

Ilustrasi larangan di bulan Suro yang harus di patuhi dan tidak boleh dilanggar (Dok. iStockphoto)


Jangan Main-Main di Bulan Sura! Ini 8 Pantangan Leluhur yang Wajib Dijauhi
- Bulan Sura bukan bulan biasa dalam penanggalan Jawa. Ia dikenal sebagai masa keramat, saat batas antara dunia manusia dan alam gaib menjadi sangat tipis. Energi spiritual bertebaran, dan banyak orang tua dulu menyebutnya sebagai waktu di mana segala yang halus sedang bergerak.
Di bulan ini, masyarakat Jawa dianjurkan untuk menahan diri, menjaga sikap, dan tidak melakukan hal-hal yang dianggap bisa mengundang petaka. Bukan karena takut, tapi karena memahami bahwa Sura adalah bulan untuk mawas diri dan menyucikan batin. Sayangnya, tak sedikit yang mulai melupakan larangan-larangan penting di bulan Sura. Padahal, mengabaikannya bisa berdampak pada keselamatan, rezeki, bahkan ketenangan hidup. Menurut YouTube Ngaos Jawa, ada delapan larangan utama yang sebaiknya tidak dilanggar selama bulan Sura. Larangan-larangan ini bukan sekadar mitos, tapi bagian dari kearifan leluhur yang sudah teruji oleh zaman. 1. Larangan Menikah di Bulan Suro Pernikahan adalah perayaan suka cita, sementara bulan Suro adalah bulan kontemplasi dan duka spiritual. Dalam budaya Jawa, menikah di bulan ini dianggap mencederai kesakralan waktu, karena roh-roh leluhur sedang bertapa, dan energi halus sedang melimpah. Mereka yang nekat menikah di bulan Suro seringkali mengalami kehidupan rumah tangga yang tidak harmonis, rezeki seret, bahkan musibah mendadak. 2. Larangan Mengadakan Hajat atau Pesta Segala bentuk pesta atau keramaian, termasuk syukuran, ulang tahun, hingga pesta kecil pun sebaiknya dihindari. Bulan Suro adalah waktu hening, bukan waktu bersukaria. Gemerlap pesta bisa mengundang entitas gaib, dan suara gamelan yang dibunyikan bisa menjadi pemanggil dari alam lain. Akibatnya, bisa terjadi gangguan spiritual yang misterius dalam keluarga. 3. Larangan Pindah Rumah Pindah rumah berarti membuka lembaran baru, tapi bila dilakukan di bulan Suro, ini seperti mengundang makhluk halus untuk ikut masuk. Banyak kisah tentang rumah baru yang dihuni oleh sosok tak kasat mata, bahkan sebelum penghuninya menetap. Anak-anak sering menangis malam hari, terdengar suara langkah dari ruangan kosong, dan suasana rumah menjadi berat secara spiritual. 4. Larangan Bertengkar dan Melontarkan Sumpah Serapah Energi bulan Suro sangat peka. Kata-kata negatif, terutama sumpah serapah, bisa menjadi kenyataan karena daya spiritual yang tinggi. Bertengkar dalam bulan ini juga bisa mengundang makhluk halus untuk ikut campur, memperbesar konflik, dan bahkan merasuk ke dalam tubuh manusia. Menjaga emosi dan kata-kata adalah bentuk tirakat batin selama bulan Suro. 5. Larangan Menumpahkan Darah Tanpa Alasan Satu tetes darah di bulan Suro bisa menjadi persembahan tak sengaja bagi makhluk halus. Oleh karena itu, berburu, menyembelih hewan tanpa tujuan ritual, atau bahkan berkelahi sangat dilarang. Leluhur Jawa sangat menghormati darah sebagai simbol kehidupan yang sakral. 6. Larangan Menantang Tempat Wingit atau Angker Banyak anak muda mencoba uji nyali di tempat wingit seperti pohon beringin tua atau makam. Tapi di bulan Suro, hal itu bisa menjadi bumerang. Tempat angker sedang "hidup", dan makhluk di dalamnya sangat aktif. Mereka yang menantang bisa kerasukan, tersesat batin, atau bahkan tidak pulih seperti sediakala. 7. Larangan Tirakat Sendirian Tanpa Tuntunan Guru Tirakat seperti puasa mutih, pati geni, atau tapa bisu memang suci, tapi sangat berbahaya jika dilakukan sendiri tanpa pendampingan guru. Bulan Suro penuh energi gaib yang tidak bisa dihadapi sembarangan. Salah niat atau salah langkah bisa membuka gerbang alam gaib tanpa bisa menutupnya lagi. Banyak kasus orang mengalami gangguan jiwa atau kesurupan setelah tirakat sendiri di bulan ini. 8. Larangan Menghina Tradisi dan Leluhur Mencibir adat Jawa sebagai tahayul, menyebut keris sebagai besi karatan, atau menyebut bulan Suro sebagai warisan kuno tak berguna adalah bentuk penghinaan terhadap leluhur. Mereka yang menghina sering mengalami hidup tidak damai, rezeki bocor, dan batin kosong. Tradisi leluhur adalah pagar gaib negeri ini, dan bulan Suro adalah bulan penjaganya.
Editor: Candra Mega Sari
Tag: #jangan #main #main #bulan #sura #pantangan #leluhur #yang #wajib #dijauhi