Sejumlah Tentara Israel Tolak Lanjutkan Perang di Gaza, Akui Diperintahkan Hancurkan Rumah-Rumah
Ia juga menolak untuk bertugas lagi.
Yotam Vilk mengatakan, mereka melihat atau melakukan hal-hal yang melanggar batas etika.
Meskipun gerakan tersebut kecil, sekitar 200 tentara Israel menandatangani surat yang menyatakan mereka akan berhenti bertempur jika pemerintah tidak mengamankan gencatan senjata.
Para tentara Israel mengatakan ini hanyalah puncak gunung es dan mereka ingin orang lain untuk maju.
Penolakan para tentara ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap Israel dan Hamas untuk mengakhiri pertempuran.
Tujuh tentara yang menolak untuk melanjutkan pertempuran di Gaza berbicara dengan AP, menjelaskan bagaimana warga Palestina dibunuh tanpa pandang bulu dan rumah-rumah dihancurkan.
Beberapa tentara Israel mengatakan, mereka diperintahkan untuk membakar atau menghancurkan rumah-rumah yang tidak menimbulkan ancaman.
Mereka juga melihat tentara menjarah dan merusak rumah-rumah.
Dilansir Arab News, setelah Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, Israel dengan cepat bersatu di belakang perang yang dilancarkan terhadap kelompok militan tersebut.
Perpecahan di sini telah tumbuh seiring berjalannya perang, tetapi sebagian besar kritik difokuskan pada meningkatnya jumlah tentara yang tewas dan kegagalan untuk membawa pulang sandera, bukan tindakan di Gaza.
Max Kresch, seorang penyelenggara, mengatakan tentara dapat menggunakan posisi mereka untuk menciptakan perubahan.
"Kita perlu menggunakan suara kita untuk berbicara dalam menghadapi ketidakadilan, meskipun itu tidak populer," katanya.
Namun, beberapa orang yang bertempur dan kehilangan rekan menyebut gerakan itu sebagai "tamparan di wajah".
Lebih dari 830 tentara Israel telah tewas dalam perang itu, menurut tentara.
"Mereka merusak kemampuan kita untuk membela diri," kata Gilad Segal, seorang penerjun payung berusia 42 tahun yang menghabiskan dua bulan di Gaza pada akhir tahun 2023.
Lalu, seorang mantan prajurit infanteri memberi tahu AP tentang perasaan bersalahnya.
Dia mengaku melihat sekitar 15 gedung terbakar selama tugas dua minggu pada akhir tahun 2023.
Ia mengatakan, jika dia bisa melakukannya lagi, dia tidak akan bertempur.
"Saya tidak menyalakan korek api, tetapi saya berjaga di luar rumah."
"Saya berpartisipasi dalam kejahatan perang," kata prajurit itu, yang berbicara dengan syarat anonim karena takut akan pembalasan.
"Saya sangat menyesal atas apa yang telah kami lakukan," imbuhnya.
Ilustrasi - Pasukan Israel (IDF) dari divisi infanteri melakukan agresi militer darat ke Jalur Gaza. (khaberni/tangkap layar)Pembicaraan Gencatan Senjata
Sementara itu, pembicaraan gencatan senjata sedang berlangsung.
Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, maupun Presiden terpilih, Donald Trump, telah menyerukan kesepakatan sebelum pelantikan pada 20 Januari 2025.
Israel dan Hamas tampaknya semakin dekat dengan kesepakatan gencatan senjata bertahap, kata sejumlah pejabat pada Senin (13/1/2025).
Namun, kesepakatan belum tercapai dan masih ada sejumlah kendala yang dapat menggagalkan perundingan di Qatar.
Diketahui, perang Israel melawan Hamas di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023, ketika militan menyerbu Israel selatan dan menewaskan sekitar 1.200 orang serta menculik sekitar 250 orang.
Sepertiga dari 100 sandera yang masih ditawan di Gaza diyakini telah tewas.
Perang Israel-Hamas telah menewaskan lebih dari 46.000 warga Palestina di Gaza, menurut otoritas kesehatan di sana.
Kementerian Kesehatan tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil, tetapi mengatakan wanita dan anak-anak merupakan lebih dari separuh korban tewas.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina Vs Israel
Tag: #sejumlah #tentara #israel #tolak #lanjutkan #perang #gaza #akui #diperintahkan #hancurkan #rumah #rumah