8 Perilaku Halus yang Mengungkapkan Anda Sangat Kesepian Namun Dapat Menyembunyikannya dengan Sangat Baik, Menurut Psikologi
Kesepian tak selalu identik dengan menyendiri, mengurung diri, dan jauh dari kedekatan dengan orang lain
Faktanya, beberapa orang paling kesepian tampak memiliki segalanya jadwal sosial yang padat, karier yang cemerlang, dan senyum yang tak pernah pudar.
Namun, di balik hal itu, sesuatu yang lebih tenang dan berat seringkali terjadi. Penelitian menunjukkan bahwa kesepian kronis dapat memicu bagian otak yang sama dengan rasa sakit fisik.
Dilansir dari Geediting, seiring waktu, kesepian mengubah biologi kita, meningkatkan kadar kortisol, melemahkan sistem kekebalan tubuh, dan bahkan menyusutkan area otak yang terkait dengan pembelajaran dan memori.
Namun, banyak orang masih menyembunyikannya. Mereka belajar menutupi kesepian mereka di balik kebiasaan-kebiasaan kecil yang tampak normal.
Berikut 8 perilaku halus yang sering kali menandakan seseorang sangat kesepian, meskipun mereka tidak pernah mengakuinya. Simak penjelasannya!
1. Menyibukkan Diri Agar Tak Ada Ruang
Orang yang kesepian seringkali membenci waktu yang kosong. Ketika mereka berhenti, kesunyian bergema terlalu keras sehingga mereka mengisi setiap celah dengan aktivitas.
Mereka mungkin menjadi sukarelawan di setiap kegiatan, menjawab ya untuk setiap undangan atau memenuhi kalender mereka dengan tugas-tugas yang tidak terlalu perlu dilakukan.
Para ahli saraf telah menemukan bahwa kesepian mengaktifkan sistem ancaman di otak mereka sendiri.
Oleh karena itu, distraksi menjadi semacam perlindungan diri, cara untuk meredam kebisingan emosional.
Jika Anda memperhatikan seseorang yang selalu sibuk tetapi jarang merasa puas, mungkin bukan ambisi yang mendorongnya. Mungkin ketakutan akan apa yang akan dirasakannya ketika keadaan menjadi sunyi.
2. Banyak Bicara Tapi Jarang Berbagi
Pernahkah kamu bertemu seseorang yang cerewet tanpa henti, tapi entah kenapa, kamu tidak pernah benar-benar mengenalnya?
Itulah ciri-ciri kesepian yang tersembunyi. Obrolan yang dangkal terasa aman, kerentanan tidak. Orang yang kesepian seringkali mahir menjaga obrolan tetap ringan dan menghibur, menghindari hal-hal yang terlalu pribadi.
Paradoksnya, mereka mendambakan koneksi tetapi takut ditolak. Jadi, mereka melayang di permukaan, berharap ada yang bisa melihat di baliknya.
Studi dari Universitas Chicago menunjukkan bahwa percakapan yang bermakna dan terbuka secara emosional melepaskan oksitosin hormon pengikat yang melawan kesepian.
Namun, untuk mendapatkan manfaat tersebut, kita harus membiarkan orang lain ikut terlibat.
3. Berselancar di Dunia Maya
Menggulir media sosial dapat menciptakan ilusi rasa memiliki yang kuat. Ada wajah, komentar, hati hingga ribuan perhatian kecil.
Namun, penelitian menunjukkan bahwa konsumsi media sosial secara pasif menggulir tanpa interaksi yang nyata justru meningkatkan kesepian.
Orang-orang yang sangat kesepian sering kali menggunakan ponsel mereka sebagai teman emosional, sebuah cara untuk merasa lebih terlindungi.
Namun, begitu mereka meletakkan ponsel, kekosongan itu kembali terasa lebih kuat daripada sebelumnya.
4. Ketergantungan dengan Diri Sendiri
Banyak orang yang sudah lama merasa kesepian akhirnya berhenti menghubungi siapa pun.
Mereka merasa tidak membutuhkan siapapun. Aku baik-baik saja. Aku bisa melakukannya. Aku lebih suka melakukannya sendiri.
Kedengarannya seperti kemandirian, tetapi sering kali menyembunyikan keyakinan yang lebih dalam. Lagipula, tidak akan ada seorang pun yang benar-benar ada untukku.
Kesepian kronis dapat melatih otak untuk mengantisipasi kekecewaan. Psikolog menyebutnya ketidakberdayaan yang dipelajari dalam hubungan ketika seseorang berhenti mencoba terhubung karena lebih aman untuk tidak berharap.
Tragisnya adalah bahwa kekuatan yang mereka banggakan justru menjadi penghalang yang menghalangi terjalinnya cinta dan persahabatan.
5. Membantu Orang Lain yang Tak Butuh
Ini adalah salah satu tanda kesepian yang paling menipu. Dari luar, orang tersebut tampak baik, murah hati, dan selalu ada untuk semua orang.
Namun, jika diperhatikan lebih dekat, mereka jarang bahkan mungkin tidak pernah membiarkan orang lain membalas kebaikan mereka.
Membantu menjadi perisai. Membantu memberi mereka tujuan dan koneksi tanpa perlu merasa rentan.
Seperti yang ditulis oleh Dr. Brené Brown, ketika kita tidak membiarkan diri kita dibantu, kita menyangkal orang lain akan kebahagiaan dalam terhubung.
Penolong yang kesepian seringkali berakhir dikelilingi oleh orang-orang yang memujanya, namun merasa jauh dari mereka, karena keintiman yang sesungguhnya membutuhkan pertukaran timbal balik.
6. Selalu Dikelilingi Nostalgia
Ketika koneksi masa kini terasa tipis, orang-orang yang kesepian sering kali menarik diri ke dalam kenangan.
Mereka membicarakan masa lalu yang indah, melihat kembali foto-foto lama, atau mengidealkan hubungan masa lalu.
Ada rasa nyaman dalam nostalgia, nostalgia mengaktifkan area otak yang sama dengan area koneksi sosial.
Namun, jika seseorang terlalu lama berada di sana, hal itu bisa menandakan bahwa ia telah berhenti percaya bahwa kebahagiaan baru itu mungkin.
Menengok ke belakang memang tidak salah. Namun, untuk berkembang di masa tua, terutama di masa pensiun, bergantung pada rasa ingin tahu. Ini adalah kemauan untuk membangun ikatan baru, bukan sekadar meratapi ikatan lama.
7. Merencanakan Pencapaian dan Kegembiraan
Anda mungkin berpikir kesepian akan membuat orang mendambakan perhatian, tetapi seringkali justru sebaliknya.
Seseorang yang merasa tak diperhatikan terlalu lama mungkin akan berhenti percaya bahwa kesuksesannya penting.
Mereka mengabaikan pujian, mengatakan hal-hal seperti, itu bukan apa-apa atau siapapun bisa melakukannya.
Secara psikologis, ini adalah bentuk penarikan diri secara emosional, upaya untuk mencegah penolakan dengan bertindak acuh tak acuh.
Ketika kita merasa terputus dari dunia nyata, sistem penghargaan di otak kita menjadi kurang responsif.
Bahkan pengalaman positif pun gagal memberikan pencerahan yang sama. Jadi jika seseorang tampak datar saja tentang kabar baiknya sendiri, itu mungkin bukan karena kerendahan hati itu mungkin karena kesendirian yang sunyi.
8. Tidak Ada Komitmen yang Jelas
Kamu mengajak seseorang keluar, mereka bilang iya. Lalu, tepat sebelum acara, mereka mengundurkan diri dengan alasan yang samar-samar.
Bukan karena mereka tidak ingin bertemu denganmu. Seringkali, mereka terjebak dalam lingkaran kecemasan sosial dan upaya perlindungan diri.
Orang yang kesepian bisa merasa putus asa mencari teman sekaligus takut. Mereka khawatir tidak akan cocok, tidak menarik atau bahkan merasa lebih kesepian di tengah keramaian.
Jadi mereka tinggal di rumah, berjanji pada diri sendiri bahwa mereka akan berkata ya lain kali, tetapi siklus itu berulang.
Tag: #perilaku #halus #yang #mengungkapkan #anda #sangat #kesepian #namun #dapat #menyembunyikannya #dengan #sangat #baik #menurut #psikologi