Profil Asma Al-Assad, Istri Bashar al-Assad yang Pernah Dijuluki Sekuntum Mawar di Padang Pasir
Dikenal dengan paras cantiknya dan gayanya yang elegan, Asma pernah dijuluki sebagai "Sekuntum Mawar di Padang Pasir" oleh majalah Vogue.
Namun, setelah kekerasan yang terjadi di Suriah dan dukungannya terhadap suaminya dalam mempertahankan kekuasaan, citranya pun berubah drastis.
Ia kini disebut dengan julukan "Lady Macbeth" atau "Ibu Negara Neraka."
Simak profil Asma Al-Assad berikut ini:
Profil dan Sosok
Asma Al-Assad lahir pada 11 Oktober 1975 di London, Inggris, dari pasangan Fawaz Al Akhras, seorang ahli jantung, dan Sahar Otri, seorang diplomat, CNBC melaporkan.
Keluarganya berasal dari Suriah, tetapi Asma tumbuh besar di Inggris, yang memberinya kewarganegaraan Inggris.
Ia mengenyam pendidikan di berbagai sekolah ternama di Inggris, termasuk Queen's College.
Asma kemudian melanjutkan studinya di King's College London dengan gelar di bidang ilmu komputer dan sastra Prancis.
Setelah lulus, Asma bekerja di dunia keuangan, pertama di Deutsche Bank dan kemudian di JP Morgan.
Di sinilah ia bertemu Bashar al-Assad pada akhir 1990-an, yang saat itu memulai kariernya sebagai dokter mata di Inggris.
Beberapa bulan setelah mereka bertemu, Bashar menggantikan ayahnya, Hafez al-Assad, sebagai Presiden Suriah.
lihat foto Bashar al-Assad bersama istrinya, Asmaa.Ibu Negara Suriah
Pada Desember 2000, Asma menikah dengan Bashar al-Assad dan segera menjadi Ibu Negara Suriah.
Ia dijuluki sebagai simbol modernitas dan harapan baru bagi Suriah pada awal masa jabatannya.
Asma dipuji karena kecerdasannya, gaya berpakaian yang elegan, dan upayanya untuk mempromosikan reformasi sosial dan pendidikan di negara tersebut.
Ia bahkan sempat menjamu selebritas Hollywood seperti Brad Pitt dan Angelina Jolie dalam sebuah resepsi mewah di luar negeri.
Majalah Vogue menulis profil Asma pada tahun 2011, menggambarkannya sebagai "Mawar di Padang Pasir".
Julukan itu, pada waktu itu, mencerminkan citranya yang memadukan modernitas Barat dengan tradisi Timur Tengah.
Namun, citra positif tersebut berubah seiring dengan pecahnya perang saudara di Suriah pada tahun yang sama.
lihat foto Presiden Suriah Bashar Assad dan istrinya Asma Assad terlihat saat berkunjung ke Institut Hubungan Luar Negeri Negara Moskow pada 25 Januari 2005.Kontroversi dan Peran dalam Perang Saudara
Ketika protes besar-besaran meletus di Suriah pada 2011, menuntut perubahan rezim, Asma tetap diam dan jarang berbicara di depan publik.
Ketika akhirnya mengirim email kepada The Times, Asma hanya menyatakan bahwa dirinya mendukung suaminya sebagai presiden yang sah.
Ketidakpeduliannya terhadap penderitaan rakyat Suriah membuatnya mendapat kecaman luas.
Sebagai Ibu Negara, ia mempertahankan gaya hidup mewah di tengah krisis kemanusiaan yang melanda negara tersebut.
Asma diduga terlibat dalam memperkaya diri sendiri melalui Syria Trust for Development, badan amal yang didirikannya.
Akibatnya, ia menjadi sasaran sanksi internasional.
Pada tahun 2020, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Asma, orang tuanya, dan saudara-saudara lelakinya, dengan tuduhan bahwa Asma adalah salah satu "pemburu keuntungan perang" di Suriah.
Kehilangan Kewarganegaraan Inggris
lihat foto Asma Al AssadPada Mei 2024, Presiden Bashar al-Assad mengumumkan bahwa Asma menderita leukemia, yang merupakan penyakit kedua setelah sebelumnya ia sembuh dari kanker payudara pada 2019.
Namun, meskipun menghadapi penyakit serius, citranya tetap tercoreng karena dukungannya terhadap kebijakan brutal suaminya.
Selain itu, Asma kini menghadapi kehilangan status kewarganegaraan Inggris.
Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengonfirmasi bahwa Asma tidak lagi diterima di negara tersebut.
Asetnya di Inggris juga telah dibekukan sejak 2012, mengikuti sanksi Eropa yang diterapkan terhadap keluarga Assad.
Lady Macbeth
Ketika perang saudara Suriah berlanjut dan Bashar al-Assad semakin terpojok, citra Asma yang dulunya penuh pujian kini berubah menjadi bahan cibiran.
Media Inggris menggambarkan Asma dengan julukan "Lady Macbeth".
Julukan ini merujuk pada karakter dalam drama William Shakespeare yang ambisius dan kejam, serta rela mendukung tindakan brutal demi mempertahankan kekuasaan.
Julukan tersebut mencerminkan peran Asma sebagai sosok yang terus mendukung suaminya meskipun kekejaman yang dilakukan pemerintahannya menyebabkan kematian lebih dari setengah juta orang dan membuat jutaan warga Suriah mengungsi.
Asma bahkan pernah bercanda dalam sebuah email bocor pada 2012, menyebut dirinya sebagai "diktator yang sebenarnya".
Kelakar itu dipandang semakin menegaskan perannya dalam mempertahankan rezim yang penuh kekerasan.
Biodata Asma Al-Assad
Nama Lengkap: Asma Al-Assad (née Al-Akhras)
Tanggal Lahir: 11 Oktober 1975
Tempat Lahir: Acton, London Barat, Inggris
Usia: 49 tahun
Kewarganegaraan: Inggris (lahir di Inggris, orang tua berasal dari Suriah)
Agama: Islam (Sunni)
Nama Ayah: Fawaz Al-Akhras (Ahli jantung)
Nama Ibu: Sahar Otri (Diplomat)
Status Perkawinan: Menikah dengan Bashar al-Assad (Presiden Suriah)
Anak-anak: 3 anak (Hafez, Zein, Karim)
Pendidikan: Sekolah: Queen's College London, Inggris
Perguruan Tinggi: King's College London, Inggris
Gelar: Ilmu Komputer dan Sastra Prancis
Karier: Profesi: Mantan Ibu Negara Suriah, Bankir Investasi
Pekerjaan Sebelumnya:Deutsche Bank, JP Morgan
Peran Sosial: Pendiri Syria Trust for Development (sebuah badan amal)
Prestasi dan Julukan: Dijuluki "Sekuntum Mawar di Padang Pasir" oleh Vogue pada 2011
Disebut sebagai "Lady Macbeth" dan "Ibu Negara Neraka" oleh media internasional seiring dengan dukungannya terhadap kebijakan keras suaminya.
Kontroversi: Dikenal karena dukungannya terhadap suaminya, Bashar al-Assad, dalam menanggapi protes anti-rezim pada 2011 yang menyebabkan perang saudara.
Terkena sanksi internasional pada 2020 karena keterlibatannya dalam kekejaman yang dilakukan oleh rezim Assad.
Kesehatan: Pada 2019, sembuh dari kanker payudara.
Pada Mei 2024, diumumkan bahwa Asma menderita leukemia.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)
Tag: #profil #asma #assad #istri #bashar #assad #yang #pernah #dijuluki #sekuntum #mawar #padang #pasir