Intelijen AS Konfirmasi Pelaku Peretasan Kampanye Trump
Mantan Presiden AS dan calon presiden dari Partai Republik untuk tahun 2024 Donald Trump menunjuk pada akhir hari kedua Konvensi Nasional Partai Republik untuk tahun 2024 di Fiserv Forum di Milwaukee, Wisconsin, 16 Juli 2024. 
14:00
20 Agustus 2024

Intelijen AS Konfirmasi Pelaku Peretasan Kampanye Trump

- Pejabat intelijen Amerika Serikat (AS) pada Senin (19/8/2024) mengonfirmasi pelaku di balik peretasan kampanye kepresidenan eks Presiden AS, Donald Trump adalah Iran.

Federal Bureau of Investigation (FBI) dan lembaga federal lainnya menyatakan Iran telah memilih untuk ikut campur dalam Pemilihan Umum (Pemilu) AS.

Dalam beberapa hari terakhir, FBI memberi pengarahan kepada mantan presiden mengenai temuan awal mereka setelah sejumlah organisasi berita melaporkan telah menerima dokumen yang diyakini berasal dari akun milik seorang pejabat senior kampanye Trump.

Penyelidikan tersebut menandai tanda paling jelas mengenai upaya Iran dan negara lain untuk mencoba memengaruhi pemilu 2024.

Menurut FBI, Iran memilih untuk ikut campur dalam Pemilu AS untuk memicu perselisihan dan merusak kepercayaan pada lembaga demokrasi AS.

“(Komunitas intelijen) yakin bahwa Iran telah melalui rekayasa sosial dan upaya-upaya lain berupaya mendapatkan akses kepada individu-individu yang memiliki akses langsung ke kampanye Presiden dari kedua partai politik,” kata FBI, Kantor Direktur Intelijen Nasional (ODNI) dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (CISA), dikutip dari CNN.

Tim kampanye Trump dilaporkan telah dikirimi email spear-phishing.

Email spear-phising merupakan sebuah pesan yang dirancang untuk terlihat dapat dipercaya agar target mengklik tautan berbahaya.

Selain itu, mereka mencurigai Iran juga menargetkan kampanye calon presiden dari Partai Demokrat, Kamala Harris.

Tim kampanye Harris mengatakan, mereka juga telah menjadi target serangan spear-phishing pada minggu lalu, meskipun tidak berhasil.

Diberitakan BBC, FBI mengatakan, taktik yang digunakan Iran bukanlah hal baru.

"Penting untuk dicatat bahwa pendekatan ini bukanlah hal baru. Iran dan Rusia telah menggunakan taktik ini tidak hanya di Amerika Serikat selama siklus pemilihan federal ini dan sebelumnya, tetapi juga di negara-negara lain di seluruh dunia," ucap FBI dalam sebuah pernyataan.

Badan intelijen Amerika menambahkan, mereka telah mengamati peningkatan aktivitas agresif Iran selama siklus pemilu ini.

Ada kekhawatiran yang berkembang tentang potensi peretas Iran.

Dalam operasi peretasan baru-baru ini, penyelidik meyakini tersangka peretas Iran pada bulan Juni telah membobol akun email pribadi sekutu lama Trump dan operator politik Roger Stone.

Kemudian, mereka menggunakan akun email tersebut untuk mencoba membobol akun seorang pejabat senior kampanye Trump sebagai bagian dari upaya terus-menerus untuk mengakses jaringan kampanye.

Selain peretasan tersebut, akun America Online (AOL) yang menggunakan nama samaran "Robert" telah membocorkan dokumen internal kampanye Trump ke media.

Salah satu dokumen tersebut adalah berkas penelitian tentang calon wakil presiden Trump, JD Vance.

Baru-baru ini, Microsoft mengatakan telah melihat "munculnya aktivitas pengaruh yang signifikan" oleh kelompok-kelompok yang terkait dengan Iran.

Oleh karena itu, FBI mempelajari catatan email yang disediakan oleh Microsoft, Google, dan AOL.

Beberapa pejabat AS tidak yakin bahwa kelompok yang didukung Islamic Revolutionary Guard Corps (IRGC) itu melakukan peretasan dan telah membocorkan dokumen tersebut.

Alasannya, karena kelompok tersebut tidak dikenal suka membocorkan.

Namun, para penyelidik yang mempelajari akun AOL telah berhasil menghubungkan infrastruktur digitalnya dengan kelompok peretas Iran yang sama.

Seseorang yang mengetahui pertukaran email antara "Robert" dan wartawan mengatakan, siapa pun yang berada di balik akun tersebut tidak fasih berbahasa Inggris dan menekan seorang wartawan untuk menerbitkan lebih banyak dokumen.

(mg/Putri Amalia Dwi Pitasari)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS).

Editor: Tiara Shelavie

Tag:  #intelijen #konfirmasi #pelaku #peretasan #kampanye #trump

KOMENTAR