Tanpa Disadari, 8 Kebiasaan Sehari-hari Ini Membuat Otak Anda Cepat Lelah dan Sulit Berkonsentrasi
Ilustrasi orang yang lelah. (Freepik)
09:24
11 November 2025

Tanpa Disadari, 8 Kebiasaan Sehari-hari Ini Membuat Otak Anda Cepat Lelah dan Sulit Berkonsentrasi

JawaPos.Com - Setiap pagi dimulai dengan rutinitas yang tampak sama: membuka mata, menatap layar ponsel, meneguk kopi, lalu terburu-buru menghadapi hari. 

Namun di balik semua itu, tanpa disadari, otak kita mulai bekerja bahkan sebelum tubuh benar-benar siap. 

Ia menerima banjir informasi, menimbang keputusan, memproses emosi, hingga akhirnya merasa lelah jauh sebelum waktu makan siang tiba. 

Banyak orang mengira kelelahan mental disebabkan oleh pekerjaan berat atau tekanan hidup, padahal penyebab sebenarnya sering kali tersembunyi di kebiasaan kecil yang dilakukan setiap hari.

Hal-hal sederhana yang terlihat tak berbahaya, tapi perlahan menguras energi dan fokus kita.

Kelelahan otak tidak selalu ditandai dengan rasa kantuk. Kadang ia muncul dalam bentuk sulit berkonsentrasi, mudah lupa, cepat kesal, atau merasa kosong tanpa alasan. 

Pikiran seperti berlari tanpa henti, sementara daya pikir menurun pelan-pelan. Itulah tanda-tanda bahwa otak sedang kewalahan. 

Dilansir dari Geediting, inilah delapan kebiasaan yang sering menjadi penyebab utama otak sulit bekerja maksimal.

1. Langsung Mengecek Ponsel Begitu Bangun Tidur

Kebanyakan orang memulai hari dengan menggenggam ponsel. Membuka media sosial, membaca pesan, atau mengecek email seolah menjadi refleks otomatis. 

Tapi justru kebiasaan ini yang diam-diam membuat otak bekerja terlalu cepat sejak pagi.

Begitu mata melihat layar, otak langsung dibanjiri informasi, emosi, dan tekanan sosial. 

Ia belum sempat “pemanasan”, namun sudah dipaksa berpacu memproses berbagai hal. 

Akibatnya, kadar stres meningkat lebih awal dan kemampuan fokus menurun sepanjang hari. 

Waktu terbaik untuk menatap layar sebenarnya bukan di menit pertama setelah bangun, tapi setelah otak diberi waktu tenang setidaknya 30 menit untuk menyesuaikan diri dengan dunia nyata.

2. Melewatkan Sarapan atau Memilih Makanan yang Salah

Banyak yang menganggap sarapan tidak penting, padahal otak sangat bergantung pada energi dari makanan. 

Ketika Anda melewatkan sarapan, kadar gula darah menurun, membuat pikiran terasa lambat dan sulit berkonsentrasi.

Lebih parah lagi jika sarapan Anda didominasi oleh makanan tinggi gula seperti roti manis atau minuman kemasan. 

Gula memang memberi energi cepat, tapi juga membuatnya cepat turun, menyebabkan Anda mudah lelah dan sulit fokus beberapa jam kemudian. 

Kombinasi protein, serat, dan lemak sehat jauh lebih baik untuk menjaga kestabilan energi otak sepanjang hari.

3. Terlalu Sering Berpindah Antar-Tugas

Multitasking sering dianggap sebagai tanda produktivitas tinggi, padahal otak manusia tidak dirancang untuk fokus pada banyak hal sekaligus. 

Setiap kali Anda berpindah dari satu tugas ke tugas lain, misalnya mengetik sambil membalas pesan, otak harus “reboot” kecil untuk menyesuaikan diri.

Proses ini menguras energi mental jauh lebih besar daripada yang disadari. Akibatnya, otak cepat lelah, perhatian menurun, dan hasil pekerjaan menjadi tidak maksimal. 

Satu tugas yang dikerjakan dengan fokus penuh lebih efisien daripada tiga tugas yang dilakukan bersamaan tapi setengah hati.

4. Terlalu Banyak Notifikasi dan Gangguan Kecil

Bunyi notifikasi ponsel, pesan masuk, atau email baru adalah distraksi kecil yang terlihat sepele tapi berdampak besar. 

Setiap suara notifikasi memaksa otak untuk memutus konsentrasi dan memeriksa sumber gangguan tersebut.

Bahkan jika Anda tidak membuka pesan itu, hanya mendengar bunyinya saja sudah membuat otak kehilangan fokus sesaat. 

Ketika hal ini terjadi berulang kali, otak akan mengalami “fragmentasi perhatian”, yakni ketidakmampuan untuk mempertahankan fokus pada satu hal dalam waktu lama. 

Solusinya sederhana tapi efektif: matikan notifikasi yang tidak penting, dan buat waktu khusus untuk memeriksa pesan.

5. Terlalu Keras pada Diri Sendiri

Banyak orang mengira dorongan untuk terus produktif adalah hal baik. Tapi ketika Anda terlalu menekan diri sendiri untuk sempurna, otak menjadi tegang. 

Pikiran dipenuhi kekhawatiran, rasa bersalah, dan tekanan yang tidak perlu. Kelelahan mental sering bukan karena jumlah pekerjaan, tapi karena beban emosional yang menyertai setiap tugas. 

Saat otak terus-menerus menghadapi tekanan dari dalam diri, ia kehilangan kemampuan untuk berpikir jernih. 

Sedikit kelembutan pada diri sendiri bisa menjadi cara sederhana namun ampuh untuk menjaga kesehatan mental dan fokus.

6. Kurang Tidur dan Tidak Menjaga Pola Istirahat

Tidur bukan sekadar waktu untuk beristirahat, melainkan proses penting di mana otak memperbaiki diri. 

Saat Anda kurang tidur, kemampuan otak untuk memproses informasi, mengingat, dan mengambil keputusan menurun drastis.

Ironisnya, banyak orang justru mengorbankan tidur demi mengejar produktivitas, padahal efeknya justru sebaliknya. 

Tanpa istirahat cukup, otak tidak punya waktu untuk membersihkan “sampah mental” yang menumpuk sepanjang hari. 

Hasilnya, Anda bangun dengan kepala berat, sulit fokus, dan lebih mudah stres bahkan pada hal-hal kecil.

7. Terlalu Banyak Konsumsi Informasi Sekaligus

Zaman digital membuat kita terpapar ribuan informasi setiap jam, berita, opini, video, dan notifikasi tanpa henti. 

Otak manusia tidak dirancang untuk menerima data sebanyak itu secara terus-menerus.

Setiap kali Anda menggulir media sosial atau membaca berita tanpa henti, otak dipaksa untuk menyaring, menilai, dan menyimpan informasi baru. 

Proses ini menguras energi mental lebih cepat dari yang Anda sadari. Akibatnya, kemampuan untuk fokus pada hal penting menurun, dan pikiran terasa jenuh meski belum melakukan pekerjaan berat. 

Cobalah sesekali berpuasa digital, setidaknya satu jam tanpa layar setiap hari untuk memberi ruang pada otak agar bisa bernapas.

8. Terlalu Banyak Mengeluh atau Terjebak Pikiran Negatif

Setiap kali Anda mengeluh, otak sebenarnya mengulangi pola stres yang sama. Pikiran negatif menciptakan respons kimia di otak yang membuat tubuh tegang, emosi tidak stabil, dan daya konsentrasi menurun.

Kebiasaan ini bisa menjadi siklus tanpa akhir: semakin sering mengeluh, semakin sulit menemukan hal positif, dan semakin cepat otak merasa lelah. 

Mengubah fokus pada hal-hal kecil yang bisa disyukuri terbukti membantu otak berfungsi lebih efisien. 

Bukan berarti berpura-pura bahagia, tapi memberi otak alasan untuk tenang dan berhenti terus-menerus dalam mode “bertahan hidup”.

***

Editor: Novia Tri Astuti

Tag:  #tanpa #disadari #kebiasaan #sehari #hari #membuat #otak #anda #cepat #lelah #sulit #berkonsentrasi

KOMENTAR