Menteri Israel Ben-Gvir Ancam Keluar dari Koalisi Jika Netanyahu Setujui Gencatan Senjata di Gaza
“Langkah ini adalah satu-satunya kesempatan kita untuk mencegah pelaksanaan (kesepakatan) itu, dan mencegah Israel menyerah kepada Hamas, setelah lebih dari setahun perang berdarah, di mana lebih dari 400 tentara IDF (Pasukan Pertahanan Israel) gugur di Jalur Gaza, dan untuk memastikan
bahwa kematian mereka tidak sia-sia,” kata Ben-Gvir pada X, dikutip dari Al-Arabiya.
Ancaman yang diserukan Ben-Gvir pada hari Selasa (14/1/2025) ini juga mendesak Menteri Keuangan Bezalel Smotrich untuk mengikuti langkahnya.
“Kesepakatan yang sedang terbentuk adalah kesepakatan penyerahan diri bagi Hamas … Oleh karena itu, saya menyerukan kepada teman saya Bezalel Smotrich untuk bergabung dengan saya dan bekerja sama dalam menentang kesepakatan tersebut,” kata Ben-Gvir.
Ben-Gvir, yang merupakan pemimpin dari Partai Kekuatan Yahudi, menjelaskan bahwa partainya tidak memiliki kekuatan untuk mencegah kesepakatan tersebut, namun jika mereka bersatu dengan Smotrich, mereka dapat mempengaruhi keputusan pemerintah, dikutip dari Al Jazeera.
Ia mengusulkan untuk menemui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan menyampaikan bahwa jika kesepakatan tersebut disetujui, mereka akan mengundurkan diri dari pemerintahan.
Meskipun Ben-Gvir dan Smotrich beroposisi terhadap kesepakatan ini, ia menegaskan bahwa mereka tidak berniat untuk menggulingkan Netanyahu.
Namun, ia menilai bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk mencegah penerapan kesepakatan tersebut.
Seorang pejabat melaporkan bahwa para negosiator akan bertemu di Doha pada hari Selasa (14/1/2025) untuk membahas kesepakatan gencatan senjata di Gaza.
Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan tawanan yang ia dukung sudah "di ambang" membuahkan hasil.
"Para mediator memberikan Israel dan Hamas draf akhir kesepakatan pada hari Senin," kata seorang pejabat yang diberi pengarahan mengenai negosiasi tersebut, dikutip dari The New Arab.
Jika berhasil, kesepakatan gencatan senjata akan menjadi puncak perundingan mulai-dan-henti selama lebih dari setahun dan mengarah pada pembebasan tawanan Israel terbesar sejak awal konflik.
Media Israel mengklaim telah mengetahui rincian kesepakatan gencatan.
Menurut klaim mereka, gencatan senjata akan dibagi menjadi 3 tahap.
Pada tahap pertama , 33 tawanan Israel yang ditawan di Gaza akan dibebaskan.
Israel juga akan membebaskan 50 tawanan Palestina dengan imbalan setiap prajurit perempuan, dan 30 tawanan Palestina dengan imbalan warga sipil lainnya yang ditawan.
Tahap tersebut juga dilaporkan akan menjadi momen di mana Israel sepenuhnya menarik diri dari koridor Philadelphia.
Kemudian pada tahap kedua, akan dimulai 16 hari setelah gencatan senjata dan akan difokuskan pada negosiasi untuk membebaskan sisa pria dan tentara yang ditahan di Gaza.
Sementara pada tahap ketiga, kesepakatan akan membahas pengaturan jangka panjang, termasuk diskusi tentang pembentukan pemerintahan alternatif di Gaza dan rencana untuk membangunnya kembali.
Konflik Palestina vs Israel
Israel telah melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Mereka mengabaikan resolusi DK PBB yang menuntut gencatan senjata segera dan terus melancarkan serangan tanpa henti hingga saat ini.
Serangan Israel ini telah menewaskan lebih dari 46.500 warga Palestina.
Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.
Sejak saat itu, militer Israel telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza, mengusir hampir seluruh penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang dari rumah mereka.
(Tribunnews.com/Farrah)
Artikel Lain Terkait Ben-Gvir dan Konflik Palestina vs Israel
Tag: #menteri #israel #gvir #ancam #keluar #dari #koalisi #jika #netanyahu #setujui #gencatan #senjata #gaza