Kenaikan Pajak di Kenya Picu Amuk Massa Rakyat: Mirip Indonesia 98
Kenaikan Pajak Picu Amuk Massa, Gedung DPR-nya Kenya Dibakar [Twitter @african_stream]
10:24
28 Juni 2024

Kenaikan Pajak di Kenya Picu Amuk Massa Rakyat: Mirip Indonesia 98

Sejumlah orang tewas hingga gedung parlemen diambil alih pada Selasa 25 Juni 2024 waktu setempat selama protes rakyat menentang rencana pemerintah menaikkan pajak.

Pada awal unjuk rasa rakyat menolak kenaikan pajak, tercatat lima orang tewas. Terbaru, setidaknya 20 orang menjadi korban jiwa pasca aksi demo yang terus meluas.

Aksi ini terjadi di salah satu negara Afrika, Kenya. Presiden Kenya, William Ruto awalnya membuat kebijakan reformasi keuangan yang membebankan pajak untuk rakyatnya.

Rencana pemerintah Ruto menaikkan pajak ini direspon dengan aksi unjuk rasa. Massa yang protes tolak kenaikan pajak mulai turun ke jalan ibu kota Nairobi.

Baca Juga: Kenya Rusuh! Warga Satu Negara Demo Protes Pajak Roti Naik

Dilansir dari Le Monde, massa rakyat yang turun ke jalan memprotes rencana kenaikan pajak direspon pemerintah dengan pengerahan pasukan militer.

Aksi protes rakyat ini berubah jadi chaos. Gedung DPR-nya Kenya berhasil diduduki massa pendemo. Aksi massa menduduki gedung parlemen menurut salah satu saksi mata disebabkan aksi kekerasan pihak kepolisian.

Menurut salah satu pengunjuk rasa, Hiribae Wanyoike, awalnya demo berjalan tenang. Menurutnya, massa sedari awal tidak ingin menduduki gedung parlemen.

"Tetapi orang-orang menjadi marah karena kekerasan polisi," ucap Hiribae yang juga seorang seniman ini.

"Di satu titik saya melihat polisi tembakkan gas air mata ke kami. Saya melihat darah, mayat-mayat di jalan dan orang-orang mulai berlari menuju gedung parlemen," sambungnya.

Baca Juga: Pembebasan 100 Persen PBB-P2 untuk NJOP Sampai dengan Rp 2 Miliar

Selain gedung parlemen yang diduduki massa pendemo, demo di Nairobi menjalar ke kota-kota lain di Kenya. Saluran nasional Kenya, Citizen TV melaporkan aksi penjarahan terjadi kota Nyeri, utara Nairobi.

Selain itu di kota Eldoret, barat laut Kenya, massa rakyat beringas dan melempari gedung pemerintahan dengan batu. Untuk informasi, Eldoret merupakan salah satu daerah tempat tinggal Presiden Ruto.

RUU Keuangan Jadi Penyebab

William Ruto dua tahun lalu terpilih sebagai presiden terpilih Kenya. Pemerintahan Ruto mengeluarkan rancangan undang-undang anggaran baru untuk 2024/2025.

Rancangan anggaran ini yang menjadi awal mula terjadinya kerusuhan dan aksi protes di Kenya. RUU itu menyebutkan sejumlah kenaikan pajak, mulai dari PPN 16 persen untuk roti, lalu kenaikan pajak 2,5 persen untuk kendaraan pribadi.

Pasca terpilih pada 2022 lalu, presiden Ruto menyebut bahwa tingkat inflasi di negara itu sangat tinggi dan jatuhnya mata uang Kenya, Shilling.

Pihak pemerintah membela diri dengan mengatakan bahwa kenaikan pajak untuk menghindari negara gagal bayar utang.

Rencana kenaikan pajak ini diprotes keras oleh warga Kenya yang sepertiganya hidup di bawah garis kemiskinan. Rakyat Kenya makin marah karena gaya hidup pejabat yang meewah, sementara mereka dibebankan pajak dan diminta untuk hidup hemat.

Faktanya pejabat pemerintah Ruto hidup bergelimang harta. Terbaru, pada akhir Mei, Presiden Ruto menyewa jet pribadi yang perjalanan ke Washington. Aksi Ruto ini menimbulkan kecaman publik Kenya.

Menariknya, aksi demo dipelopori oleh kaum muda alias kaum Z di Kenya. Para gen Z Kenya ini memanfaatkan media sosial untuk kampanye melawan pemerintah.

Gerakan Occupy Parliament mulai gencar dikampanyekan kaum muda Kenya di sosial media. Kampanye ini muncul pada pertengahan Juni dan mendorong dua aksi demo awal.

"Saya pikir orang-orang di sini telah sampai titik kesabaran pada pemerintah, utamanya kaum muda," ujar peneliti Nanjala Nyabola.

"Kita telah mengalami perubahan besar di generasi muda. Anak-anak muda saling membahas tentang isi RUU Keuangan ini dan membuat mereka saling memobilisasi untuk menentang," jelasnya.

Dikatakan Nyabola, gerakan secara sistematis memang dipelopori Gen Z. Ia menyebut bahwa 60 persen penduduk di Kenya berusia di bawah 35 tahun.

Editor: Galih Prasetyo

Tag:  #kenaikan #pajak #kenya #picu #amuk #massa #rakyat #mirip #indonesia

KOMENTAR