Ketika Ibu Mertua Jadi Penopang Terkuat Ibu Bekerja
- Di tengah banyaknya tekanan terhadap ibu bekerja, dukungan keluarga kerap menjadi penopang penting agar mereka bisa tetap melangkah. Bagi Novinda (37), seorang HR Manager di perusahaan media, support system itu tidak hanya datang dari suami, tetapi juga dari sosok yang jarang disorot: ibu mertua.
Sari (67), ibu mertua yang ia panggil “Mama”, menjadi figur yang hadir di saat-saat tersulit, mulai dari membantu pengasuhan hingga memberikan ruang emosional bagi Novinda untuk tetap berkembang sebagai profesional sekaligus ibu.
Bentuk dukungan itu mungkin terdengar sederhana, tetapi tidak semua perempuan beruntung memiliki mertua yang benar-benar menerima menantu sebagai bagian dari keluarga.
“Menantu saya itu enggak saya bedakan antara menantu dan anak. Menantu ya sama dengan anak saya. Novinda itu ya anak saya,” ucap Sari saat dihubungi pada Sabtu (29/12/2025).
Menantu adalah anak
Memiliki tiga anak laki-laki, bagi Sari kehadiran menantu membuatnya bahagia.
“Dari awal sudah berkomitmen dengan diri saya sendiri. Kalau punya menantu, memang menantu itu ya sama dengan anak saya. Enggak saya bedakan, enggak ada berat sebelah,” tutur Sari.
Dukungan terbesar Sari untuk Novinda antara lain menjadi tempat untuk curhat ketika menantunya itu sedang kewalahan menjalankan peran gandanya.
“Dukungan yang sebetulnya paling dibutuhkan ya komunikasi. Komunikasi yang baik ya. Kalau menyimpan di hati, aduh capek ya. Memang harus ada bonding (untuk komunikasi berjalan lancar), intinya itu,” jelas Sari.
Selain itu, membersamai ibu bekerja yang merasa kurang sempurna menjadi seorang ibu, juga bisa membantu menghilangkan perasaan itu.
HR Development Manager di PT Kompas Cyber Media, Novinda, yang masih merasa kurang cukup baik menjadi seorang ibu, meskipun memiliki jabatan yang tinggi di kantornya.
Memahami tekanan sebagai ibu bekerja
Tak semua ibu mertua memahami keinginan menantunya untuk terus bekerja setelah memiliki anak. Untuk Sari, ia mendukung apapun pilihan Novinda terkait pekerjaannya. Sebab, Sari pun seorang ibu bekerja sebelum akhirnya pensiun.
Ia juga sangat memahami besarnya tantangan ibu bekerja di era sekarang, terlebih dengan kemacetan di jalan raya.
“Capeknya di perjalanan. Kalau enggak bisa mengendalikan emosi, sudah emosi banget di jalan karena macet. Rutinitas itu yang menjadi tekanan bagi ibu bekerja,” kata Sari.
Sari melihat Novinda tetap bisa menjadi ibu yang baik, cekatan, dan telaten dalam mengurus Maura, cucunya, meski harus membagi waktunya dengan pekerjaan.
“Soal mengurus anak (sepulang kerja), kalau ibu (melihatnya) Novinda enggak ada tekanan. Bagaimanapun, anak bisa membuat senang. Tekanannya hanya capek karena kerja, tapi kalau sudah ketemu anak di rumah, hilang capeknya,” tutur dia.
Pesan untuk menantu yang hebat dan bijaksana
Menurut Sari, saat ini menantunya itu sudah menjadi sosok bijaksana, yang selalu menyayangi anak, suami, dan orangtuanya.
Harapannya terhadap sang menantu hanyalah agar Novinda selalu sehat karena menjadi seorang ibu bekerja yang multiperan memang sangat melelahkan.
Harapan lainnya adalah agar Novinda juga menganggap Sari sebagai orangtua kandung karena ia sangat senang dengan kehadiran Novinda.
“Soalnya anak kandung tiga, laki-laki semua. bu benar-benar senang banget punya menantu, punya anak perempuan. Karena Allah, ibu diberikan anak perempuan. Bahagialah ibu, senang juga,” pungkas Sari.