Inggris Intai Gaza dari Udara, Beralasan Ingin Temukan Lokasi Sandera Israel
Ia menegaskan pesawat-pesawat tersebut tidak bersenjata dan satu-satunya misi mereka adalah menentukan lokasi para tahanan.
"Kementerian Pertahanan (Inggris) mengirim penerbangan pengintaian tak bersenjata ke Jalur Gaza, untuk menentukan lokasi tahanan Israel yang ditahan oleh Hamas di Gaza," kata David Lammy dalam sebuah surat kepada Komite Urusan Luar Negeri di House of Commons (DPR Inggris), Selasa (14/1/2025).
David Lammy mengatakan Kementerian Pertahanan melakukan penerbangan pengawasan udara di Mediterania timur, termasuk wilayah udara Gaza.
"Kami bekerja, khususnya, untuk memastikan pembebasan yang aman dan segera terhadap Emily Damari asal Inggris dan tiga tahanan lainnya yang memiliki hubungan kuat dengan Inggris, yaitu Eli Sharabi, Oded Lifshitz dan Avenatan Or,” katanya, dikutip dari Arabi21.
Meski demikian, ia menekankan perjanjian gencatan senjata di Gaza adalah cara terbaik untuk memastikan pembebasan semua tahanan lainnya.
"Dalam beberapa minggu terakhir… saya telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa'ar dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, memastikan bahwa pembebasan Emily, dan pembebasan para sandera yang terkait dengan Inggris, menjadi prioritas utama mereka," katanya.
"Sangat menggembirakan melihat nama Emily ada dalam daftar 34 sandera yang Hamas baru-baru ini umumkan akan dibebaskan," lanjutnya.
Mengenai kepatuhan Israel terhadap hukum humaniter internasional selama perang di Gaza, David Lammy menyatakan tidak mungkin untuk melakukan penilaian saat ini.
“Tidak mungkin melakukan penilaian mengenai sejauh mana kepatuhan Israel terhadap prinsip proporsionalitas dan menghubungkan hal ini dengan lingkungan informasi yang kompleks dan kontroversial di Gaza, serta kesulitan mengakses informasi spesifik dan sensitif," lanjutnya.
Selain Amerika Serikat dan Jerman, Inggris merupakan salah satu negara pemasok senjata untuk Israel, terutama sejak dimulainya serangan Israel ke Jalur Gaza pada Oktober 2023.
Pada Juli 2024, Inggris meninjau ulang izin ekspor senjata ke Israel dan menangguhkan 30 dari 350 lisensi karena khawatir senjata tersebut digunakan untuk melanggar hukum kemanusiaan, termasuk membunuh warga Palestina.
Pada tahun 2022, Inggris memberi lisensi senilai 42 juta Euro dan sempat turun pada tahun 2023 menjadi 18 juta Euro.
Inggris memberikan 108 lisensi untuk barang-barang yang dikendalikan militer dan non-militer kepada Israel antara 7 Oktober 2023 dan 31 Mei 2024, menurut data yang dirilis Juni 2024, dikutip dari laman Perpustakaan DPR Inggris.
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 46.645 jiwa dan 110.012 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Selasa (14/1/2025) menurut Kementerian Kesehatan Gaza, dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.
Sebelumnya, Israel mulai menyerang Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak pendirian Israel di Palestina pada 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 sandera Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel
Tag: #inggris #intai #gaza #dari #udara #beralasan #ingin #temukan #lokasi #sandera #israel