Meskipun Tampaknya Tidak Salah, Tapi 8 Hal Ini Tak Boleh Kamu Katakan kepada Orang yang Sedang Proses Bercerai
Bercerai adalah suatu kejadian hidup yang paling pahit dalam sebuah hubungan, dan pada dasarnya semua pasangan tidak ingin mengalami hal ini.
Bercerai dengan pasangan yang sudah lama mendampingi kita, bahkan disaat susah atau senang, terasa begitu berat dan pelik. Tapi keadaan tersebut memaksa bahwa kita harus berpisah dan berdamai.
Sebagai teman atau keluarga yang menemani saat sulit-sulit ini, jangan membuat suasana semakin terpuruk.
Dengan dukungan positif dan kehadiran merekalah membuat orang yang sedang proses bercerai bisa memiliki harapan untuk hidup lebih baik lagi.
Melansir dari laman Ge Editing pada (23/10) meskipun tampaknya tidak salah, tapi 8 hal ini tak boleh kamu katakan kepada orang yang sedang proses bercerai :
1. "Kamu Lebih Baik Tanpa Dia"
Kamu mungkin menganggap komentar ini mendukung, memberikan kepastian bahwa mereka sudah menyingkirkan pasangan yang tidak cocok untuk mereka.
Tapi pada kenyataannya, pernyataan yang tampaknya tidak bersalah ini bisa jadi lebih menyakitkan.
Perceraian bukan hanya tentang mengakhiri suatu hubungan, tapi tentang melepaskan impian, rencana, dan kehidupan bersama pasangan.
Bahkan jika orang yang sedang mengalami perceraian mengakui bahwa perpisahan adalah yang terbaik, mendengar “kamu lebih baik tanpa dia” dapat membuatnya merasa diremehkan.
Psikologi menyarankan bahwa penting untuk mengenali dan memvalidasi emosi-emosi ini daripada mencoba memberikan hikmahnya. Ucapan seperti ini dapat meminimalkan pengalaman mereka, membuat merasa tidak didengarkan atau disalahpahami.
Singkatnya, sangat penting untuk melakukan pendekatan terhadap percakapan tentang perceraian dengan empati dan pengertian daripada menawarkan perspektif yang disederhanakan mengenai situasi yang sangat kompleks.
2. "Lagi Pula, Aku Tidak Benar-benar Menyukainya"
Kamu mungkin berpikir bahwa mengungkapkan ketidaksukaan terhadap mantan pasangannya dapat memberikan kenyamanan atau kepastian, serta menunjukkan solidaritas.
Tapi kenyataannya, komentar seperti itu bisa berdampak sebaliknya.
Meskipun hubungan tersebut berakhir dengan perceraian, kemungkinan besar ada saat-saat indah dan aspek positif yang masih diapresiasi oleh mereka.
Dengan mengabaikan mantannya, kamu juga mengabaikan sebagian dari kehidupan dan pengalamannya.
Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa tidak diakui atau dihakimi atas pilihan di masa lalu. Daripada berfokus pada kekurangan mantannya, cobalah mengakui betapa sulitnya situasi tersebut dan menawarkan dukungan positif.
3. "Setidaknya Kamu Tidak Punya Anak"
Komentar ini sepertinya menunjukkan potensi komplikasi yang untungnya bisa mereka hindari. Tapi justru bisa memunculkan perasaan kehilangan atau kesedihan.
Memiliki anak atau tidak memiliki anak, setiap perceraian membawa serangkaian kehilangan dan patah hati yang unik.
Menyarankan bahwa ketidakhadiran anak-anak membuat prosesnya tidak terlalu menyakitkan dapat dianggap meremehkan.
Apalagi bagi sebagian orang, topik tentang anak bisa menjadi isu yang sensitif. Mereka mungkin berduka bukan hanya atas berakhirnya pernikahan mereka, tapi juga keluarga yang diimpikan bersama mantan pasangannya.
Faktanya, menurut penelitian Wilkinson dan Finkbeiner, pasangan yang tidak memiliki anak cenderung memiliki tingkat perceraian yang lebih tinggi.
Ini berarti mereka mungkin merasakan lapisan tambahan kegagalan atau kekecewaan.
4. "Ada Banyak Ikan di Laut"
Meskipun frasa ini sering kali dimaksudkan untuk menginspirasi harapan dan optimisme tentang hubungan di masa depan, tapi ucapan ini bisa dianggap meremehkan ketika terjadi dampak emosional dari putusnya hubungan.
Saat ini, mereka mungkin belum siap mempertimbangkan prospek percintaan di masa depan, memerlukan waktu untuk pulih, berduka, dan menemukan kembali jati diri mereka di luar pernikahan.
Penting untuk diingat bahwa setiap orang bergerak dengan kecepatannya masing-masing dalam hal penyembuhan dari patah hati. Alih-alih berfokus pada masa depan, cobalah mengakui perasaannya saat ini.
Biarkan mereka tahu bahwa tidak apa-apa untuk merasa sedih, berduka, dan bahwa kamu ada untuk mereka di masa sulit ini.
Mereka akan menghargai pengertian dan kesabaranmu yang lebih dari jaminan apapun tentang kisah romantis di masa depan.
5. "Aku Tahu Persis Bagaimana Perasaamu"
Meskipun ucapan ini sering kali dimaksudkan untuk mengungkapkan empati dan pengertian, tapi tanpa disadari pernyataan ini bisa terkesan sombong.
Meskipun kamu pernah mengalami situasi serupa, seperti perceraian atau perpisahan yang sulit, penting untuk diingat bahwa pengalaman setiap orang adalah unik.
Perasaan, keadaan, dan caramu menghadapi itu mungkin tidak mencerminkan perasaan mereka.
Dengan mengatakan “Aku tahu persis bagaimana perasaanmu”, mungkin secara tidak sengaja meremehkan pengalaman atau perasaan unik mereka.
Pendekatan yang lebih bermanfaat adalah dengan menyampaikan bahwa meskipun kamu tidak tahu persis apa yang mereka alami, tetap ada untuk mendengarkan dan mendukung.
6. "Setidaknya Kamu Masih Muda"
Ketika seorang teman mengatakan hal ini kepada mereka yang sedang proses bercerai, itu bermaksud menyampaikan harapan dan optimisme untuk masa depan. Tapi pada saat itu, rasanya sangat meremehkan kedalaman perasaan.
Komentar ini menyiratkan bahwa usia seseorang akan memengaruhi tingkat penderitaannya selama perceraian, dan hal ini tidak benar. Sakit hati tidak hanya terjadi pada kelompok usia tertentu dan setiap orang menangani situasi ini secara berbeda.
Daripada berfokus pada usianya, mungkin lebih baik jika kamu mengenali perasaannya dan menawarkan dukungan. Perkuat fakta bahwa merasa kesal dan berduka atas hubungan mereka adalah hal yang wajar.
7. "Ini adalah Kesempatan untuk Mengubah Dirimu"
Meskipun komentar ini mungkin tampak memotivasi, mendorong seseorang untuk mencari hikmahnya ketika mereka sedang berada dalam gejolak emosi dan bisa terasa sangat membebani.
Prospek 'penemuan kembali' bisa menjadi hal yang sulit untuk ditangani ketika mereka hanya berusaha melewatinya setiap hari. Perubahan dan pertumbuhan pribadi sering kali terjadi seiring berjalannya waktu dan penyembuhan, bukan karena perceraian itu sendiri.
Biarkan mereka tahu bahwa tidak apa-apa untuk tidak mendapatkan semua jawaban saat ini, dan tidak perlu terburu-buru mengubah apapun tentang diri atau kehidupan mereka.
8. "Segala Sesuatu Terjadi karena Suatu Alasan
Ungkapan ini sering kali dimaksudkan untuk memberikan kenyamanan dan perspektif, tapi secara tidak sengaja dapat meminimalkan rasa sakit dan kebingungan yang timbul akibat perceraian.
Gagasan bahwa kehilangan besar yang mereka alami adalah bagian dari rencana yang lebih besar mungkin tampak meremehkan rasa sakit yang dialami.
Daripada mencoba mencari alasan atau pelajaran atas penderitaan mereka, terkadang lebih baik jika kita mengakui penderitaan tersebut. Hadir bersama dalam kesedihan bisa lebih menenangkan daripada mencoba memahami situasinya.
Pada akhirnya, hal terpenting yang harus diingat ketika berbicara dengan seseorang yang sedang mengalami perceraian adalah empati. Cobalah untuk mendengarkan dan memvalidasi perasaan mereka daripada menawarkan solusi atau mencari hikmahnya.
Bersabarlah, pengertian, dan beri tahu mereka bahwa tidak apa-apa berduka dengan caranya sendiri, serta dengan kecepatan sendiri.
Mengutip dari laman Klik Dokter, mungkin bagi sebagian orang bahwa perceraian itu adalah hal wajar dan lumrah. Tapi bagi orang yang sedang proses bercerai, tentu mengalami rasa terpukul amat dalam karena harus berpisah dengan orang yang dicintai.
Bagaimanapun keburukan yang sudah dilakukan mantan pasangannya, tetapi perpisahan itu tetap menyedihkan. Mungkin jika waktu bisa diputar kembali, mereka akan melakukan hal kebaikan saja sehingga tidak ada namanya perceraian.
Tag: #meskipun #tampaknya #tidak #salah #tapi #boleh #kamu #katakan #kepada #orang #yang #sedang #proses #bercerai