Teori-Teori Ini Ungkap Kepribadian Ambivert Itu Tidak Ada, Simak!
Apakah kepribadian ambivert itu ada atau tidak ada? (BBH Singapura/Unsplash)
09:48
20 Februari 2024

Teori-Teori Ini Ungkap Kepribadian Ambivert Itu Tidak Ada, Simak!

 Saat bertemu orang baru dam berkenalan satu sama lain, pertanyaan yang pasti muncul adalah “Apakah dia seorang introvert atau justru ekstrovert?”

Apakah penting bagi kita untuk mengetahui hal itu? Tentu saja. Sebab, mengetahui teman kita seorang introvert atau ekstrovert, akan membantu kita untuk menentukan tindakan kita terhadap mereka.

Kepribadian itu membedakan seseorang yang satu dengan lainnya. Tidak ada yang lebih istimewa maupun lebih rendah. Karena, tipe kepribadian tersebut memberi warna tersendiri bagi tiap orang.

Dilansir dari ameerahaishaosman.medium.com, Selasa (20/2), ketika berbicara tentang introvert atau ekstrovert, tentu saja selalu ada ambivert di antara keduanya yang terlintas dalam pemikiran kita.

Bagi kamu yang belum mengetahui istilah tersebut, 'Ambivert' dapat didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki ciri-ciri kepribadian introvert dan ekstrovert.

Namun, tak banyak yang mengetahui bahwa sebenarnya kepribadian ambivert itu tidak ada. Perbedaan kepribadian introvert dan ekstrovert ini dapat di istilahkan seperti orang yang kidal dan tidak kidal, artinya tidak bisa keduanya.

Hal ini juga diperkuat oleh teori dari The Myers-Briggs Indicator Tipe (MBTI), Do Ambiverts Exist, dalam artikel karya Melissa Summer (2019), yang menyebutkan bahwa ambivert itu tidak ada.

Dalam teori kepribadian MBTI tersebut, tidak disebutkan sifat ambivert, hanya ada tipe introvert dan ekstrovert yang menjadi sifat pertama dan utama dari setiap 16 tipe kepribadian MBTI.

Disisi lainnya, menurut penjelasan dari Science of People, ambivert itu tidak ada, mereka sebenarnya adalah seorang introvert yang ramah atau ekstrovert yang antisosial.

Seorang introvert seringkali disebut ambivert ketika mereka bisa bersikap supel dalam situasi tertentu, di sekitar orang-orang tertentu, atau ketika mereka benar-benar memerlukannya.

Label ambivert juga bisa tertuju pada ekstrovert yang antisosial. Dalam kondisi ini, mereka terkadang membutuhkan waktu untuk memulihkan tenaga sebelum bersosialisasi, atau mereka lebih suka menyendiri dibandingkan ekstrovert pada umumnya.

Intinya, kepribadian dikembangkan melalui waktu, kondisi dan pengalaman. Ini seperti dua sisi skala keseimbangan. Sisi mana pun yang lebih berat, itulah yang paling banyak mempengaruhi kita.

Hal ini tidak akan pernah seimbang karena akan selalu ada satu sisi yang lebih dominan dibandingkan sisi lainnya, dan hanya waktu yang akan membuktikan bagaimana kita mengembangkan keterampilan dan pertumbuhan kita.

Jika pun seseorang bisa memiliki kedua sifat introvert dan ekstrovert dalam waktu yang bersamaan, itu bukan alami. Artinya, mereka berusaha keras untuk mendesain diri mereka agar bisa fleksibel sesuai keadaan mereka.

Editor: Nicolaus Ade

Tag:  #teori #teori #ungkap #kepribadian #ambivert #tidak #simak

KOMENTAR