Ternyata Intuisi Lebih dari Sekadar Perasaan, Simak Penjelasan Berdasarkan Ilmu Psikologi
Ilustrasi seseorang memiliki intuisi yang kuat./Sumber foto: freepik/user16679917
11:56
24 Maret 2024

Ternyata Intuisi Lebih dari Sekadar Perasaan, Simak Penjelasan Berdasarkan Ilmu Psikologi

 

Pemimpin hebat membuat keputusan yang cerdas, bahkan dalam keadaan sulit.

Mulai dari Albert Einstein hingga Oprah Winfrey, banyak pemimpin puncak yang menganggap kesuksesan mereka berasal dari mengikuti intuisi mereka. 

Penelitian baru menunjukkan bagaimana naluri kita dapat membantu dan membimbing kita untuk mengambil keputusan yang lebih cepat dan akurat.

Intuisi adalah sebuah gagasan bahwa individu dapat membuat keputusan yang sukses tanpa pemikiran analitis yang disengaja.

Konsep intuisi ini sebenarnya telah menarik minat para filsuf dan ilmuwan setidaknya sejak zaman Yunani kuno. 

Kendati demikian, pada saat itu hingga sekarang, para ilmuwan masih kesulitan menemukan bukti kuantitatif bahwa intuisi benar-benar ada.

Di lain sisi, tim peneliti dari Universitas New South Wales telah menemukan teknik baru yang menunjukkan seberapa besar intuisi bawah sadar dapat memberikan informasi dan meningkatkan keakuratan pengambilan keputusan seseorang.

Tim peneliti – ilmuwan psikologi Galang Lufityanto, Chris Donkin, dan Joel Pearson – baru-baru ini mempublikasikan temuan mereka di Psychological Science.

Banyak orang menggunakan ungkapan 'intuisi' untuk menggambarkan sensasi atau perasaan yang mereka miliki ketika mengambil keputusan.

Namun ini hanya deskripsi, tidak memberikan bukti kuat bahwa kita dapat menggunakan informasi bawah sadar di otak atau tubuh kita untuk memandu perilaku kita.

“Ini pertama kalinya kami mampu menunjukkan bukti kuat bahwa intuisi memang benar-benar ada," jelas Pearson dikutip dari psychologicalscience.org.

Untuk mengukur intuisi, para peneliti merancang sebuah eksperimen di mana partisipan dihadapkan pada gambaran emosional di luar kesadaran ketika mereka berusaha membuat keputusan yang akurat. 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun orang tidak menyadari gambar tersebut, mereka masih dapat menggunakan informasi dari gambar tersebut untuk membuat keputusan yang lebih percaya diri dan akurat.

“Data ini menunjukkan bahwa kita dapat menggunakan informasi bawah sadar di tubuh atau otak kita untuk membantu membimbing kita menjalani hidup, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, pengambilan keputusan yang lebih cepat, dan lebih percaya diri dalam keputusan yang kita buat,” kata Pearson.

Dalam percobaan tersebut, sekelompok mahasiswa diperlihatkan rangsangan yang terdiri dari awan dengan banyak titik bergerak, yang tampak seperti “salju” berisik. 

Kemudian, peserta harus melaporkan arah umum pergerakan titik-titik tersebut, ke kiri atau ke kanan.

“Saat subjek kami mengambil keputusan ini, kami menampilkan foto emosional pada salah satu mata mereka, lalu kami menggunakan teknik lain yang disebut penekanan flash berkelanjutan untuk membuat foto emosional ini tidak terlihat atau tidak disadari,” jelas Pearson.

“Jadi saat subjek mengambil keputusan sensorik ini, mereka tidak pernah tahu bahwa mereka sedang disuguhi foto-foto emosional ini," lanjutnya.

Para peserta juga dilengkapi dengan stereoskop cermin selama percobaan. Hal itu memungkinkan terjadinya penekanan lampu kilat terus menerus untuk menutupi gambaran emosional di mata lainnya.

Foto-foto yang menggugah emosi tersebut mencakup gambar-gambar positif, seperti anak anjing yang menggemaskan, dan juga gambar-gambar negatif yang mengganggu, seperti seekor ular yang hendak menyerang.

Jenis gambar, positif atau negatif, menunjukkan ke arah mana awan titik-titik itu bergerak.

Melalui empat eksperimen berbeda, Pearson dan rekannya menemukan bahwa orang mampu membuat keputusan lebih cepat dan akurat ketika mereka secara tidak sadar melihat gambaran emosional. 

Intinya, otak manusia mampu memproses dan memanfaatkan informasi dari gambar untuk meningkatkan pengambilan keputusan.

“Temuan menarik lainnya dalam penelitian ini adalah bahwa intuisi meningkat seiring berjalannya waktu, menunjukkan bahwa mekanisme intuisi dapat ditingkatkan dengan latihan,” tambah Pearson.

Bukti tambahan, dalam satu percobaan, para peneliti mengukur konduktansi kulit partisipan – sebuah indikator gairah fisiologis – saat mereka membuat keputusan tentang sekumpulan titik. 

Dalam temuan yang menarik, para peneliti mengamati bahwa konduktansi kulit memprediksi intuisi perilaku.

Artinya, bahkan ketika orang tidak menyadari gambar tersebut, tubuh mereka menunjukkan reaksi fisiologis terhadap kandungan emosional dari rangsangan tersebut.

Menurut Pearson, kemampuan untuk mengukur intuisi secara kuantitatif dapat menjadi keuntungan bagi berbagai bidang, terutama ketika menyangkut perekrutan di tempat kerja.

“Hal ini dapat diterapkan di tempat kerja, menggantikan kuesioner yang sudah ada yang hanya menguji pendapat orang tentang pekerjaan mereka. perasaan intuisinya sendiri. Kami memiliki intuisi dan kami dapat mengukurnya secara ilmiah,” katanya.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #ternyata #intuisi #lebih #dari #sekadar #perasaan #simak #penjelasan #berdasarkan #ilmu #psikologi

KOMENTAR