Reputasi Israel Tak Tertembus Hancur: Bom Meledak di Tel Aviv, Drone Hizbullah Intip Rumah Netanyahu
Lokasi ledakan bom yang diduga dibawa seorang pria dari Nablus, Tepi Barat, di pinggir jalan Ibu Kota Israel, Tel Aviv, Minggu (18/8/2024). 
17:50
19 Agustus 2024

Reputasi Israel Tak Tertembus Hancur: Bom Meledak di Tel Aviv, Drone Hizbullah Intip Rumah Netanyahu

Dua insiden keamanan pada Minggu (18/8/2024) di wilayah pendudukan Israel dinilai merusak reputasi keamanan Israel yang digadang-gadang sebagai negara dengan sistem keamanan paling top di dunia.

Reputasi Israel soal ini sebelumnya dirusak oleh serangan kejutan Banjir Al-Aqsa oleh milisi perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober 2023 silam, serta serangan balasan langsung Iran pada April kemarin sebagai respons pemboman kedutaan negara tersebut di Suriah.

Kini, reputasi Israel makin cemar lantaran dua insiden yang terjadi di jantung Ibu Kota, Tel Aviv, dan kediaman Perdana Menteri Benjamin Netanyahu di wilayah utara pendudukan.

Insiden pertama berupa sebuah pesawat nirawak milik Hizbullah diduga menyusup ke Israel utara dan merekam rumah Netanyahu di Kaisarea, demikian dilaporkan harian Israel Hayom pada Minggu.

Netanyahu dan keluarganya biasanya menghabiskan akhir pekan di kediaman pribadi mereka di Kaisarea, yang terletak 37 km selatan Haifa di pantai Mediterania.

Menurut Israel Hayom, sebuah kapal rudal Angkatan Laut Israel yang ditempatkan di lepas pantai Kaisarea melaporkan pada hari Jumat bahwa sebuah pesawat nirawak yang diduga terbang di daerah tersebut.

Surat kabar tersebut berspekulasi bahwa pesawat nirawak tersebut diluncurkan oleh Hizbullah untuk merekam rumah Netanyahu.

Pesawat nirawak tersebut terdeteksi oleh radar kapal rudal tersebut, tetapi tidak terdeteksi oleh sistem kendali lainnya.

Meskipun telah ada peringatan, jet tempur yang dikirim ke daerah tersebut tidak dapat menemukan pesawat nirawak tersebut.

Ilustrasi drone penyerang. Pasukan Israel mengakui kalau milisi Hizbullah Lebanon mampu meluncurkan drone menembus wilayah pendudukan Israel di Galilea sejauh 40 kilometer tanpa bisa dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome. Ilustrasi drone penyerang. Pasukan Israel mengakui kalau milisi Hizbullah Lebanon mampu meluncurkan drone menembus wilayah pendudukan Israel di Galilea sejauh 40 kilometer tanpa bisa dicegat sistem pertahanan udara Iron Dome. (khaberni/HO)

Militer Israel menduga bahwa itu mungkin alarm palsu, mengingat bahwa sistem radar terkadang mengeluarkan peringatan palsu, bahkan untuk kawanan burung.

Namun, militer Israel belum sepenuhnya mengenyampingkan kemungkinan peluncuran pesawat nirawak kecil dari Lebanon.

Kantor Netanyahu, dalam menanggapi laporan tersebut, menyatakan kalau itu adalah "alarm palsu" dan mengklarifikasi bahwa Perdana Menteri tidak berada di rumahnya di Caesarea pada saat itu.

Hizbullah sebelumnya telah merilis rekaman yang diambil oleh pesawat nirawak Hodhod yang memperlihatkan pangkalan militer Israel dan infrastruktur penting di Israel utara.

Kekhawatiran telah berkembang akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di tengah saling serang lintas batas terutama setelah pembunuhan komandan Hizbullah Fuad Shukr pada 30 Juli di Beirut.

Eskalasi itu terjadi dengan latar belakang serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menewaskan hampir 40.100 orang sejak Oktober lalu, sejak serangan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.

Insiden kedua adalah ledakan keras yang mengguncang Ibu Kota negara pendudukan Israel, Minggu (18/8/2024).

Ledakan itu dilaporkan satu orang pemukim Yahudi Israel dan melukai sejumlah orang lainnya.

Meski begitu, Polisi Israel menyatakan, ledakan yang terjadi di Tel Aviv kemarin, Minggu, adalah upaya yang “gagal”.

Mereka menyatakan kalau terduga pelaku pengeboman adalah pria berusia lima puluh tahun, tewas ketika bom yang dia bawa meledak di dekat sebuah truk yang diparkir di pinggir jalan di Tel Aviv.

Dinas keamanan Israel menyatakan kalau terduga pelaku yang membawa bahan peledak berasal dari Tepi Barat.

Seorang perwira senior polisi Israel mengatakan, “Serangan bom dapat dicegah hingga 99 persen,”.

Dia menyatakan, ledakan secara ajaib terjadi bukan di dekat lokasi keramaian seperti tempat ibadah Yahudi, Sinagoga atau bahkan pusat perbelanjaan.

“Ajaibnya, ledakan tidak terjadi di sinagoga terdekat atau di pusat perbelanjaan terdekat, dan peristiwa ini bisa saja berakhir dengan tewasnya puluhan orang yang sedang beribadah (di Sinagoga),” kata perwira polisi Israel tersebut menurut situs web Wynet dikutip Khaberni, Senin (19/8/2024).

Di lain pihak, pernyataan perwira kepolisian ini mengindikasikan kalau pihak keamanan Israel kembali kebobolan karena tidak mampu mencegah potensi ancaman yang menyasar kota paling vital negara pendudukan tersebut.

Layanan Keamanan Shin Bet sedang menyelidiki pemboman yang terjadi di Tel Aviv, di mana sumber keamanan mengatakan, “Penyelidikan telah mengalami kemajuan yang signifikan semalam, dan perintah bungkam (pembatasan pemberian keterangan dna informasi) telah diberlakukan mengenai arah penyelidikan".

Namun Shin Bet memberi indikasi kalau kejadian ini masuk dalam kategori peristiwa keamanan luar biasa.

“Trennya adalah tidak biasa,” kata pernyataan Shin Bet mengenai identitas tersangka yang tewas dalam ledakan dan identitas orang yang mungkin mengirimnya.

Pihak keamanan Israel menyatakan masih melakukan penyidikan mendalam guna mengetahui identitas jelas pelaku dan kewarganegaraannya. 

pelaku pengeboman di Tel Aviv Lansiran keterangan Polisi Israel soal terduga pelaku pengeboman di Tel Aviv, Minggu (18/8/2024). Polisi Israel menyatakan, terduga pelaku datang dari Nablus, Tepi Barat.

Terduga Pelaku Berasal dari Nablus

Polisi pendudukan mengatakan, pada Senin (19/8/2024) pagi, kalau pemboman yang terjadi kemarin malam, Minggu, di Tel Aviv, adalah “operasi permusuhan (penyerangan).”

Pernyataan polisi Israel menambahkan, "(Terduga) pelaku tersebut tampaknya datang dari daerah Nablus di Tepi Barat."

Deterrence System Israel Rusak Parah

Terkait serangan Iran pada April silam, hal ini dinilai merupakan tanda kalau  kebijakan pertahanan utama Israel untuk pencegahan telah rusak parah oleh tindakan pemerintah Netanyahu, menurut pemimpin oposisi Israel, analis, dan mantan pejabat Israel.

“Pemerintah ini, perdana menteri ini, telah menjadi ancaman eksistensial bagi Israel. Mereka telah menghancurkan pencegahan Israel,” kata pemimpin oposisi, Yair Lapid, saat itu.

Kebijakan pencegahan Israel telah lama menjadi obsesi kalangan politik dan militer negara itu, dan dianggap sebagai pilar penting keamanannya.

Istilah tersebut merujuk pada kebijakan militer – termasuk pembalasan terhadap serangan sebelumnya dan mempertahankan kemampuan – dan penyebaran kekuatan lunak dan keras untuk meyakinkan musuh bahwa serangan tidak sepadan.

“Musuh kita melihat pemerintahan ini dan mereka mencium kelemahan,” kata Lapid, merujuk pada kutipan terkenal dari perdana menteri Israel, Benjamin Netanyahu.

Serangan Iran terhadap Israel – yang diblokir oleh pertahanan udara Israel, dibantu oleh AS, Inggris, dan sekutu lainnya – adalah yang pertama terhadap Israel oleh negara asing dalam lebih dari tiga dekade.

Tanda-tanda lain bahwa pencegahan telah melemah termasuk serangan Hamas pada 7 Oktober, konflik dengan Hizbullah di perbatasan utara Israel, dan upaya serangan pesawat tak berawak oleh Houthi Yaman.

Kekhawatiran di Israel belakangan makin tinggi seiring ancaman pembalasan Iran yang digaungkan 'pasti terjadi' atas pembunuhan pemimpin politik gerakan Hamas, Ismail Haniyeh.

(oln/anadolu/khbrn/*) 

Tag:  #reputasi #israel #tertembus #hancur #meledak #aviv #drone #hizbullah #intip #rumah #netanyahu

KOMENTAR