Gerakan Ayah Mengambil Rapor dari Kemendukbangga, Upaya Libatkan Ayah dalam Pendidikan Anak
Selama ini, urusan sekolah anak kerap identik dengan peran ibu.
Mulai dari menghadiri rapat orang tua murid hingga mengambil rapor, kehadiran ibu sering dianggap sudah mewakili keluarga.
Namun, anggapan itu perlahan ingin diubah oleh Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga/BKKBN) melalui Gerakan Ayah Mengambil Rapor (GEMAR).
"Tujuannya, kami ingin Ayah hadir mengambil rapor anak ke sekolah sebagai bentuk cinta dan tanggung jawab," tulis akun Instagram @gatikemendukbangga, dikutip Rabu (17/12/2025).
Program ini secara resmi diluncurkan sebagai ajakan nasional agar ayah terlibat langsung dalam momen penting pendidikan anak, salah satunya saat pengambilan rapor di sekolah.
Melalui Surat Edaran Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Kepala BKKBN Nomor 14 Tahun 2025, Kemendukbangga mendorong para ayah untuk hadir sendiri, bukan sekadar diwakili pasangan.
Langkah ini dinilai sederhana, tetapi memiliki makna besar dalam membangun relasi ayah dan anak.
Peran keterlibatan ayah untuk pendidikan anak
Mengambil rapor bukan hanya soal menerima nilai akademik.
Di momen tersebut, orangtua biasanya berinteraksi langsung dengan guru, mendengar evaluasi perkembangan anak, serta membahas tantangan yang dihadapi di sekolah.
Ketika ayah hadir, anak melihat bahwa pendidikan mereka menjadi perhatian bersama, bukan hanya tanggung jawab satu pihak.
Menjawab isu fatherless
Program GEMAR juga dilatarbelakangi kekhawatiran terhadap fenomena fatherless, yakni kondisi ketika anak tumbuh tanpa keterlibatan aktif ayah dalam kehidupan sehari-hari, meski ayah secara fisik masih ada.
Ketidakhadiran ini tidak selalu berarti ayah tidak tinggal serumah, tetapi lebih pada minimnya interaksi, komunikasi, dan kedekatan emosional.
Kemendukbangga menilai keterlibatan ayah dalam untuk anak masih relatif rendah.
Ilustrasi ayah dan anak perempuan.
Angka fatherless di Indonesia
Hal ini terlihat dari angka fatherless yang masih tinggi di Indonesia.
Dikutip dari laporan Kemendukbangga, angka fatherless di perkotaan Indonesia mencapai 25,4%, sementara di pedesaan mencapapai 26,3%.
Berbagai kajian menunjukkan bahwa anak yang mendapatkan perhatian dan dukungan dari ayah cenderung memiliki kepercayaan diri lebih baik, kemampuan sosial yang lebih matang, serta motivasi belajar yang lebih tinggi.
Kehadiran ayah di sekolah, termasuk saat mengambil rapor, menjadi salah satu bentuk keterlibatan yang konkret dan mudah dilakukan.
Membangun budaya pengasuhan bersama
Gerakan Ayah Mengambil Rapor pada akhirnya bukan sekadar kampanye musiman.
Kemendukbangga berharap gerakan ini menjadi pintu masuk untuk membangun budaya pengasuhan bersama, di mana ayah dan ibu memiliki peran setara dalam mendampingi tumbuh kembang anak.
Ketika ayah terbiasa hadir di ruang-ruang pendidikan anak, komunikasi dalam keluarga pun berpotensi menjadi lebih terbuka.
Anak merasa didengar, dihargai, dan didukung oleh kedua orang tuanya.
Di tengah tantangan pengasuhan di era modern, langkah kecil seperti hadir mengambil rapor bisa menjadi awal perubahan besar.
GEMAR mengingatkan bahwa keterlibatan ayah tidak harus rumit, cukup hadir, peduli, dan mau mendengarkan.
Tag: #gerakan #ayah #mengambil #rapor #dari #kemendukbangga #upaya #libatkan #ayah #dalam #pendidikan #anak