Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?
Ilustrasi menulis jurnal.(FREEPIK)
10:35
3 November 2025

Journaling Digital Vs Tulis Tangan, Mana yang Lebih Menenangkan Pikiran?

- Di tengah rutinitas yang padat, banyak orang terutama anak muda yang menjadikan journaling sebagai cara untuk menenangkan pikiran dan meredakan emosi.

Aktivitas ini kini juga makin mudah dilakukan, tak hanya lewat buku catatan, tetapi juga lewat ponsel, tablet, bahkan laptop.

Bagi sebagian orang, journaling secara digital terasa lebih praktis, karena bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Namun, bagi sebagian lainnya, menulis langsung di atas kertas punya sensasi sendiri yang tak tergantikan.

Psikolog Klinis, Sarah Dian A, S.Psi., M.Psi., menjelaskan bahwa baik journaling digital maupun menulis secara langsung di atas kertas sama-sama bermanfaat, selama tujuannya untuk memahami diri dan mengeluarkan emosi yang tertahan.

Dua cara berbeda dengan tujuan yang sama

“Sebenarnya sama saja ya, karena tujuannya untuk mengurai perasaan dan meluapkan emosi juga,” katanya dalam kegiatan Journaling Class: Every Side Has Its Light yang menjadi bagian dari acara Light+ by Wardah - Skin Comfort First, Heavy on Results, di Jakarta Selatan, Jumat (31/10/2025).

Lebih dari itu, Sarah mengatakan jika menulis secara langsung dapat memberikan efek lain yang baik. Gerakan otot-otot di tangan saat menulis bisa membuat seseorang merasa lebih fokus dan rileks, sehingga membantu menenangkan diri saat sedang merasa lelah.

“Tapi kalau dengan menulis langsung gitu, kita merasa ada otot yang bergerak juga. Jadi, bisa lebih meredakan cemas, itu juga karena ada otot-otot yang bergerak di tangan,” jelasnya.

Namun, bagi mereka yang lebih terbiasa dengan perangkat digital, journaling lewat ponsel atau tablet juga bisa menjadi pilihan yang tepat. Menurut Sarah, yang terpenting adalah konsistensi dalam menulis, bukan medianya.

“Biasanya kalau mau mulai habit (kebiasaan) baru itu pasti ada rasa ‘aduh gimana ya, aduh mager.’ Jadi boleh dimulai dari misalnya seminggu sekali dulu, misalnya saat weekend yang waktunya luang,” ungkap Sarah.

"Nanti baru setelah itu kita bisa mulai berkala, misalnya tiga hari sekali, dua hari sekali,” sambungnya.

Tak ada aturan waktu, lakukan saat dibutuhkan

Sarah menuturkan, seiring berjalannya waktu, frekuensi journaling dapat meningkat sesuai kebutuhan seseorang. Adapun journaling tak memiliki aturan tertentu mengenai waktu pelaksanaannya, yang penting dilakukan saat seseorang merasa butuh ruang untuk menenangkan diri. 

“Jadi misalnya emosinya siang, nanti journaling-nya bisa malam, engga apa-apa. Engga ada waktu tertentu untuk journaling," ujarnya menambahkan.

“Yang penting journaling dilakukan ketika kita merasa butuh ruang untuk mengurai perasaan, bukan karena paksaan atau rutinitas yang kaku,” tambahnya.

Journaling sebagai ruang kreativitas dan ekspresi diri

Tak hanya sekadar menuangkan perasaan, journaling kini sering digunakan sebagai ruang untuk berkreasi.

Banyak orang yang menambahkan kutipan motivasi, foto, atau bahkan potongan majalah untuk mempercantik halaman jurnal mereka.

Kegiatan ini bukan hanya membantu menenangkan pikiran, tetapi juga menjadi bentuk ekspresi diri yang menyenangkan. Melalui warna, tulisan, dan dekorasi kecil, mereka bisa mencurahkan suasana hati yang sedang dirasakan.

Untuk membuat kegiatan journaling terasa lebih menyenangkan, Sarah menyarankan agar seseorang mencari hal-hal kecil yang bisa menambah semangatnya untuk menulis. Misalnya, dengan menggunakan alat tulis berwarna dan tema kecil sebagai panduan dalam mengungkapkan emosinya ke dalam tulisan.

“Coba cari hal yang menggugah, misalnya pensil berwarna, pena berwarna, atau stiker lucu-lucuan. Atau kita juga bisa bikin prompt-nya dulu,” sebut Sarah.

Tag:  #journaling #digital #tulis #tangan #mana #yang #lebih #menenangkan #pikiran

KOMENTAR