



Kepergok Bunuh 5 Pasukan Rusia, Tentara Korut yang Bertugas di Kursk Jadi Buronan
Menurut laporan Radio Free Asia, insiden pembunuhan ini terjadi di wilayah desa Bolshoye Soldatskoye, Kursk, Rusia.
Tepatnya saat 12.000 tentara Korut menjalankan tugas untuk membantu pasukan Rusia berperang melawan Ukraina.
Insiden ini pertama kali mencuat usai Channel Telegram militer Rusia "Spy Dossier" membagikan poster peringatan yang memuat tiga foto tentara Korut.
Dalam Poster pencarian menyebutkan bahwa ketiga tentara Korea Utara tersebut dianggap "bersenjata dan berbahaya", masyarakat juga diminta untuk melapor ke Departemen Dalam Negeri Regional Kursk jika melihat mereka.
“Tiga tentara DPRK (Korut) membunuh lima prajurit Brigade Marinir Terpisah ke-810, unit militer 13140, dari Sevastopol," demikian bunyi poster yang diterbitkan Spy Dossie.
Kendala Bahasa Jadi Pemicu
Tidak ada alasan resmi yang diberikan terkait motif pembunuhan yang dilakukan ketiga tentara Korut.
Namun, beberapa blogger militer Rusia menduga bahwa insiden ini disebabkan oleh "tembakan salah" akibat kendala bahasa yang signifikan antara tentara Rusia dan Korea Utara.
Terlebih sebelumnya telah terjadi kasus serupa, di mana pada Desember 2024 Badan Intelijen Pertahanan Ukraina (DIU) melaporkan bahwa kendala bahasa telah menyebabkan insiden baku tembak antara tentara Korut dan pasukan Moskow.
Kemudian dalam satu kasus, tentara Korea Utara dilaporkan menembaki kendaraan milik Batalyon Akhmat yang berisi pasukan Chechnya, hingga menewaskan delapan tentara.
"Karena masalah ini, tentara Korea Utara melepaskan tembakan ke arah kendaraan yang disebut batalyon Akhmat. Hasilnya adalah delapan orang Kadyrovite tewas," kata DIU.
Tentara Rusia yang ditangkap oleh Ukraina juga bersaksi bahwa mereka ditahan terpisah dari warga Korea Utara terutama karena kendala bahasa.
Mereka mengungkap bahwa pemerintah Rusia telah memisahkan tempat tentara Korea Utara dari pasukan Rusia untuk meminimalisir korban jiwa akibat dari kendala Bahasa.
Psikologis Tentara Korut Memprihatinkan
Rusia diketahui menjanjikan bayaran sebesar 2.000 dolar AS atau sekitar Rp 31 Juta per bulan bagi tentara Korea Utara (Korut) yang bersedia untuk ditugaskan ke Kursk garda depan konflik Rusia dan Ukraina.
Namun sejumlah laporan menunjukkan bahwa telah terjadi kesenjangan pengetahuan mengenai pasukan yang dikirim oleh Kim Jong Un untuk mendukung invasi Rusia.
Salah satu tentara Korut yang ditangkap Ukraina, mengklaim bahwa dia tidak tahu akan berperang, ia menambahkan bahwa komandannya telah mengatakan kepadanya bahwa itu "hanya pelatihan".
Ia mengatakan beberapa tentara Korea Utara diajari cara menggunakan senjata dan peralatan Rusia tetapi ia sendiri tidak menerima pelatihan semacam itu.
Menurut data Kepala Staf Gabungan (JCS) Korsel, mengungkap lebih dari 1.000 tentara Korut telah tewas atau terluka sejak mereka dikirim untuk bertempur bersama pasukan Rusia di Ukraina.
Hal ini menggarisbawahi betapa kurangnya pengalaman pasukan Pyongyang di medan perang untuk bertempur.
Ketakutan akan kematian lantas menjadi perasaan dominan yang dialami oleh para prajurit Korut. Hingga kondisi psikologis tentara Korea Utara di Rusia mengalami kemerosotan drastis
Meskipun telah menjalani pelatihan yang ketat, pengalaman mereka di lapangan tidak memenuhi harapan yang diinginkan.
Banyak prajurit yang tampaknya tidak mampu mengatasi tekanan psikologis yang semakin berat.
Untuk mengatasi masalah ini, pihak berwenang di Korea Utara diketahui sedang mempertimbangkan berbagai langkah darurat.
Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah "penguatan ideologis" serta "pendampingan intensifikasi di lapangan".
(Tribunnews.com / Namira)
Tag: #kepergok #bunuh #pasukan #rusia #tentara #korut #yang #bertugas #kursk #jadi #buronan