika putramu melontarkan komentar yang tidak sopan tentang seorang gadis, jangan biarkan hal itu berlalu begitu saja. Pastikan dia memahami bahwa setiap orang berhak dihormati dan menggunakan istilah-istilah yang merendahkan, memberikan komentar yang tidak pantas, atau memperlakukan seenaknya.

Dalam membentuk karakter pria yang gentleman, akan mengajarkan rasa hormat terhadap semua orang, terutama pada perempuan adalah hal yang tidak bisa ditawar-tawar.

7. Mengabaikan nilai kerendahan hati

Setiap pencapaian atau suatu kemenangan, merupakan hal paling penting. Tapi ada lagi sesuatu yang harus diutamakan, yaitu tentang kerendahan hati.

Seorang pria gentleman mengetahui nilai dirinya, tapi juga menyadari nilai orang lain. Dia tidak merasa perlu meremehkan orang lain untuk meninggikan dirinya.
Bantu dia memahami bahwa bersikap rendah hati bukan berarti meremehkan pencapaiannya, melainkan menghargai peran orang lain dalam kesuksesannya.

8. Lupa memberikan contoh yang baik

Tidaklah cukup hanya memberi tahu putramu tentang setiap perilaku yang harus dilakukan agar menjadi pria gentleman. Bahkan alat paling ampuh untuk membangun karakter tersebut, adalah memberikan contoh baik dari orang tuanya.

Editor: Setyo Adi Nugroho

Tag:  #jika #kamu #ingin #putramu #menjadi #pria #yang #gentleman #ucapkan #selamat #tinggal #perilaku

KOMENTAR