Orang Tua yang Masih Memperlakukan Anak Dewasa Seperti Anak-anak, Biasanya Memiliki 8 Sifat Utama Ini Menurut Psikologi
- Dalam dinamika keluarga, hubungan antara orang tua dan anak sering kali mengalami perubahan seiring bertambahnya usia anak.
Namun, tidak jarang ada orang tua yang sulit beradaptasi dengan peran baru ketika anak mereka tumbuh dewasa.
Mereka tetap memperlakukan anak dewasa seperti anak-anak kecil, meskipun anak tersebut sudah mandiri dan mampu mengambil keputusan sendiri.
Sikap seperti ini sering kali terjadi tanpa disadari oleh orang tua, tetapi dapat menimbulkan konflik atau ketegangan dalam hubungan.
Dilansir dari Geediting pada Jumat (7/12), terdapat delapan sifat utama yang biasanya dimiliki orang tua yang memperlakukan anak dewasanya seperti anak-anak menurut psikologi:
1. Sulit Memberikan Kepercayaan pada Anak
Orang tua yang cenderung overprotective sering kali merasa sulit memberikan kepercayaan penuh kepada anak mereka, bahkan ketika anak tersebut sudah dewasa.
Mereka masih merasa perlu mengawasi, memantau, atau bahkan mengendalikan keputusan anak dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini bisa berupa mengatur pilihan karier, hubungan romantis, atau bahkan keuangan anak.
Menurut psikologi, sifat ini sering muncul dari rasa takut kehilangan kontrol.
Orang tua merasa bahwa peran mereka sebagai pelindung akan berkurang jika anak menjadi terlalu mandiri.
Mereka mungkin khawatir anak akan membuat kesalahan besar yang berujung pada kegagalan.
2. Terlalu Banyak Memberikan Nasihat yang Tidak Diminta
Orang tua yang selalu memberikan nasihat, bahkan ketika anak tidak memintanya, sering kali tidak menyadari bahwa anak dewasa sudah mampu membuat keputusan sendiri.
Mereka mungkin terus-menerus menyarankan cara hidup, pola makan, atau bahkan bagaimana anak harus mengasuh cucu.
Anak dewasa bisa merasa tidak dipercaya atau dihargai. Menurut teori psikologi perkembangan Erik Erikson, kemampuan untuk mandiri dan membuat keputusan adalah bagian penting dari kedewasaan, dan sikap ini bisa menghambat proses tersebut.
3. Menganggap Anak Masih Bergantung pada Mereka
Sebagian orang tua tidak bisa menerima kenyataan bahwa anak mereka sudah dewasa dan mandiri.
Mereka terus menawarkan bantuan secara berlebihan, seperti memberikan uang saku atau mencampuri urusan rumah tangga anak. Hal ini membuat anak dewasa sulit merasa otonom.
Sikap ini sering kali berakar pada kecenderungan untuk merasa "dibutuhkan."
Orang tua merasa keberadaan mereka masih relevan jika anak bergantung pada mereka, meskipun sebenarnya anak sudah mampu berdiri sendiri.
4. Cenderung Mengontrol Keputusan Anak
Salah satu sifat yang paling mencolok adalah kecenderungan orang tua untuk mengontrol keputusan besar anak.
Misalnya, mereka mencoba mengatur pilihan karier, pasangan hidup, atau bahkan cara anak mengasuh anak-anaknya sendiri.
Menurut psikologi keluarga, orang tua seperti ini sering kali memiliki kecemasan yang tinggi atau perfectionism.
Mereka merasa keputusan anak harus sesuai dengan standar mereka agar anak “berhasil” dalam hidup.
5. Tidak Bisa Menerima Kritik atau Penolakan dari Anak
Ketika anak mencoba menetapkan batas atau menolak campur tangan orang tua, mereka mungkin bereaksi dengan rasa tersinggung atau bahkan kemarahan.
Orang tua seperti ini sulit menerima bahwa anak dewasa memiliki hak untuk berkata "tidak."
Reaksi ini bisa terjadi karena adanya perasaan kehilangan otoritas. Dalam beberapa kasus, ini juga bisa menunjukkan rendahnya kemampuan orang tua untuk memisahkan identitas mereka dari peran sebagai pengasuh.
6. Membuat Anak Merasa Bersalah
Orang tua yang terus memperlakukan anak dewasa seperti anak kecil sering menggunakan rasa bersalah sebagai alat manipulasi.
Mereka mungkin mengatakan, “Ibu hanya ingin yang terbaik untukmu” atau “Kalau kamu tidak dengarkan nasihat Ayah, kamu akan menyesal.”
Taktik ini biasanya tidak disadari dan sering berakar dari rasa takut ditinggalkan atau kurangnya kepercayaan diri orang tua.
Dalam beberapa kasus, ini bisa menjadi bentuk kontrol emosional yang tidak sehat.
7. Terlalu Banyak Mencampuri Kehidupan Pribadi Anak
Orang tua seperti ini sering ingin tahu segalanya tentang kehidupan pribadi anak.
Mereka terus bertanya tentang hubungan romantis, pekerjaan, atau bahkan keputusan-keputusan kecil dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini bisa membuat anak merasa tertekan dan tidak nyaman. Anak dewasa mungkin merasa tidak memiliki ruang pribadi untuk menjalani hidup sesuai keinginan mereka sendiri.
8. Mengabaikan Prestasi Anak Dewasa
Meskipun anak dewasa telah mencapai banyak hal, beberapa orang tua masih menganggapnya belum cukup baik.
Mereka cenderung meremehkan keberhasilan anak atau bahkan menganggapnya sebagai hasil dari bimbingan mereka.
Menurut psikologi keluarga, sikap ini sering berasal dari rasa superioritas orang tua atau ketidakmampuan mereka untuk melepaskan kontrol.
Mereka mungkin merasa bahwa keberhasilan anak adalah hasil dari arahan mereka, sehingga sulit untuk mengakui pencapaian anak secara mandiri.
Bagaimana Menghadapi Orang Tua yang Memperlakukan Anak Dewasa seperti Anak Kecil?
Jika Anda menghadapi situasi ini, penting untuk menjaga komunikasi yang sehat dengan orang tua. Beberapa strategi yang bisa digunakan adalah:
Tetapkan batas yang jelas: Jelaskan dengan tegas tapi sopan tentang apa yang Anda rasa nyaman atau tidak nyaman.
Jaga komunikasi positif: Hindari konfrontasi langsung yang bisa memicu konflik.
Tunjukkan kemandirian secara konsisten: Buktikan melalui tindakan bahwa Anda mampu mengurus diri sendiri.
Pahami sudut pandang mereka: Kadang-kadang: orang tua hanya ingin merasa dekat dengan anak-anak mereka.
Jika perlu, konsultasi dengan terapis keluarga: Terapis dapat membantu memperbaiki pola hubungan yang tidak sehat.
Memahami dinamika ini adalah langkah penting untuk menciptakan hubungan yang lebih sehat antara orang tua dan anak dewasa.
Dengan komunikasi yang baik dan rasa saling pengertian, hubungan ini dapat berkembang menjadi lebih harmonis dan saling mendukung.
Tag: #orang #yang #masih #memperlakukan #anak #dewasa #seperti #anak #anak #biasanya #memiliki #sifat #utama #menurut #psikologi